Rabu, 28 Februari 2018

TJ Sesi #6 Ibu Manager Keluarga

Pertanyaan 1
Dari Engelya
Bagai mana agar kita bisa fokus dalam suatu kerjaan tanpa mengabaikan pekerjaan lain.dan dapat bekerja tepat waktu?

Jawaban
Dari Nita
pentingnya membuat kandang waktu, agar kita lebih mudah untuk mengelolanya tidak saklek-saklek banget. Selama kita tahu prioritas kita ada dimana.

mulai dari mengkategorikan aktivitas penting dan tidak penting. Kemudian memperbanyak aktivitas di kuadran 2, mensiasati semua aktivitas di kuadran lainnya.

Menurut urutan pertanyaan di NHW 6,perlu mengenali, memilah dan mengkategorikan aktivitas di rumah. Prinsipnya adalah 3 hal berikut :
Put First Things First
One Bite at A Time
Delegating
πŸ˜‰✅

Tanggapan
Dari Penanya
Rasa malas jangan masuk katagori yahπŸ˜†πŸ˜† Kadang suka males dan menunda pekerjaan dan terbengkalai

Tanggapan
Dari Nita
Lawan wegah, ojo kalah karo wegah. Lawan malas, jngan kalah sama malas

Tanggapan
Dari Ghina
πŸ“stju teh. Poinnya tentang time management n skala prioritas.

Pertanyaan 2
Dari Nida
1. Bagaimana membangun komitmen dan konsistensi dalam menjalankan skala prioritas pekerjaan domestik. Jujur saya kadang karena merasa seharian di rumah aja, jadi kadang rada nyantai ngerjain kerjaan rumahnya, trus jadi lama tuntasnya. Tapi kalau sy ada rencana mau keluar rumah, bisa jadi cepet beres πŸ˜‚
2. Terkait one bite at a time, sebagai perempuan kan kita sering melakukan multi-tasking, walau katanya sebenarnya hal itu akan lebih melelahkan dibandingkan mengerjakan satu2. Jadi bagaimana baiknya teh?
3. Ada ibu yang memiliki potensi untuk berkontribusi pada masyarakat, tapi ada urusan domestik yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Bagaimana menilai diri sendiri kalau sudah saatnya kita (mampu) berkontribusi untuk masyarakat?
4. Kalau dari IIP atau bu Septi, kira2 bagaimana pandangan ketika kita akan melanjutkan pendidikan atau beraktivitas diranah publik, dan jadinya harus "mengorbankan" anak untuk ditinggal atau dijaga orang lain? #maafcurcol πŸ˜‚

Jawaban
Dari Nita
1. Kuncinya Disiplin, kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time
2. menjadi ibu itu tidak harus bisa melakukan segalanya. Maka NHW #6 ini membantu kita untuk paham mana yg harus kita kerjakan sendiri dan mana yg bisa kita delegasikan
Delegasi
Kategori aktivitas yg didelegasikan adalah “tidak penting – mendesak”
Maka langkah-langkah sbb :
a. Buat list aktivitas kita yg masuk ranah ini.
Contoh : buat saya setrika itu “tidak penting menambah jam terbang saya, tapi mendesak, kl nggak diselesaikan akan jadi tumpukan masalah”
Maka saya putuskan unt didelegasikan

Peran seorang ibu itu sangaat banyak, mengurus finansial, guru, koki, perawat dsb. Pilih salah satu dari peran tsb, lalu tingkatkan levelnya secara bertahap mulai dari sekarang

3 & 4. Menjadi ibu yang bekerja di ranah publik sekaligus domestik merupakan anugerah multitasking seorang perempuan. Dan tidak dipungkiri bahwa peran ganda yang diemban tidak ringan. Namun kembalikan pada diri sendiri untuk mensikapinya.

Manakala seorang ibu bekerja diranah publik dan punya tanggungjawab besar di rumah lakukan beberapa tips agar tidak merasa gagal menjadi manajer handal di rumah.

🌿 Tanamkan kesadaran bahwa selain bekerja ibu adalah madrsah pertama bagi anak, maka secara otomatis hati menjadi tenang dan tidak berfikir yang justru menurunkan produktivitas diri.

🌿 Bangun support system yang solid
Suami → juga memiliki tanggungjawab sama untuk mendidik anak
Orangtua → meminta bantuan orangtua
Guru → jadikan guru sebagai mitra dalam mendidik anak
Tetangga → bersama membangun lingkungan kondusif dan ramah anak
Pengasuh → delegasikan hal yang bisa dilakukan orang lain..dengan tetap kontrol ada pada ibu.

Karena menjadi manager bukan berarti melakukan semuanya sendiri

🌿 Efektifkan waktu yang ada dengan aktivitas bersama keluarga. Jangan membawa urusan pekerjaan ke rumah.

🌿 Quality Time
Manfaatkan waktu yang tersedia dengan kegiatan produktif dan berkualitas sekaligus menyenangkan

🌿 Jadi ibu yang menyenangkan
Jadilah ibu yang menyenangkan, fokus pada anak saat bersamanya, lakukan kegiatan yang membahagiakan seperti bermain, memberi hadiah, mendongeng. Sehingga itulah yang akan diingat dalam memori anak.


Sumber informasi
https://www.kompasiana.com/syasya/sukses-menjalani-peran-ganda-ibu-bekerja_55004116a3331118705103d3

Indikatornya bahwa keluarga bangga juga bahagia dengan memiliki bunda 🌷

. kuncinya ada pada kandang waktu dan delegasi yang kita manage.

Setelah selesai dengan permasalahan kita sendiri inside out (keluarga) urusan domestik, baru keluar melihat isu sosial yg ada di sekitar kita.

KELUARGA tetap no 1, ketika bunda aktif di masyarakat dan suami protes, maka itu peringatan lampu kuning untuk aktivitas kita, berarti ada yang tidak seimbang. Apabila anak yang sudah protes, maka itu warning keras, LAMPU MERAH. Artinya anda harus menata ulang tujuan utama kita aktif di masyarakat. (Coming soon,,,, penjelasan lengkap di NHW9 okeh) πŸ˜‰

Pertanyaan 3
Dari Husnul
Selama 11th menikah
Sy sampai detik ini belum bisa memenej uang dgn baik
Jadi saya hanya meminta uang untuk kepentingan sy diawal bulan dan untuk belanja saya minta harian.
(Dan selama 2 th ini sy punya online shop jg hanya untuk kesenangan sendiri sebagian ditabung)

Sebaiknya/ seharusnya peran saya ttg keuangan dirumah tangga bagaimana ?
Haruskah mempertahankan posisi nyaman spt ini?
Ato wajib belajar agar bisa ambil alih keuangan keluarga?
Mhon pencerahannya


Jawaban
Dari Nita
apakah teteh merasa nyaman dengan kondisi sekarang? apakah suami dan anak-anak juga nyaman? dan apakah kita puas dengan kondisi saat ini? kalau semua jawabannya IYA, artinya tidak perlu dikembalikan. Tetapi kalau hati kecil kitamengatakan TIDAK, maka mulailah berubah setahap demi setahap.☺✅

Tanggapan
Dari Dita
Kuncinya pada ridha suami dan anak ya teh

Dari Nita
Betul teh karena indikator profesionalisme ibu adalah Menjadi kebanggan keluarga

**** Sesi Pertanyaan Selesai ****

Tanggapan Jawaban Pertanyaan 2 Poin 2 (Delegasi)
Dari Komala
Teh berarti untuk menjadi ibu profesional itu tidak harus bisa segala hal, tapi harus bisa memanage hal apa yg bisa di delegasikan dan yg harus dikerjakan sendiri, begitu bukan teh ?

Jawaban
Dari Nita
Betul, teh. Yang terpenting keluarga ga protes
Seperti saya, saya kalau ga sempat masak ya kalau ga beli ya suami yang masak, yang penting anak kenyang makan dan kenyang waktu bersama emaknya 😁

Tanggapan Penanya
Iya teh itu tentang masak memasak. Kondisinya anak.masih balita jadi blm bisa leluasa... kadang suka darimana aja apa aja yg penting pagi hari anak kenyang. Mau bermainpun jd tenang. πŸ˜…πŸ™ˆ

*****

Tanggapan Jawaban Pertanyaan 2 Poin 3&4 (Support System)
Dari Resti
Membangun support sistem agaknya masih sulit bagi saya, terlebih kondisi suami yg ldm dan keinginan ortu yang agak memanjakan cucu pertamanya.. apa ini bisa dianggap sebagai sinyal lampu kuning juga kah teh? Atau saya yang baper karena ninggal" anak?

Jawaban
Dari Nita
support system memunculkan keputusan yg paling tepat sesuai karakteristik keluarga kita.
Latih-percayakan-kerjakan-tingkatkan-latih lagi-percayakan lagi-tingkatkan lagi dst sampai mencapai standar yang kita mau ✅πŸ˜‰

*****

Kuis Pertanyaan
Dari Nita
https://youtu.be/6_N_uvq41Pg
Apa pendapat teman-teman tentang video ini?

