Selasa, 06 Februari 2018

TJ Review NHW #2 Ibu Profesional Kebangaan Keluarga

Pertanyaan 1
Desy Indrawati
Setelah membaca review NHW, semakin jelas bagaimana harus menulis checlist indikator itu. Perlu ada beberapa revisi untuk memperjelas checklistnya, bolehkah checklist ini diperbaiki dan terus diupdate sesuai kebutuhan dalam perjalanan nanti?

Jawaban
Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Boleh di revisi teh, Mangga sesuai kesanggupan, bila ada yang mau di turunkan standarnya silahkan ☺✅

Pertanyaan 2
Ghina Nurbaeti
Teteh minta tips agar kta ingat dan menanamkn bhwa trget adalah hutang yg hrus lunasi 😁ska leha2 aku apalagi g ada yg ngawasin 🀦‍♀

Jawaban

Sri Rejeki : Target dan mimpinya ditulis di kertas terus tempel ditembok, kertasnya dihias biar menarik

Faeyza : sepertinya balik lagi ke komitmen kita pribadi teh

Amalia Dewi : Targetnya ditulis dan dipajang di tempat yg gampang dilihat teh

Dewi Nita Purnama Sari (Nita) : supaya walk the talk, ga cuman tertulis tp juga dilaksanakan sesuai tahapan waktunya. Sebisa mungkin ditempel di tempat yg menyolok, supaya terlihat terus, biar baper karena terlihat terus 😁 dan sangat perlu meminta anggota keluarga untuk mengingatkan kita ☺✅ Nempelnya ga harus di ruang tamu yang terlihat tamu teh 😁, Bisa di tempel di ruang kerja, lemari atau tembok kamar kita, meja yang sering kita gunakan, cermin saat dendong alias dandan πŸ‘ŒπŸ»πŸ˜‰

Feris Zachra : kalo sy dibikin tabel gitu, trus ada tanggal2nya, nah di akhir hari ceklis kegiatan yg terlaksana, silang yg gg dikerjain... kertasny di prin, tempel di tembok yg sering dilewatin... mudah2n komitmen istiqomah sampe beres.. hehehehhe

Pertanyaan 3
Kurniati Sekarsari DL
Sekar sangat menyadari kurang maksimalnya pengerjaan NHW 2 kemarin. Karena ngerasa banyak ngekhayal yang kurang spesifik gitu teh. Apalagi dioption Istri dan Ibu. Apa nanti di kelas selanjutnya ada pengarahan bikin checklist indikator yang lebih spesifik goalsnya? Kalo boleh pengen dishare dong disini checklist indikatornya teh Nita😁

Jawaban
Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Karena teteh belum menikah, ga apa teh menghayal juga yang penting yang cheklis individunya bisa terlaksana 😘 Nah, untuk kelas selanjutnya maksudnya bunsay ya teh ? Nanti bunsay yang sudah menikah dan pra menikah di pisah kok teh

Pertanyaan 4
Dita Nur Hanifah
Kalo belum menikah, mending ambil kelas bunsay dulu atau bun yg lain ya teeh?

Jawaban

Nina Yarana Slimiati: Kmrn teh nita kasih tau.. Klo yg sblm nikah bunsay d tahap akhir 😊

Dewi Nita Purnama Sari (Nita) : Setelah Matrik lanjut ke Bunsay teh

Kurniati Sekarsari DL: Kalau ga salah denger untuk peserta yang belum menikah kelas bunsaynya ada 2 WAG, apa begitu teh Nita? +Bunsay Pra Nikah?

Dewi Nita Purnama Sari (Nita) : Betul. Sekarang kita fokuskan LULUS matrik dan tetap KONSISTEN menjalankan yang teh πŸ˜˜πŸ‘ŒπŸ»

Pertanyaan 5
Kurniati Sekarsari DL
Dulu pas teh Nita pertama kali bikin checklist indikator, ada nggak list yang ternyata tidak tercapai atau pencapaiannya kurang maksimal?
Kalau ada kan pasti ada sebabnya ya teh, mungkin antara kitanya kurang maksimal atau targetnya terlalu tinggi.
Tapi kadang-kadang pas evaluasian suka bingung sendiri 'faktor gagal'nya karena yang mana.
Kalau cara teh Nita menghadapi situasi seperti ini gimana? Apa yang akan dilakukan?

Jawaban
Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Biasanya kurang maksimal krn anak sakit maka harus say ulang atau skip, atau bisa jadi krn standar perfeksionis, maka turunkan standar dan tingkatkan *konsistensi
1.Merubah kebiasaan itu yang menjadi poinnya adalah dilakukan secara terus menerus dulu. Beberapa mengatakan 21 hari, 30 hari, 90 hari maka disesuaikan dengan seberapa signifikan dan beratnya kebiasaan yang mau kita rubah. Jika gagal di hari kedua betul konsekuensinya harus diulang lagi. Memberi konsekuensi ke diri sendiri kalo gagal sah sah saja…kalo itu memang efektif untuk kita lakukan dan membuat kita berubah ke kebiasaan baru kita yang lebih baik
2. Kuadran prioritas PENTING DAN URGENT/SEGERA harus difokuskan, kuncinya: kalo kegiatan itu tidak kita lakukan maka efek buruk/kerugiannya akan segera kita rasakan dalam waktu dekat. coba kita pilah mana diantara kegiatan kita yang seperti itu. Contoh: kalo saya gak masak anak saya kelaparan. Maka masak adalah kuadran 1 saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar