Rabu, 21 Februari 2018

TJ Sesi #5 Belajar Bagaimana Caranya Belajar

Pertanyaan 1 :
Dari Noer Fauziah Rahman (Uchie)
Bagaimana kalau yang kita hadapi adalah anak-anak yang sudah berumur di atas 17 tahun dan orangtua sudah terlanjur tidak terlalu dekat dengan anak tersebut, jadi kalau untuk menjadi teman ngobrol itu agak susah, karena anaknya sendiri yang menjauh. Apa seharusnya yang dilakukan?

Jawaban
Dari Fahrian Nur Mahbubah
In my humble opinion, tidak ada kata terlambat kok teh, kalau sang anak menjauh....kita yang mendekat dengan pelan pelan..mulai belajar lagi untuk mendengarkan setahap demi setahap....karena menurut saya ketika kita mau mendengar maka insyaalloh kita akan di dengar.

Dari Nina Yarana Silmiati
Saya coba menanggapi ya teh, saya rasa untuk anak usia remaja yang orang tua lakukan adalah mencoba jadi temennya dulu. Gimana kalau terlanjur sudah jauh hubungannya dengan anak? Ya orang tua terus dan terus mencoba agar bisa masuk dan memposisikan sebagai temannya, bisa dimulai cari topik yang lagi hits diantara teman2nya.

Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Hai teh uchie, coba dengan ini teh, biasanya saya mendekati keponakan atau anak remaja
Peduli
Remaja merasa dicintai dan dihargai, ketika orang tua mereka ingat bagaimana mereka suka kopi, film favorit, lagu favorit mereka dll yang mereka sukai. Orang tua belajar memahami apa yang remaja sukai.
Terus berusaha berbicara (Bangun terus Komunikasi Produktif)
Teruslah mencoba untuk berkomunikasi, memeluk, membuat catatan atau sekedar mengingatkan tentang sekolah. Terus berusaha untuk membangun hubungan dengan mereka. Memang tidak mudah. Ini adalah langkah sulit untuk mengambil hati anak remaja. hanya perlu percaya diri, tenang, dan terus mencoba supaya dapat meningkatkan kedekatan antara orang tua dan anak remajanya.
Family Project
Coba dengan membuat project bersama saat weekend, misal buat yang dia suka, sekedar liburan juga bersepeda atau jogging bersama. Silahkan dicoba ya teh ☺❤

**tambahan
Prinsipnya : orang tua jadilah teman bicara, teman diskusi yang asyik. Tidak lagi sok kasih wejangan, sok menggurui, benar-benar jadi teman. (I know, you know, let's discuss kalau dia sudah terbuka bisa ditingkatkan dengan prinsip you know better, let me hear)

Pertanyaan 2
Dari Nida Muthi Athifah
[maaf mau nanya sekalian curhat teh]
Sebenarnya sejauh ini masih ada yang mengganjal buat saya, tapi bingung apa. Entah karena belum benar2 menemukan apa passion atau peran yg dapat sy lakukan ya..
Materi 5 berulang kali saya baca, masih belum menemukan Aha! Poinnya. Berhubung anak masih kecil, materi ini jadi sy refleksikan ke diri sendiri aja.
Dari quote membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan, jadi muncul pertanyaan..Jadi apakah untuk benar2 menemukan passion dan peran kita berawal dari hal apa yang kita sukai? Terus kalau ada beberapa hal yang kita sukai, bagaimana cara untuk menemukan mana yang paling tepat? Apakah harus mencoba semuanya dulu lalu menemukan yang tepat? Kalau iya, sampai mana batasan pada akhirnya kita memilih itulah yang paling tepat?

Jawaban
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Pada usia 7-10 tahun anak2 biasanya sudah mulai terlihat minat dan bakatnya, dengan mencoba berbagai kegiatan dan kita observasi mana yang membuatnya berbinar-binar. Bila teteh belum bisa menemukan sampai sekarang, ga apa teh dicoba semua kegiatan, Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini? Coba terus tanyakan pada diri ☺❤
Bisa dicoba tabelnya, tapi ini juga nanti ada di NHW berikutnya. Jadi, Nanti akan semakin mengerucut. bit.ly/Pandu45 (bisa juga baca pandu45 kalau tidak salah saya pernah share ya sebelumnya ☺)

Dari Nina Yarana Silmiati
Terus dicoba dicoba teh, kemaren saya ngena banget yang kata teh nita "apa yang membuat mata kita berbinar2 mempelajari ilmu?" Nah, sekarang setiap ada kegiatan atau aktivitas saya selalu inget pertanyaan itu. Dan saya menemukan "Aha" saya memang suka banget sama ilmu satu ini.

Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita) (lanjutan)
Bila sesuatu itu sudah ke menghasilkan (earn) berarti kekuatan (minat,bakat). Ini maksud saya Lengkap ya, enjoy, easy, excelent, earn.

Dari Nina Yarana Silmiati (lanjutan)
Teh nida, bisa dicoba dari minat2 yang teteh punya, mana yang membuat teteh paling bikin penasaran buat belajar lebih lanjut minat itu lagi, lagi dan lagi

Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita) (lanjutan)
Aha ! Iyes bikin nagih terus, lagi,lagi,lagi
Semakin cepat diadakan tour de talent semakin cepat tergali passion anak. Bekal observasi kita untuk anak-anak

Tanggapan penanya (Nida Muthi Athifah)
Iyaa nanti dipahami lagi, soalnya sejauh ini dari minat yang ada belum menghasilkan. Mungkin karena sy kurang action. Terimakasih jawabannya ke teh nita

Pertanyaan 3
Dari Kurniati Sekarsari Dwei Lesmana
Bagaimana cara membedakan minat diri dan passion? Apakah hal yang kita sukai pasti menjadi passion kita? Ciri-ciri passion yang sesungguhnya itu seperti apa sih?

Jawaban
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Sependek pemahaman saya, Minat : Ketertarikan kita pada 1 atau lebih bidang, Bakat : potensi yang perlu diasah menjadi skill. Passion : minat tinggi & komitmen terhadap satu/lebih bidang yang dilakukan terus menerus (bukti). Pertanyaan lanjutan dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita) Menurut teteh passion bisa berubahkah?

Jawaban
Dari Restu Ayu Ekatama
Kalo menurut saya bisa teh, karena bidang yang di minati seseorang bisa lebih dari satu.😁 begitu kah?

Dari Nina Yarana Silmiati
kalau hal tersebut sudah jadi passion akan sulit teh berubahnya, karena pasti balik lagi ke hal itu dan seterusnya. Kayak orang lagi jatuh cinta, udah satu teh ya satu 😆

Dari Liiza Diani Manzil Kinantii
Bisa kayaknya mah teh

Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Yup, Bisa. Oleh karena itu kayakan pengalaman anak kemudian percayakan dengan berbagai projects saat usia 10 - 13 tahun. Usia segini apabila dipercaya untuk membuat projects akan lebih menguatkan salah satu passion anak.

Pertanyaan 4
Dari Nina Yarana Silmiati
Cara mengetahui passion anak jika anak masih balita gimana teh? Karena kadang2, berubah2 kesukaanya.

Jawaban
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Mengembangkan struktur berfikir menurut saya membangun track berfikir agar Anak terbiasa kritis & tanggap terhadap sesuatu yang dia tangkap dari indranya. Contoh dengan metode pake jari2: 5W1H. Sehingga anak tak mudah menelan mêntah2 info yang dia dapatkan.
Rentang 0-8 terbagi masa pra Latih 0-6th & pra Aqil Baligh 7-10. 0-6th Org Tua sebagai Fasilitator, 7-10 org Tua sebagai Mentor, Guide, Coach. Prosèsnya berbeda sesuai dengan aspek Fitrah-fitrah yang dibangkitkan & dirawat tentunya. Ada di Framework (FBE & Pandu 45)
Anak Balita masa absorbent mind, otaknya menyerap seperti spons. Dia akan mudah menyerap apa saja yang dia tangkap dari panca indera nya. Stimulasi dengan permainan/ Games, perhatikan yang membuat dia tertarik bahkan antusias untuk tanya-tanya, bisa jadi dia hanya menyukai 1 hal yang bikin dia berbinar sementara kita kurang perhatikan.

**tambahan :
Semakin cepat diadakan tour de talent semakin cepat tergali passion anak. Bekal observasi kita untuk anak-anak. Karena memang anak masih balita masih tour de talent jadi masih berubah2. Berikan banyak pengalaman dengan ragam aktivitas dan Family Project

Tidak ada komentar:

Posting Komentar