Jawaban
Dari Dita
Intinya, jika kita prioritaskan hal2 penting/utama, maka kita akan bs melakukan hal utama dan hal2 kecil.
Tp klo kita fokus pd hal kecil2 dulu, waktu kita akan habis dan ga sempat melakukan hal2 penting
Cmiiw 😊

Dari Ghina
Aku jga g fhm bh.inggrs hnya dri tyangan yg d crna mungkn mksdnya kta hrus memlh bgian mana yg mesti d dahulukan.
Jdi ketika kita slah dlm mengmbl kptsan mka akan brdampak pda hal yg lain dan ktka kita mengmbl kptsn yg tpat smuanya akan baik2 saja.

*****

Pertanyaan
Dari Arsy
1. Seandainya kondisi ga memungkinkan untuk mendelegasikan pekerjaan domestik apakah akhirnya menurunkan standar diperbolehkan?
2. Terkait poin mendelegasikan pendidikan anak ke pihak lain kalo bisa menjadi pilihan terakhir saya setuju sekali. Mau sharing dong teh meyakinkan pihak keluarga terutama suami untuk menjalankan HE/HS. Maksudnya pendidikan formal saat ini masih dinilai yang paling 'safety' untuk dijalankan sehingga kultur di keluarga saya maupun suami jadi mengerucut kesana.

Jawaban
Dari Nita
Poin 1
menurunkan standar untuk meningkatkan diperbolehkan teh.
Poin 2
Untuk yang HS pengalaman teman pun begitu bnyak rintangan, setelah di jalani dan ortunya melihat hasil hs tsbt malah mendukung ☺

*****

Pertanyaan
Dari Restu
Maafkan ini lgi galau dan btuh pencerahan hehe...
Sya d hdpkan sma 2 pilihan, ikut suami lagi dn jauh sma keluarga, atau jauh sma suami tpi dkt sma keluarga, masalahnya ini yang ke 3 kalinya saya bulak balik ngikut suami, dan sebetulnya jwbnnya sudh ada yaitu ikut suami, tapi saya msih bimbang sma dri saya sndri, tkutnya nnti minta pulang kampung lagi, mungkin tetehs bisa membantu meyakinkan sya atau semacam wejangan dan sebagainya biar sya makin yakin gitu sama dri sya sendiri,,,😁😁😁

Jawaban
Dari Nita
Berani keluar dari zona nyaman teh 😁

Dari Indika
Saya dulu gt teh bulak balik trs balikpapan-bandung hehee tapi betul kata teh nita kita harus keluar dari zona nyaman, strugle must go on hehe skrg udh ada teknologi canggih jd bisa vcall sm keluarga teh...semangat teh

Dari Husnul
Sy 4 th lalu jg ngalami dilematis spt itu th..
Tapi kemudian sy nekat aja.
Walopun ortu nangis2. Ga boleh pergi. Tapi sy tekankan pd diri saya.
Stlh menikah suami adalah yang utama

Dari Arsy
Teh restu semangat. Kalo semua kondisi memungkinkan ikut (misal tidak sedang terikat kontrak kerja dll) dan kondisinya udah ada anak lebih baik ikut suami teh. Kerasa banget bedanya pas ldm uda ada anak dan belum. Heuheu. Semangat ya teh 😘😘😘

Penutup Diskusi
Dari Nita
Pas seminar A Home Team, pak Dodik menceritakan kisah seorang ibu buruh tani. Janda.
Kehidupan perekonomian murni usaha beliau sendiri.
Kerja brgkat gelap, pulang gelap.

Dan mempunyai 7 anak yg semuanya lulus cumlaud dari 3 universitas terbaik di Indonesia..

Ketika ditanya, tipsnya adalah :

NGOBROL SEPULANG KERJA, JANGAN SAMPAI LEWAT... sepulang dari kerja, ibu tsb membersihkan diri..
Kemudian menyempatkan ngobrol dgn ketujuh anaknya, MESKIPUN ANAKNYA SUDAH TIDUR..

Menceritakan kejadian hari ini,
Menanyakan kabar mereka seharian..
Kemudian menyelipkan doa doa untuk mereka..
Meski kadang tak terjawab karena anak udah merem..

Karena hal tsb, membuat bonding anak dan ibu tetap rekat..
Poin pentingnya yg saya tangkap adalah INTERAKSI.

Dgn adanya teknologi yg semakin mendekatkan, tdk ada alasan lagi "sulit berkomunikasi"..
❤ Saat berjauhan, aktifkan gawai untuk bangun kedekatan.
❤ Saat berdekatan, matikan gawai (TV dan HP) lalu ikuti mantra dasar IIP.

Mantra dasar IIP untuk membangun interaksi??
✔ banyakin main bareng
✔ banyakin aktivitas bareng
✔ banyakin ngobrol bareng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar