Rabu, 28 Maret 2018

TJ Review NHW #9 Ibu Sebagai Agen Perubahan

Pertanyaan 1
Dari : Arsy Fauziah
Bagaimana kalo ternyata isu sosial yang ada di masyarakat itu tidak sesuai atau tidak bisa diakomodir oleh ketertarikan minat dan hobi kita? Haruskah tetap memaksakan ide kita? atau bisa mengambil peran lain dalam sebuah kolaborasi mis seperti connector, salesman?

Jawaban :
Rena Herdiani H
izin menanggapi teh, kalau saya mencari isu sosial yg sesuai passion.
kan kita sudah memulai social venturenya awalnya dari keluarga. ketika kita menerapkannya keluar diusahakan sesuai dengan project kita yg sudah kita bangun di dalam lingkup keluarga. kalau misal berbeda saya memilih berkolaborasi tapi baiknya masih ada benang merahnya.... hihi keukeuh
* duuh saya nulis apa si, random gini * maaf teh kalau ga nyambung. tolong disambungkan

Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Kita luruskan ya teh
Jadi gini teh, isu sosial itu maksudnya kenapa teteh menciptakan sesuatu itu karena apa ? Jadi,jangan terpacu isu sosial di sekitar kita, tapi menciptakan sesuatu yang sepassion teteh. Nah, teteh sekarang kan punya project,latar belakang project itu tercipta karena apa ? Begitu teh

Arsy Fauziah
Sip sip gitu ya teh, entah kenapa yang ada di pikiran saya itu project tsb harus punya nilai manfaat buat sekitar sehingga antara passion dan isu sosial harus ada korelasi gitu teh hehe. Jadi kondisinya saya teh kemungkinan akan pindah domisili teteh, pas ngerjain nhw ini jadi mikir2 berbagai kemungkinan termasuk kalo project saya ini gabisa terealisasi hehe

Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Realisasikan di tmpt baru teh

Arsy Fauziah
Nah itu dia, jadi kepikiran kalo2 rancangan ini ga sesuai sama kebutuhan disana hehe. Tp jadi noted kata2 teh nita, sepertinyaa memang harus menciptakan sesuatu yg sepassion dulu ya teh, kesempatannya ngikutin. Mungkin nanti jadi ke-idean lebih cemerlang

Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Menjalani yang sesuai passion itu akan lebih nyaman dan tak akan bosan

Pertanyaan 2
Dari : Rena Herdiani H
teh, dalam project ini kan sebisa mungkin kita melibarkan anggota keluarga. nah bagaimana caranya supaya suami kita mau terlibat dan merasa ikut bertanggung jawab di project yg sudah saya buat ini teh… apa kita juga harus tahu passion suami kita ya teh? dan kalau ternyata berbeda bagaimana?

Jawaban
Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Bangun bounding dulu, mulai dari project kecil yang kita dan suami suka. Betul, harus tau dulu passion suami. Saya juga sama teh passion saya dan suami beda. Saya lebih ke Art dan Craft suami lebih ke masak, menurut teteh apa yang bisa menyatu ?

Rena Herdiani H
mmm... suami yg masak, tth yg bagian garnishnya.... finishing touch betul tak?

Arsy Fauziah
Food decoration teh, yg dibentuk lucu2 heheh

Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Aha ! Bisa jadi
Nah, setelah itu bisa di kembangkan jadi project yang lebih besar. Jadi, jelas maksud saya ?
Bahwa Allah menciptakan manusia ini dengan keunikannya masing-masing *Very Limited Edition*. Walaupun Beda pasti ada benang merahnya Tugas Kita ?
Terus jadi observer yang baik agar bisa terwujud Visi Misi bersama

Rena Herdiani H
iiih seruuu yaa teh... romantis. yuup siap membangun bounding dengan suami....

Pertanyaan 2
Dari : Sri Rejeki
Setelah projek nya jalan dan serentetan ide bermunculan yang harus di eksekusi secepatnya (pendapat saya). Dari pekan ceria bersama komunitas dongeng, sanlat di bulan ramadhan, dan ide lainnya. Saat ini saya merasa Luar biasa sekali bukan hanya suami yang mendukung tapi segenap lapisan masyarakat sangat mendukung
Yang jadi pertanyaan nya?? Boleh ga sih melaksanakan ide itu??kalau ditanya benang merah nya sangat nyambung sekali Dan anak-anak pun terlibat di dalamnya
Apa ga Maruk ya kelihatannya??

Jawaban
Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Betul teh bila momentnya tepat lebih baik ikat dengan eksekusi. perubahan itu artinya setahap demi setahap secara berkesinambungan. Nah ketika masa inkubasinya matang, lingkungannya kondusif, perubahan-perubahan yang sudah kita lakukan ini akan maka akan menjadi perubahan besar tepat di tipping poinnya. Bahwa virus itu kecil, apabila mendapatkan lingkungan yang kondusif dan masa inkubasinya tepat, maka dengan action kecil saja bisa menjadi wabah besar yang menyebar luas. Itulah analognya. Sehingga kuncinya tidak boleh berhenti dan tidak boleh menggegas, semua ada waktunya masing-masing. Malah lebih bagus teh Sri, bila tak merasa itu jadi beban dan bisa semua terlaksana, Lanjutkan, apalagi semua keluarg terlibat. Yang tidak boleh itu project nya jadi tidak fokus dan tidak terlaksana.

Hijrah itu syaratnya adalah TAAT TOTALITAS, tidak ada hijrah yang sukses dengan setengah-setengah ~Dewi Nita Purnama Sari ~

Minggu, 25 Maret 2018

NHW #9 Ibu Sebagai Agen Perubahan

NICE HOMEWORK #9

*BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN*

Bunda, kalau sudah menemukan passion (ketertarikan minat ) ada di ranah mana, mulailah lihat isu sosial di sekitar anda, maka belajar untuk membuat solusi terbaik di keluarga dan masyarakat.

Rumus yang kita pakai :
PASSION + EMPHATY = SOCIAL VENTURE

Social venture adalah suatu usaha yang didirikan oleh seorang social enterpreneur baik secara individu maupun organisasi yang bertujuan untuk memberikan solusi sistemik untuk mencapai tujuan sosial yang berkelanjutan.

Sedangkan social enterpreneur adalah orang yg menyelesaikan isu sosial di sekitarnya menggunakan kemampuan enterpreneur.

Sehingga bunda bisa membuat perubahan di masyarakat diawali dari rasa emphaty, membuat sebuah usaha yang berkelanjutan diawali dengan menemukan passion dan menjadi orang yang merdeka menentukan nasib hidupnya sendiri.

Hal ini akan membuat kita bisa menyelesaikan permasalahan sosial di sekitar kita dengan kemampuan enterpreneur yang kita miliki. Sehingga untuk melakukan perubahan tidak perlu menunggu dana dari luar, tapi cukup tekad kuat dari dalam.

Mulailah dari yg sederhana, lihat diri kita, apa permasalahan yg kita hadapi selama ini, apabila kita bisa menyelesaikan permasalahan kita, dan membagikan sebuah solusi, bisa jadi ini menjawab permasalahan yg dihadapi oleh orang lain. Karena mungkin banyak di luar sana yg memiliki permasalahan yg sama dengan kita.

Setelah selesai dengan permasalahan kita sendiri, baru keluar melihat isu sosial yg ada di sekitar kita.
Bagaimana caranya? Isilah bagan-bagan di bawah ini:

Selamat menjadi agen perubahan

Karena
_Everyone is a Changemaker_
(Setiap orang adalah agen perubahan)

Sampai jumpa di perkuliahan Ibu Profesional selanjutnya untuk bisa lebih memahami secara detil matrikulasi IIP ini.

Salam Ibu Profesional
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dan ini dia NHW nya aku :

Kamis, 22 Maret 2018

TJ NHW #9 Ibu Sebagai Agen Perubahan

Pertanyaan 1
Dari : Nida Muthi Athifah
Menurut teteh, sebenarnya apakah semua orang dapat ber-entreupreneur? Memang kan sunnahnya kita berwirausaha, tapi gimana kalau kita merasa tidak bisa berwirausaha?

Jawaban
Siti Fania Mahardika
Izin menanggapi, kalau menurut fania sih. Pasti ada satu sisi keahlian yang kita bisa teh Nida. Mungkin kita belum tau apa itu. Fania dlu juga begitu bingung mau usaha apa. Ternyata sebenarnya fania bisa cuman males aja kali hehe. Dan alhamdulillah suami sangat mendukung dengan apa yang sekarang dikerjakan. Coba mencoba gitu awalnyaa

Sri Rejeki
Pada dasarnya setiap orang punya jiwa entrepreneur, buktinya kalau kepepet jiwa usaha nya bakal keluar. Dari ngejualnya dagangan teman sampai jual yang ada dirumah sampai sendok pun dijualin. Yaaaa minimal kalau kepepet usaha buat cari pinjaman. Di dalam entrepreneur kan ada acara ngelobi juga ada nego juga,

Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Iya betul, semua orang sebetulnya punya jiwa entrepreneur tinggal kadarnya (terasah atau tidak) yang berbeda tergantung pola asuh dan lingkungan.

Pertanyaan 2
Rena Herdiani Hodijah
jadi setiap orang itu punya ya teh, cuma mungkin sebagian besar dari kita belum tau bagaimana cara memunculkannya. kalau teh fan dengan coba coba dan akhirnya menemukan jiwa tersebut... kalau teh kiki "buktinya ketika kepepet bisa ko" mungkin ini yg dinamakan the power of kepepet hehehe . ditambah juga menurut teh nita tergantung pola asuh dan lingkungan. pola asuh dan lingkungan seperti apa teh yg bisa memunculka jiwa entrepreneur ?

Jawaban
Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Sejak kecil ikut orangtuanya berdagang misalnya Oh iya entrepener disini mksdnya yg berdagang. Nah, kondisi ini pun bisa jadi stimulus juga. Lalu, sedangkan entrerprener yang di maksud di NHW ini yaitu sosial entreprener

Sri Rejeki
Betul sekali teh Nita. Bapak saya termasuk orang yang pelit (menurut saya waktu itu) karena keperluan saya lumayan banyak dan kalau diluar budgetnya bapak jadi ga akan keluar itu anggaran, karna butuh makanya saya suka banget bersihin gudang bapak buat ngumpulin koran bekas dan botol bekas trus dijualin deh. Atau ngambil barang tetangga buat dijualin lagi,. Anggaran bapakku buat anak SMA sangat minim waktu itu. Tapi sekarang terasa banget manfaatnya. Atau ibuku yang ngajarin ngerajut,nyulam dan craft lainnya trus aku dan adikku jualin. Allhamdulilah ilmu ini sangat bermanfaat sampai sekarang semua usaha jualan sudah dilakukan dan "the power of kepepet" sangat mujarab hingga usaha lebih keras lagi.

Pertanyaan 3
Siti Fania Mahardika
Jadi nhw sekarang usaha yang membuat sekitar ikut terjun gitu teh? Bermanfaat buat sekitar

Jawaban
Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Kita di ajak berempaty pada isu sosial

Pertanyaan 4
Sri Rejeki
Kalau menjadi ketua KWT (kelompok Wanita Tani) di daerahku dan mendirikan sekolah ibu apakah termasuk sosial entrepreneur juga??

Jawaban
Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Betul

Pertanyaan 5
Siti Fania Mahardika
Kalau misalkan isu sosialnya mengajak untuk irt supaya lebih produktif tidak ngantor gitu teh bagaimana?

Jawaban
Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Betul teh bisa jadi dari passion kita, bisa jadi manfaat untuk org sekitar, contohnya: saya melihat isu sosial di sekitar rumah yg belum ada pengajian atau kajian parenting, akhirnya dengan passion saya di edukator dan craft memadukan belajar mengaji yang asyik dengan craft dan bebikinan akhirnya jadilah GEMAR (Gerakan Mari Mengaji) dan setiap bulannya ada kajian parenting atau pengajian untuk para orang tua. Wah, agak berat ini *sensitif
Tapi tidak ada yang tak mungkin. (Hihi iyaa teh, ini pun sedikit demi sedikit saya dan suami mengajak irt sekitar untuk wirausaha teh. Dan alhamdulillah sebagian ada yang mau bergabung bekerja pada kami )

Pertanyaan 6
Rena Herdiani H
ijin teh nita, ada 1 poin lagi yg belum terjawab. bagaimana jika kita merasa tidak bisa berwirausaha? mungkin adakah kiat lain yg bisa dilakukan bagi kami yg rasanya jauh dari jiwa entrepreneur selain dari coba coba seperti yg disarankan teh fania dan the power of kepepet seperti teh kiki.

Jawaban
Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Bisa kita delegasikan kepada ahlinya teh

Pertanyaan 7
Nida Muthi Athifah
Apakah org yg bisa menjalankan sosial entreupreneur adalah org yg sudah bisa memenej urusan domestiknya dgn baik?

Jawaban
Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Sepertinya kita ubah mindset dulu ya. Berdagang dan enterpreuner itu dua hal yg berbeda. Dalam enterpreuner ada konsep berdagang (jual beli, alur lebih sederhana, kalau kata suami saya cukup belajar tentang selisih margin). Sedangkan enterpreuner lebih detail, karena mencangkup perencanaan dan pengorganisasian.

Dari beberapa referensi yg saya baca, hadist yg menyebutkan 9 dari 10 pintu rezeki adalah berdagang, tergolong hadist dhaif. Menurut saya silahkan dikembalikan ke ST 30. Saya dari keluarga pedagang, prinsip di keluarga kami semua anak harus tetap berdagang meski bekerja sebagai ASN, dokter, atau yg lain.

Saya pun berdagang di sela-sela kesibukan saya pi semakin kesini saya merasa berdagang bukan dunia saya, apalagi setelah menyelami hasil ST 30. Memanajemen urusan domestik dengan baik bukan hanya syarat untuk menjadi social enterpreneur yang baik. Apapun profesi kita semua berangkat dari beresnya urusan domestik. itu di jawab langsung oleh mba Yani.

Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka akan keluar dengan kesungguhan. (Dodik Maryanto). 

Memanajemen urusan domestik dengan baik bukan hanya syarat untuk menjadi social enterpreneur yang baik. Apapun profesi kita semua berangkat dari beresnya urusan domestik. Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka akan keluar dengan kesungguhan. (Dodik Maryanto)
Mengampil peran di IIP ini semuanya harus seijin suami juga anak. Contohnya saya tidak akan jadi fasil disini tanpa seijin,ridho,dan tanda tangan suami dan anak

Eka Purwitasari
Kata²nya "menusuk" banget...
Jadi teringat kata² orang dan dari apa yg dibaca. Intinya, seharusnya setelah menikah/berkeluarga itu kontribusi kita pada masyarakat/dakwah semakin bagus, lebih bagus dari saat ketika masih lajang. Karena setelah menikah seharusnya kekuatan & semangat kita bertambah.
Kalau ada yang setelah menikah ia "tenggelam" berarti urusan domestiknya belum beres.
Sosial enterpreneur mungkin kayak Mas Gola Gong yang bikin Rumah Dunia di Lebak Banten. Atau kayak Mbak Asma Nadia yang bikin Rumah Baca Asma Nadia di berbagai daerah di Indonesia.

Pertanyaan 8
Nida Muthi Athifah
Berarti social entrepreneur itu gak selalu ada berdagang di dalamnya ya Teh Nita?
Beresnya sendiri berarti subjektif sesuai target kita ya teh? Lebih ke mengajak/melihat situasi kah teh Nita?

Jawaban
Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Betul teh, karna berdagang dan sosial eunterprnr itu bed. emang kalau kita dengar istilah entrerprener otomatis berfikirnya berdagang

Pertanyaan 9
Liiza Diani Manzil Kinanti
Mau nanya teh bisi salah tangkep. Jadi IIP ini termasuk contoh social entrepreneur juga ga teh Nita?

Jawaban
Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Melihat tujuan bu Septi mendirikan IIP ini untuk pemberdayaan perempuan dan agar semua ibu bangga akan perannya sebagai seorang ibu, menurut teteh ini termasuk sosial euntrepener bukan ?

Nida Muthi Athifah
Iyaa

Liiza Diani Manzil Kinanti
Iyaaaa hehe

Rena Herdiani H
saya si iyes teh, apa isu sosial yg diangkat bu septy itu adalah fenomena ibu yg tidak merasa bangga menjalani perannya ya teh? Betul, seperti ibu yang bergelar harus rela di rumah membersamai anak2 nya, namun dengan membersamai anak2nya terciptalah metode jarimatika,abaca dll

Eka Purwitasari
Kalau menurut saya iya teh... Masuk ranah sosial enterpreneur. Sosialnya itu ada nilai empati yg diangkat dari fenomena kaum ibu di masyarakat. Jadi dibuatlah IIP.
Nilai enterpreneur-nya bisa dilihat dari pengelolaan komunitas yg rapi, terdata, terstruktur, sehingga kalau dilihat secara bisnis, bisa ada nilai plusnya yg bisa dimanfaatkan untuk pemberdayaan banyak orang. Misal, dari penjualan buku yg dihasilkan oleh anggota² IIP, atau sharing profit dari kepanitiaan seminar² yg dilaksanakan IIP di berbagai daerah, dll

Pertanyaan 10
Liiza Diani Manzil Kinanti
Kayaknya kalau social entrepreneur kebanyakan berbasis komunitas ya teh? Kayak Rumah Baca Asma Nadia, Gola Gong, Rumah Perubahan Prof. Rhenald Kasali

Jawaban Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Tidak juga teh. Contoh langsung Bu Septi
- abacabaca
- Jarimatika
- jari Qur'an
- bunga kembang dialam
- ibu profesional
- nirmana
- dll ( ada banyak soalnya, project tiap tahun)

Anak-anak Bu Septi
Enes
- bright bride
- project makan buahnya tanam bijinya
- busana eneska

Ara
- moo's project
- UR Travelearner

Elan
- studio elan
- so bike, sepeda bamboo
- pasar Papringan

Pertanyaan 11
Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Sudah mengertikah sekarang maksud dari sosial euntrepreneur ?

Jawaban
Liiza Diani Manzil Kinanti
Alhamdulillah sudaaah 🤭

Nida Muthi Athifah
Kayaknya sudah terbayang..

Pertanyaan 12
Berarti kalau sy mau bikin rumah baca di rumah, sm mau sharing2 keilmuan khususnya ttg perkembangan anak di komplek rumah, bisa kan ya teh?

jawaban
Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Bisa banget teh

Eka Purwitasari
Kalau menurut saya bisa banget teh

Pertanyaan 13
Ghina Nurbaeti
Teteh kalo mslkn kgiatan sosial enterpreneur nya berbayar itu bleh g ?Mslakn sya bka krsus sempoa d rmah anak2 ttngga ikut tpi berbyar gtu, itu trmsuk g th??

Jawaban
Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Boleh teh, melihat dari isu nya bagaimana ? Dan tercipta berbayar yang tdk memberatkan misalnya

Pertanyaan 14
Ghina Nurbaeti
Krna kalo sempoa kan ada lmbga nya th ASMA jdi media nya d sdiakn dri lmbga jdi ada strandar byarnya sesuai dgn MOU wktu akad. Msh kah trmsk tg??

Jawaban
Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Teteh bisa *dream it* berbagi belajar sempoa gratis di sekitar tmpt tinggal misalnya

Pertanyaan 15
Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Jadi, terfikir minggu ini terakhir NHW, bagaimana kalau kita adakan 30 mld dengan peserta yang memiliki be,do,have dan start from emphaty
Agar jadi inspirasi
*Dream it, Do it, share it, grow it*
Minggu depan bagaimana ?
Yang siap japri saya ya dan buat flyer menarik seperti flyer profil guru tamu

Jawaban
Rena Herdiani H
ayoook teh

Siti Fania Mahardika
Boleh tuh teh Nita

Ghina Nurbaeti
Boleh teh nit seru kyaknya. Bismillah in syaa allah mau nyoba nanti

Pertanyaan 16
Restu Ayu Eatama
Assalamualaikum teteh teteh... punteun baru bisa gabung dan langsung mau ngajuin pertnyaan nih.. hehhe. Untuk NWH#9 apakah passion yang d bahas hanya 1? Bagaimana jika kita punya beberapa passion. apa passionnya harus yang sesuai dgn kuadran suka dan bisa ? Jika ya bagaimana jika hal yang kita suka dan bisa itu kurang bisa memberi pengaruh kpd msyrkt sekitar khusnga dibnding dgn hal yang kita suka tpi kita blm bisa, dikarenakan melihat isu sosial yang ada di sekitar lingkungan rumah. Gitu teh Nita kira2 yg jdi unek2 saya..
Mangga teteh2 mungkin ada yang bisa menanggapi..

Jawaban
Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Boleh lbh dari 1 atau yg berkaitan, contoh passion yg kurang berpengaruh ?

Restu Ayu Eatama
Contonya sya hobi masak, kalo sya bkin gerakan makanan sehat, sepertinya akan kurng berdampak karena dilihat dri segi ekonomi teh..
Bedahal sma hal lain yang saya suka, tpi blum begitu saya kuasai, dn sepertinya bisa memberdayakan masyarakat sekitar dan meningktkan perekonomian gitu..
Gmn teh tuh teh?

Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Ga ada yg ga mungkin teh kalau belum mencoba, berkolaborasi dengan yang sebulu sama
Kalau di IP Bandung di RB Boga Bandung misalnya. Dengan hobi masak bisa ajak anak2 dkt rumah gitu olah makanan sehat atau camilan sehat yg jadi ga bikin anak takut makannya, atau jual olahan makanan sehat

Restu Ayu Eatama
Mmhh.. gmn klo kita liat isu sosialnya dlu, bru d sesuaikn sma hobi gitu teh..Kendlanya d jualannya teh, krna blm memungkinkan bkin mknn dlm jmlh bnyak..
Atau dbkin plannya dlu aja gitu teh..

Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Ya teh boleh

Rabu, 21 Maret 2018

TJ Sesi #9 Ibu Sebagai Agen Perubahan

Pertanyaan 1
Dari : Rena Herdiani Hodijah
begini teh, ini pertanyaan plus curhat kayanya. sebelum menikah saya sudah bekerja dan saya sangat menyukai pekerjaan saya dan sy menikmatinya. saya merasa disinilah passion saya. saya merasa berbinar binar mengerjakannya. meskipun harus merantau tidak menjadi masalah. Akan tetapi setelah menikah kegiatan yg saya sukai selama ini berbenturan dengan kondisi keluarga. untuk menjalankan kegiatan yg saya sukai ini saya tinggal berjauhan dengan anak dan suami saya semenjak saya menikah. seperti kata bu septy bahwa ketika melakukan sesuatu yg kita bisa dan suka bisa jadi itu adalah bagian dari misi spesifik hidup kita. tapi ketika dilingkaran pertama kita sudah ada warning berarti harus di evaluasi.

pertanyaannya apakah passion seseorang itu bisa dan harus berubah teh sesuai dengan kondisinya? khususnya sebelum dan sesudah menikah? dan apabila berbenturan dengan keluarga itu tandanya kegiatan yg saya sukai selama ini belum menjadi misi spesifik saya kah? kira kira kalau kasus saya ini saya harus berhenti sejenak atau berhenti selamanya teh. hehehe....

sebetulnya saat mengerjakan nhw#8 ada 2 AHA teh. satu AHA diranah publik satu di ranah domestik. tapi saya pilih yg fokus ke ranah domestik/keluarga meskipun aktivitas yg saya pilih kemarin adalah hal baru buat saya dan intensitas waktunya tidak sebanyak di ranah publik.

Jawaban :
Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Teteh bisa tentukan dulu apa yang menjadi prioritas pertama untuk sekarang ini apa ? ( idealnya prioritas pertama keluarga teh, tapi saya gereget karena belum bisa mencapai itu. ketika ditanya prioritas utama ya keluarga tapi pada kenyataannya belum demikian teh.. saya lebih sering ninggalin keluarga karena tuntutan tugas negara.)

Kegiatan yang teteh suka, kegiatan yang berupa apa teh ? (kegiatan yg bisa ketemu banyak orang... cerita banyak hal dan kegiatan yg bentuknya private, dengerin cerita/keluh kesah orang lain.... semacam itu teh…)

Teteh Psikolog? Sekarang teteh bekerja di ranah apa ? Sesuai passion ? Sejalan dengan misi visi keluarga ? ( saya konselor adiksi teh... tapi nyemplung gak sengaja. tugas awal sebetulnya penyuluh narkoba tapi karena daerah utara indonesia minim sdm jadinya merangkap... kalau ditanya sejalan dengan misi visi keluarga sepertinya belum teh. karena saya merasa g seimbang.iya teh sesuai passion. dari dulu sebetulnya saya ingin jadi psikolog dan motivator. cm gak boleh sama ortu jadi psikolog, ortu ingin saya jadi dokter tapi qodarullah udah ikhtiar 3 kali gak lolos lolos ahahha... dan lewat pekerjaan ini saya merasa doa saya terjawab. karena meskipun saya bukan motivator, psikolog atau dokter tapi fungsi yg saya jalani hampir sama... cm saya g berhak diagnosis dan kasih resep)

Apakah teteh merasa nyaman dengan kondisi sekarang? apakah suami dan anak-anak juga nyaman? (naaah ini yg saya alami setelah menikah makin kesini makin gak nyaman... suami sebetulnya g pernah protes kecuali kalau saya ngeluh. anak belum bisa bicara. tapi naluri saya sebagai ibu dan istri bikin ga nyaman. ada perasaan sangat merasa bersalah...)

Merasa bersalahnya ?
(karena tidak bisa membersamai suami dan anak teh. saya seperti kehilangan peran)

Teh, mungkin saya share berdasarkan pengalaman dari cerita seorang teman.
Dulunya, teman saya itu bekerja di ranah publik, ternyata pekerjaan itu adalah passionnya, mengolah data dan melayani orang di sebuah rumah sakit swasta. Hanya setelah menikah, tidak ada paksaan dan kondisi apapun yang membuat beliau harus keluar dari zona yang _aku banget_ tapi harus dilakukan demi kebaikan bersama yaitu untuk tinggal bersama 1 keluarga.

Pekerjaan itu adalah passionnya, paling berbinar dan paling disukainya. Setelah memutuskan untuk meninggalkan ranah publik yang disukai, banyak kondisi yang menantang, yaitu ternyata tidak siap menerima perubahan dan keluar dari zonanya. Lalu tahun demi tahun, segala proses dan perjuangan dihadapinya, terutama kondisi kejiwaan.

Saran dari teman saya tersebut adalah sebelum mengambil keputusan besar, tanyalah dalam hati kecil. Jangan pernah mengabaikan hati kecil, karena disitulah kebaikan yang Allah berikan. Maka sarannya *berhentilah sejenak untuk bergerak*

Dan akhirnya lama kelamaan, AHA moment itu akan tercipta, bukan tiba-tiba datang, tapi kitalah yang mencari. Dan proses dalam menemukan itu butuh waktu. Dalam kasus ini, passion teman saya tersebut tidak berubah hanya berbeda penyalurannya, yaitu sudah berbelok ke ranah domestik. Dan ada lagi pengalaman rekan saya yang lain semoga dapat ibroh dari kisahnya.

saya punya passion juga teh. saya suka, saya bisa dan sangat berbinar, mendarah daging malah _lebay_nya mah.. hehe. pas udah nikah, ada perasaan, _yaahh cita2 saya belum terwujud_ tapi mau bagaimana lagi hidup harus berjalan. saya merasa kalau saya melanjutkan _saya ngga bisa_ karena kebetulan berbenturan juga dengan keluarga. entah memang keinginan suami, dan aspek lainnya.

saya coba ikhlas, karena berusaha jd ibu profesional yang taat sama suami, total sama anak, dll atas dasar ibadah kepada Allah. Alhamdulillah Allah kasih jalan lain. Di tempat lain Allah kasih jalan dimana saya masih bs mengoptimalkan kelebihan saya. karena kelebihan saya nggak cuma satu yang Allah kasih. saya bisa optimalkan banyak haaal dan saya senang sekarang.

Muflihatussyarifah
Izin menanggapi ya teh.. sy pernah baca suatu kalimat bijak, mungkin tth” disini jg pernah baca.. 
“Karir gagal bisa di ulang, mendidik anak gagal tidak akan bisa di ulang”
Sudah coba istikharah teh?
Dan benar kata teh nita passion masih bisa dijalani tanpa harus meninggalkan keluarga..
Insha allah akan ada cara dan jalan lain untuk tth tetap bisa menjalankan passion tanpa harus merasa bersalah karena meninggalkan anak dan suami

Nina Yarana Silmiati
Saya coba tanggapi ya teh Rena.
Teh Rena, coba tanya ke hati teh rena lagi. Apa yg mau teteh perjuangkan? Keluarga atau passion teteh?
Ini share pengalaman saya ya teh. Dulu saya juga gak kepikiran untuk keluar dari pekerjaan ranah publik. Tapi setelah menikah dan punya anak, saya yg kondisinya merantau memaksa diri saya untuk berpikir bahwa saya harus berhenti. Karena mimpi saya bisa saya lanjutkan nanti, tapi keluarga ketika sdh gagal tidak bisa saya ulang. Nah pikiran ini yg membuat saya yakin untuk berhenti.

Dan kata2 be profesional, rejeki will follow betul2 terasa teh setelah saya memutuskan untuk fokus k keluarga, justru rejeki2 yang tak terduga datang dari arah yg tak disangka. Bahkan bonusnya banyak.
sekarang saya kembali bekerja diranah publik mulai awal januari kemaren. Perasaannya lebih bahagia, lebih senang, karena keluarga nyaman, dan saya tidak merasa meninggalkan keluarga.

Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Allah mengkaruniai anak bukan tanpa alasan. Ini adalah amanah. Itu artinya Allah SWT percaya kita mampu menjaga dan merawat dengan sebaik-baiknya.
Masa2 tumbuh kembang anak tidak akan terulang lagi dan ini merupakan pondasi pembentukan karakternya.
Bersungguh-sungguhlah dengan amanah Allah. Jika passion/pekerjaan saat ini benar2 merupakan misi hidup dan alasan mengapa kita dilahirkan, maka InsyaAllah akan terbuka jalan untuk mewujudkannya.

Orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri adalah orang yang bisa _bersyukur tanpa batas

Orang yang punya mimpi besar, kemudian tidak menggengamnya, melainkan menyerahkan mimpi sepenuhnya ke Allah, dan menerima apapun yang Allah berikan pada diri kita. (Septi Peni Wulandani)

If You Can CHANGE YOUR SELF, you can CHANGE ANYTHING and you can CHANGE THE WORLD. (Bu Septi Peni Wulandani)

Anne Yuliana
Teteh izin menanggapi dan sekaligus curhat ya.. hehe
Saya percis dg teteh, dulu saya kerja dan pekerjaan itu saya senangi dan paling membuat saya berbinar2.
namun bedanya setelah punya anak, suami saya menginginkan saya untuk di rumah. tapi saya tetep keukeuh dengan passion saya. saya rasa tidak masalah menjadi seorang ibu bekerja. sampai akhirnya anak sudah mulai bisa bicara, kata panggil yg keluar dari mulut mungilnya adalah "bibi".

Dipanggil bibi oleh anak sendiri kok kaya berasa sakit gitu teh,, anak sedang main dg saya yang di panggil adalah bibi bukan saya..

Dari sana saya merenung, mana prioritas saya. Dan lagi2 suami menyakinkan saya bahwa ada yang lebih membutuhkan saya dibanding seabgrek pekerjaan saya di kantor, yaitu anak.
Dan suami pun meyakinkan lagi mengenai rezeki keluarga.
suami kerja + istri kerja = 1
suami kerja + istri gak kerja akan tetap sama dengan 1.
Dan alhamdulillah dengan niat bakti saya kepada suami, bismillah diusia anak 3tahun saya resign. Tapi ya betul teh tetap harus dipikirkan matang2.
karena ketika kita memutuskan untuk keluar dari ranah publik, dan pure di ranah domestik itu merupakan tantangan baru.

Karena jujur pertama kali saya jadi full mommy, saya kaget dengan seabgrek rutinitas di ranah domestik. Walaupun lama kelamaan saya jadi terbiasa, kuncinya dengan niat ibadah, dan bakti pada suami.

Muflihatussyarifah
Sy jg punya pengalaman pribadi yg sama dgn teh @⁨Teh Nina IIP M2 Pasir Impun⁩ Dulu sy fikir sy akan melanjutkan karir sy setelah lulus kuliah, ternyata sebelum lulus pun allah sdh menggerakkan hati sy untuk tetap membersamai anak sy.. dan benar aj teh berat rasanya sy meninggalkan anak.. pemikiran sy saat itu adalah sy harus memastikan anak sy mendapat pendidikan terbaik dari ibunya, bukan dr orang lain.. sy tidak bs menyalahkan siapapun jika terjadi hal” yg tidak sesuai harapan sy, misalnya sy ingin anak menjadi mandiri dan berani tapi ketika sy kuliah dan anak sy titipkan ke mertua hal yg tdk sy harapkan terjadi.. anak sy menjadi penakut karena terlalu banyak larangan dari neneknya, terlalu di jaga dengan kehati-hatian sehingga dia tidak berani dgn hal yg seharusnya tidak perlu ditakuti..
Prosesnya memang ga mudah teh, sampai saat ini pun (sudah berjalan hampir 2th) msh ada penolakan dr org tua sy yg msh menginginkan anaknya bekerja di ranah publik.. berat rasanya teh melawan orangtua, seperti merasa tidak bisa membahagiakan mereka..
tapi sy sudah yakin akan keputusan sy ini, alhamdulillahnya suami mendukung penuh jd kl lg galau abis di ceramahin org tua krn sy ga mau kerja lagi sy lgs curhat sampe nangis” ke suami.. Tth harus yakin dulu apa yg skr menjadi prioritas dan harus tth perjuangkan terlebih dahulu.

Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Seperti Bu Septi dapat Metode Jarimatika yg membuming itu karena membersamai anak
Saya juga makin terasah kreatif krn membersamai Anak
Yang saya khawatirkan sekarang saat ia sudah sedikit besar apakah masih bisa dekat dengan saya

Restika Kananingsih
I feel you teh.. Maaf baru beres manjat dan kok asa pengen nangis liat pengalaman teteh" dan baca ceritanya teh rena

Muflihatussyarifah
Teh Rere⁩ ga sendirian teh..
Dulu sblm gabung dgn iip sy juga galauuuuu beratt masih bergolak batin sy ketika mendengar permintaan org tua untuk kembali bekerja di ranah publik..
Setelah gabung dgn iip sy semakin yakin dgn keputusan sy ini..
Banyak sekali ilmu dan kalimat” sakti yg sy dapat dr iip sehingga menguatkan tekad sy..
Skr sih sy lebih santai kl ditanyain atau diminta kerja lagi oleh orang tua cm sy jawab dengan senyuman, ga ada lagi drama nangis”an ke suami karena disuruh kerja sm orang tua..

Anne Yuliana
betul teh,, kalau kata suami saya mah,
*anak itu investasi kita yang luar biasa besar, merekalah yang in syaa Allah akan mengangkat derajat kita dunia akhirat*

Rena Herdiani Hodijah
beberapa kalimat sakti (ikut istilahnya teh sari )
ikhlas, menjadi ibu profesional yg taat pada suami dan total sama anak
jangan pernah mengabaikan hati kecil karena disitulah kebaikan yg allah berikan*
karir gagal bisa diulang, mendidik anak gagal tidak bisa diulang
akan ada jalan untuk tetap menjalani passion tanpa harus meninggalkan keluarga merasa bersalah
menyerahkan mimpi sepenuhnya ke allah dan menerima apapun yg allah berikan pada kita
kuncinya dengan niat ibadah dan bakti sama suami
be profesional, rezeki will follow benar benar terasa
anak investasi yg luar biasa yg allah berikan untuk kita, mereka yg insya allah akan mengangkat derajat kita di dunia dan akhirat di IIP banyak kalimat sakti sehingga menguatkan tekad saya

masya allah...
jadi bahan renungan teh... beberapa kalimat sakti yg saya garis bawahi dan insya allah menjadi vitamin yg mahal harganya dan menjadi mood boster khususnya untuk saya dan umumnya untuk teteh tteh yg lain.
hatur nuhun Teh Nita, Teh Sari, Teh Nina, Teh Anne, dan teteh teteh yg lainnya yg sudah meluangkan waktu dan berpartisipasi.
sampai jumpa besok di NHW terakhir... semoga semangatnya masih full seperti awal kita berjumpa yess....
mohon maaf jika ada kalimat yg salah, selamat beristirahat teteh teteh kesayangan, sampai jumpa besok.

Sesi #9 Ibu Sebagai Agen Perubahan

*Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #9*
_Disusun oleh tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_

*BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN*

Perempuan khususnya seorang ibu adalah instrumen utama yang sangat berperan sebagai agen perubahan. Dari sisi individu untuk menjadi agen perubahan adalah hak semua orang tidak berbatas gender. Karena semua memiliki potensi dasar yang sama berupa akal, naluri dan kebutuhan fisik. Sedangkan dalam konteks masyarakat, keberadaan ibu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan keluarga, dimana keduanya memiliki porsi prioritas yang sama.

Keberadaan Ibu di masyarakat akan meningkatkan kualitas pendidikan keluarga di rumah, demikian juga pendidikan keluarga di rumah akan memberikan imbas positif pada peningkatan kualitas masyarakat.

Maka berkali-kali di Ibu Profesional kita selalu mengatakan betapa pentingnya mendidik seorang perempuan itu. Karena

_“mendidik 1 perempuan sama dengan mendidik 1 generasi”_

Maka apabila ada 1 ibu membuat perubahan akan terbentuk perubahan 1 generasi yaitu generasi anak-anak kita. Luar biasa kan impactnya.

Darimanakah mulainya?

Kembali lagi, kita harus memulai perubahan di ranah aktivitas yang mungkin menjadi

*“MISI SPESIFIK HIDUP KITA”*

Kita harus paham JALAN HIDUP kita ada dimana. Setelah itu baru menggunakan berbagai CARA MENUJU SUKSES.

Setelah menemukan jalan hidup, segera lihat lingkaran 1 anda, yaitu keluarga. Perubahan-perubahan apa saja yang bisa kita lakukan untuk membuat keluarga kita menjadi _CHANGEMAKER FAMILY_.

Mulailah dengan perubahan-perubahan kecil yang selalu konsisten dijalankan. Hal ini untuk melatih keistiqomahan kita terhadap sebuah perubahan.

Karena sejatinya amalan-amalan yang dicintai adalah amalan yang langgeng ( terus menerus) walaupun sedikit.

Kalau di Jepang mereka mengenal pola kaizen ( Kai = perubahan , Zen = baik) Kaizen adalah suatu filosofi dari Jepang yang memfokuskan diri pada pengembangan dan penyempurnaan secara terus menerus dan berkesinambungan.

Setelah terjadi perubahan-perubahan di keluarga kita, mulailah masuk lingkaran 2 yaitu masyarakat /komunitas sekitar kita. Lihatlah sekeliling kita, pasti ada misi spesifik Allah menempatkan kita di RT ini, di Kecamatan ini, di kota ini atau di negara ini. Lihatlah kemampuan anda, mampu di level mana. Maka jalankan perubahan-perubahan tersebut, dari hal kecil yang kita bisa.

*START FROM THE EMPHATY*

Inilah kuncinya.

Mulailah perubahan di masyarakat dengan membesarkan skala perubahan yang sudah kita lakukan di keluarga.

Sehingga aktivitas kita di masyarakat tidak akan bertabrakan dengan kepentingan keluarga. Bahkan akan saling mendukung dan melengkapi.

Setelah EMPHATY maka tambahkan PASSION , hal ini akan membuat kita menemukan banyak sekali SOLUSI di masayarakat

KELUARGA tetap no 1, ketika bunda aktif di masyarakat dan suami protes , maka itu warning lampu kuning untuk aktivitas kita, berarti ada yang tidak seimbang. Apabila anak yang sudah protes, maka itu warning keras, LAMPU MERAH. Artinya anda harus menata ulang tujuan utama kita aktif di masyarkat.

Inilah indikator bunda shalehah, yaitu bunda yang keberadaannya bermanfaat bagi dirinya, keluarganya dan lingkungan sekitarnya.

Sehingga sebagai makhluk ciptaan Allah, kita bisa berkontribusi kebermanfaatan peran kita di dunia ini dengan “Rasa TENTRAM”.

Salam
/Tim Matrikulasi IIP/

Sumber Bacaan :
_Masaaki Ima, Kaizen Method, Jakarta , 2012_
_Ashoka Foundation, Be a Changemaker: Start from the Emphaty, 2010_
_Materi-materi hasil diskusi keluarga bersama Bapak Dodik Mariyanto, Padepokan Margosari, 2016_

Selasa, 20 Maret 2018

TJ Review NHW #8 Menemukan Misi Spesifik Hidup

Engelya Nurannisa W.S
Pertanyaan :
Bagai mana kalau dalam kuadran Suka - Bisa ternyata saling berhubungan. Jd saya suka berorganisasi, suka masak, dan berjualan. Menurut saya ini satu kesatuan. Saya bisa berorganisasi sambil berjualan makanan. Dan saya berjualan pun masuk dalam kelompok berorganisasi.
Kemarin saya bikin Be - Do - Have nya berkaitan.
Menurut tth kedepanna saya harus memisahkan Be-Do-Have nya tiap kegiatan. Biar lebih rinci.Atau gpp menjadi satu kesatuan. Trimakasih

Tanggapan :
Teh Gina Nurbaeti.
Kmren aku jga mengalami dilema gtu th aku bsa ngajar krna kbtln jdi guru paud, aku ska jualan n ska brorganisasi, bngung pas hrus mlh slah stu krna smuanya dpt slg brhubungan, menrut tetehs gmana ya,, hihi maaf th @Engelya Nurannisa aku mah nbeng nanya bkn menanggapi.

Jawaban :
Baiknya 1 aktivitas itu dimaksimalkan sampai 10.000 jam terbang. Kalau kita jalankan 2 jam per hari selama 6 hari dalam sepekan misalnya. Berarti harus menempuh kurang lebih 4-5 tahun.. kalau mau menambahkan aktivitas lainnya.. silahkan setelah 10.000 jam terbang itu tercapai.

Pilih yang paling berbinar2 dan di prioritaskan
Satu tapi fokus itu akan lebih berhasil daripada banyak hal dan setengah-seteng
Dari kalimat yang teh Engelya utarakan sepertinya teteh lebih suka 'berjualan' terbukti dari pengulangan kata

2. Nina
Pertanyaan :
Setelah tanya jawab materi#8 kemarin, saya jadi sedikit tergambarkan benang merah hidup saya 😁. Nah, bahkan saya memiliki tujuan yang mengkerucut teh sekarang, sehingga hal ini membuat apa yg saya buat di nhw 2 yg to do list itu hampir berubah total. Apa itu tidak masalah?
Dan artinya saya harus membuat be do have bulanan, mingguan, bahkan mungkin harian ya teh?

jawaban :
Teh Nina berarti sudah menemukan AHA ! Moment itu, bila harus ada di rubah agar lebih spesifik silahkan teh.

Sabtu, 17 Maret 2018

NHW #8 Menemukan Misi Spesifik Hidup

NICE HOMEWORK #8
*MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS*

Bunda, setelah di materi NHW#8 kita belajar tentang bagaimana pentingnya menemukan misi hidup untuk menunjang produktivitas keluarga. Maka saat ini kita akan lebih menggali bagaimana menerapkannya secara teknis sbb :

a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)

b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE DO HAVE” di bawah ini :
1. Mental seperti apa yang harus anda miliki untuk menjadi seperti yang anda inginkan ? (BE)
2. Apa yang harus anda lakukan untuk menjadi seperti yang anda harapkan ? (DO)
3. Apa yang akan anda lakukan apabila anda sudah memiliki yang anda harapkan? (HAVE)
c. Perhatikan 3 aspek dimensi waktu di bawah ini dan isilah:
1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)
2.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahunke depan ( strategic plan)
3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)

Mulailah dengan PERUBAHAN, karena pilihannya hanya satu BERUBAH atau KALAH
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulsi IIP/

-----------------------------------------------------------------------------------

And here they are :

*MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS*

a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)

Saya memilih Designer dan dispesifikkan menjadi Designer Media Stimulasi Perkembangan Anak

b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE DO HAVE” di bawah ini :
1. Mental seperti apa yang harus anda miliki untuk menjadi seperti yang anda inginkan ? (BE)
Kreatif
Sabar
Ikhlas
Telaten
Uptodate
Eager to learn

2. Apa yang harus anda lakukan untuk menjadi seperti yang anda harapkan ? (DO)
Mempelajari tentang perkembangan anak
Mempelajari cara stimulasi perkembangan anak
Menyusun stimulasi untuk perkembangan anak

3. Apa yang akan anda lakukan apabila anda sudah memiliki yang anda harapkan? (HAVE)
Mempraktekkan pada anak sendiri
Men-share kegiatan stimulasi perkembangan anak ke media sosial sebagai bahan pembelajaran ibu lain

c. Perhatikan 3 aspek dimensi waktu di bawah ini dan isilah:
1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)
Memberikan stimulasi tepat untuk perkembangan anak

2.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahunke depan ( strategic plan)
Menjadi rolemodel dalam hal stimulasi perkembanngan anak


3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)
Membuat catatan atau semacam kurikulum stimulasi perkembangan anak
Membuat channel youtube khusus stimulasi perkembangan anak

Jumat, 16 Maret 2018

Sharing Tentang VLog

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Saat ini VLog sudah menjadi media baru untuk berbagi hal-hal positif. Karena ternyata mayoritas netizen Indonesia itu lebih senang mendengar dan menonton daripada membaca lho. Makanya youtube jadi rameeeee banget pengunjungnya. So, kita harus upgrade ilmu. Agar hal-hal positif yang kita bagikan bisa lebih berguna bagi banyak orang.

Alhamdulillah beberapa hari lalu mendapat sharing tentang hal ini. Berikut ini resume nya :

=========================================================

Saya Yasinta, basic dari 7 tahun lalu adalah seorang fotografer dan suka nulis. Dan udah 3 tahunan ini merambah ke bidang blogger. Tapi kendalanya adalah nyatanya konten berbasis tulisan ini makin lama makin merosot peminatnya, walau tentu masih banyak yang suka baca.

Dan dari situlah saya dan suami iseng akhirnya membuat video, jalan kemana videoin. Nemu yang asik videoin, ada yang kira2 berfaedah videoin. Dan amazing ternyata, dalam setahun padahal belum ditekuni secara serius banget. Subs di youtube udah 4,1K
Dan sering dapat surat cinta dari google buat claim uang jajan 💃

btw channelnya keponih media. Berangkat dari nama blog keponih.com

Tadinya pengen banget namanya personal, tapi karena saat itu mikirnya pengen kontennya gado2 dulu jadi namanya tidak mengarah pada nama personal.

Btw videonya 112 video, campur - campur. Mulai dari ngevlog ala - ala sampai tutorial. Walau basicnya fotografer ada alat, nyatanya bikin video enak juga pake hape utk sekarang ini. Lebih simpel dan mudah. Abis batre tinggal colok PB dengan kamera dslr/mirrorless mayan effort nya.

Vlog itu apa sih?
Video log
Blog versi video singkatnya.
Video dokumentasi berisi jurnalistik, opini atau ketertarikan kita pada suatu hal. Hal ini bisa apa aja ya

Sumber income kalau punya youtube/konten video
1. Review produk/ tempat yang dibayar
2. Undangan
3. Youtube ads

Nah jadi suatu hari pernah bikin video review produk ( kecantikan ) trus tempat makan.
Lalu views tinggi sampe KK- an gicu deh 💃
You know what mak ?
Yang rusuh di komen adalah : Pada nanya alamat dimana, harga berapa. Pdhal jelas - jelas ditulis di description box yang tersedia.

Dan itu menyadarkan saya plus temen2 sesama vlogger beberapa hal. Bahwa orang Indonesia ini lebih senang nonton/denger drpd baca.

Nah kalau udah gini, masih mau mager ga mau belajar upgrade diri dan maksimalin gadget ?

Dan konten youtube itu abadi. Bisa jadi mungkin skrg view baru 11 atau berapa, tapi selama youtube masih ada. Konten kita bakal abadi di sana dalam jangka panjang.

" Kenapa mesti youtube ? "

1. Bisa dibuka semua usia.
2. Platform milik google yang jadi search engine no. 2 di dunia
3. Apa yang kita share bisa menghasilkan

" Apa bedanya sama live ? "
Beda dong, live hanya menuai penonton saat itu, youtube bisa selamanya.

Konten apa yang " laku " di youtube ?

Apapun mak.
Video anak lucu, tutorial atau keunggulan produk yang dimiliki. Sepengalaman saya justru orang lebih cepet closing setelah nonton video kita yang isinya review atau tutorial.

Dan bayangin deh, kalau misal udah jago nulis. Trus kita bisa melengkapi konten pas update status di fb dengan menyertakan video. Lebih mantap kan ?

Dan obrol-obrol dengan marketing shafira yang sering bagi2 hijab ke selebtube, dan setelah itu produk mereka lebih laku. Orang merasa saya harus punya produk itu juga bahannya bagus endebre - endebre. Pdhl bisa aja kan pake produk lain tapi gayanya sama, tapi ternyata menonton videonya udah bikin mereka si penonton merasa ada kedekatan tersendiri.

" Ahh saya mah produknya cuma gini aja bingung mau apa yang di video "

Mak, jadi pedagang masa kini berat emang. Harus terus inovasi dan upgrade ilmu. Temukan keunikan dan banyak kelebihan dari produk yang mak jual, lalu bagikan. Jangan cuma foto, video juga.

Setiap produk punya kelebihan kan ya pastinya, kalau ga ada kelebihan ga mungkin jga emak mau jualin kan. Nah itu yang harus terus ditonjolkan.

" Teh saya mah ga pedean "

Ada banyak cara memperlihatkan kelebihan. Ada kiat dan trik nya, emak tidak harus selalu tampil. Sesederhana misal emak masak dan memperlihatkan cara memasak atau saran penyajian.

Atau ngasih ke teman lalu minta testi

Intinya banyak cara. Saya aja per tahun ini mau bikin channel khusus anak, karena ternyata anak menunjukkan kesukaan tampil depan hape.

Dan bisa jadi ngalahin emak bapaknya seperti yang teman2 saya di komunitas.
Karena video anak ini menghibur, yg nonton anak - anak juga ( pake kuota emak bapaknya )

Oya, temen saya mah ngereview kosmetik baru serius kurang dari setahun. Subs udah mau 4K sebulan tembus 16 juta. Dlu pake hape, skrg udah punya tim sendiri.

EPB aja kalau punya channel sendiri udah kece bgt kan.
Bikin sessi wawancara cerita seputar suka duka jadi pedagang plus emak plus yang masih ngurir sendiri misal.

Dulu bikin video naik mobil dr ciparay ke bandung. Cuma jalan aja gitu ga ada kita yang say hi, itu ada yang nonton 2000 😄😄😄

apalagi video yang disiapkan.

Pake alat yang ada.
Percaya atau tidak. Dlu saya pnya channel sendiri, ngupload seenak jidat.
11 video subs 500+
Setiap video kualitasnya beda-beda.
Mulai dari pake hape, webcam, kamera laptop, dslr, poket, mirrorless, camdy ahaha.
Nyatanya karena yang di share ada manfaatnya banyak yang nonton. Lalu 4 bulan kemudian dpt surat cinta klaim 150 dollar, selanjutnya kurang dari sebulan surat cinta selalu datang

Iya mak maksudnya itu kan ga berfaedah ya cm saat itu merasa udah lama ga upload video. Belum nemu waktu yang pas buat bikin secara khusus jadi iseng bikin dan masih ada yg suka nonton sampe skrg.

Jadi nyesel kenapa kmrn pas kebanjiran ga ngevlog #eh

Punya video ga bisa langsung upload kalau mau aman. Please watermark itu penting.

Satu video saya yang menghasilkan beratus2 dollar di download orang di watermark mereka dan diupload di berbagai media. Saya yang punya asli malah di banned sama youtube. Itulah akhirnya kenapa saya hapus channel dan mulai punya channel pribadi lagi selain yang keponih tadi

Ngasih watermark di video penting banget. Sependek apapun video yang d upload. Kalau sesuatu udah dilepas kita ga bisa bendung hasilnya kaya gimana. Ibaratnya, setiap konten punya takdir sendiri itu betul.

Asek ga kata - kata terakhirnya 😆😆

Nah jadi punya video di hape tetep yaa kalau mau upload kudu masuk editing dulu, minimal atur terang gelapnya, kasih watermark.

Ngedit di hape juga oke kok, banyak apps yang bisa dipakai. Nanti pas workshop saya dan papi bakal share.
Atau mau agak canggih dikit bisa banget, ambil gambar pake hape ngedit di laptop/pc.

Udah pada tau kan ya artis bisa dapet M-M an dari youtube. Penonton gen halilintar pasti tau, sebulan mereka bisa tembus 2,2 M dari ads youtube.

Untuk bisa monetize video. Audio harus license free mak, atau ada ketentuan tertentu misalnya bisa monetize tapi mencantumkan sumber atau link tertentu di description box

=========================================================

Daaaan berarti sekarang PR nya adalah meningkatkan PD, belajar editing video dan belajar VLog. Mareeee kita update ilmuh maak.

Wassalamualaikum Warohamtullahi Wabarokatuh

Kamis, 15 Maret 2018

TJ NHW #8 Menemukan Misi Spesifik Hidup

Tidak ada pertanyaan yang masuk sebelum diskusi di mulau.
Namun teh Nita memberikan Contoh situasi persoalan untuk di diskusikan.

Pertanyaan dari Teh Nita
“Kita bahas ini saja yuk”
“Sebenarnya sy itu msh bingung kl diminta menuliskan. BE-DO-HAVE nya.
Sy sdh menetapkan peran memajukan org lain. Kyknya mmg itu jg sih yg sy jalankan slm ini. Bnyk mendengarkan, memberi masukan, menghubungkan benang merah cerita org lain, dan membantu mengarahkan org lain menemukan solusi.
Tp jadinya sy mkn bingung, sebenarnya sy ini ngapain ya ?”
“ada yang bisa menggapi”

Tanggapan
Teh Engelya Nurannisa W.S
“niatnya membantu gitu ya teh “
“jadi konseling gitu bukan?”
“Be : semangat pantang menyerah,gak baper
Do : belajar memahami setiap pristiwa, belajar tentang dasar2 pisikologi
Have : menolong sesama”

Teh Ghina Nurbaeti
“Konseler dan caretaker mungkin “

Teh Nida Muthi A
“Mau coba menanggapi ini teh.
BE, memajukan orang lain.
DO, mendengarkan, memberi masukan, menghubungkan benang merah, dan membantu mengarahkan menemukan solusi.
HAVE, mungkin bukan mendapatkan sesuatu yg konkret tapi ada kepuasan dalam hati ketika bisa membantu orang lain "mengurai" permasalahannya. Karena tidak semua orang begitu. Cuman kalau pada akhirnya monoton begitu2 saja, mungkin harus meningkatkan targetan”

Jawaban Teh Nita
(jawaban teh Nida benar)
Ini dia sudah mengerjakan hal besar tapi tidak sadar.
Mari kita perinci bersama :
a. Peran : Memajukan orang lain ( kalau di bahasa bakat ini bisa masuk kategori maximizer, karena ada perfect-perfectnya dikit orang yg punya bakat ini, ingin orang lain maju, atau kadang membuat orang lain stress, beda tipis lah hahahaha)
b. Aktivitas : mendengarkan,memberi masukan, mencari benang merah, mencari benang merah, mengarahkan orang lain menemukan solusi
c. Tentukan target marketnya, selama ini kepada siapa, merasa nyaman melakukan peran tersebut? : anak, usia berapa? atau ibu? usia berapa? atau keduanya? segera tetapkan.
d.Setelah itu tentukan bidangnya, apakah bidang pendidikan, finansial, bakat atau yang lain?. Jangan semua dilayani, pusing nanti.
e. Setelah ketemu tentukan BE-DO-HAVE

Be : Saya ingin menjadi konselor di bidang bla...bla....
Do : Saya akan melakukan pendampingan di bidang bla....bla...untuk siapa?
Have : Saya ingin memiliki Rumah bakat atau rumah belajar atau apapun namanya yang sesuai dengan bidang yang kita sukai, Rumah 3 bintang juga oke dijadikan mendunia hehehehe.

setelah itu tentukan life time purpose, strategic planning dan new year resolution”


Pertamnyaan dan Jawaban Saat Diskusi
Teh Liiza Diana
Pertanyaan
“Teh saya masih bingung nih jadi di kuadran suka dan bisa ini ada aktivitas yg saya suka, bisa dan sudah menghasilkan (earn). Apa aktivitas lain di kuadran suka dan bisa harus ditinggalkan?”

Jawaban Teh Nita
“Tidak juga teh, teteh bisa mulai dari yang paling berbinar-binar yang mana ?
Dan tentukan yang paling prioritas”
“ Ooh gitu ya teh meskipun ada yg sudah menghasilkan tapi kalau ada aktivitas yg paling berbinar-binar itu yg jadi prioritas ya?(teh Liiza)
“ Betul teh”


Teh Engelya
Pertanyaan

“Aku punteh....
Aku suka banget berorganisasi, atau berkumpul d komunitas tp terkadang d duking terkadang tidak.... Ini yg bikin gaau”
“Suka sambil jualan juga dan menghasilkan.... Tp ya itu kadang suami bangga kasang suami gak suaka....
Mungkin aku harus lebih baik lg ya teh,”

Jawaban Teh Nita
“Bila sudh menghasilkan (Earn) insyaAllah teh
Yang berat memang menjalani proses”
“proses teh insyaAllah pasti suami juga akan mengerti dengan sendirinya, yang penting tunjukan perubahan baik”

Teh Indika Nanda
Pertanyaan
“Teh kalau misalkan masih dlm tahap "pengennya" boleh ga teh? Pengennya dalam artian mimpi gitu...misal skrg sy IRT pengen jd journalis karena aktivitas yg sy sukai misal menulis”

Jawaban Teh Nita
“Bila aktivitas itu berbinar-binar bagi teteh lanjutkan”

Teh Kiki S
Pertanyaan
“Saya masih bingung, ga terlalu nyimak dengan tugas NHW 8 nya”
“Jadi saya harus ngapain??”
”Khusunya yang DO BE HAVE nya masih bingung”

Jawaban Teh Nita
“IMHO, Ada 3 faktor yg ditekankan saat menjawabnya :
1. Mental seperti apa?
>> pemahaman Mindset
>> Perubahan mindset stlh ikut matrikulasi, hingga pny keinginan: Be somebody

2. Apa yg hrs dilakukan?
>> Pemahaman Skills Set dlm diri
>> Knowledge & Ketrampilan hidup yg dimiliki yg menunjang utk Do something

3. Apa yg Akan anda lakukan jk sudah memiliki sesuatu yg anda harapkan?
>> Pemahaman Tools set
>> support system, wahana, Sarana & Prasarana yg menunjang ( Have)

Setahu saya, Merubah hidup dg Cara maen yg berbeda pd ketiganya bisa menstimulasi hormon endorphins Di otak hingga bisa bikin lebih bahagia. Maka hal pertama yg Jd kerangka acuan adalah ranah Suka & Bisa, baru memilih Peran yg Akan diambil sesuai dg Passionnya.

Seperti Kata Bu Septi, jk tangki kebahagiaan penuh di otak, Akan lbh enjoy menjalankan misi specific Di kehidupan. 4 E : Enjoy, Easy, Excellent, Earnings.

Earnings >> slh satunya: Kebermanfaatan >> our Calling”

Rabu, 14 Maret 2018

TJ Sesi #8 Menemukan Misi Spesifik Hidup

Teh Nida
Tanya
Meski sudah tau apa passion kita, gimana mengatasi ketika bad mood melanda? Soalnya buat sy yg moody, sering banget muncul pada saat mau mengerjakan sesuatu, padahal itu sudah passion saya.

Tanggapan
Teh Nita memberi pertanyaan kembali
Adakah yang masih ingat ?


Teh Arsy Fauziah menanggapi.
“Yang ini bukan teh”

Bu Septi: dijawab ya sederetan pertanyaan di bawah ini

Apakah saat ini merasa ENJOY dengan ranah passion saat ini?
apabila jawabanya TIDAK maka carilah ranah passion yang lain
apabila jawabannya IYA lanjut ke pertanyaan selanjutnya

Apakah setiap kali ada ujian/ diberikan tingkat kemahiran yang lebih tinggi di ranah passion ini kita menghadapinya dengan EASY?
Kalau jawabannya TIDAK maka passion itu hanya hobi kita saja, bersenang-senanglah dengan hal tersebut untuk refresh saja, tidak perlu mentargetkan apa-apa.
Kalau jawabannya YA masuk ke pertanyaan selanjutnya.

Apakah kita merasa tertantang untuk menekuni ranah passion tersebut, dengan konsisten, sehingga memenuhi jam terbang kita untuk jadi seorang yang EXCELLENT di bidangnya?
Kalau jawabannya TIDAK maka carilah penyebabnya apa, apakah faktor external atau faktor internal yang membuat anda tidak bergairah untuk konsisten menuju excellent ini, apabila ketemu, berubahlah dan masuk tahap selanjutnya, apabila tidak bisa berubah, silakan mulai dari awal dengan mencari ranah passion yang lain.

Kalau jawabannya IYA selamat anda sudah menemukan sesuatu yang MUNGKIN bakat kita. lanjut ke pertanyaan berikutnya.

Apakah kita mengasah yang kemungkinan menjadi BAKAT kita tersebut secara terus menerus dari hari ke hari dengan 100 % fokus di bidang tersebut?

Kalau jawabannya TIDAK bakat itu hanya bagaikan senjata hidup yang diberikan Allah ke kita dan kita tidak mengasahnya sehingga menjadi tumpul, tidak bisa digunakan untuk aktivitas produktif kita.

Kalau jawabnnya IYA selamat, anda sudah masuk tahap EARN, produktif dengan bekal yang mungkin memang BAKAT kita.
Saya katakan MUNGKIN memang BAKAT kita, karena sejatinya tidak ada seorangpun yang tahu dengan persis apa yang sudah diberikan Allah ke kita untuk hal ini. Kita hanya bisa membaca tanda-tanda yang ada pada diri kita dan lingkungan saja, karena tidak bisa langsung mengkonfirmasi ke Allah, apakah benar tujuan DIA menciptakan kita di muka bumi ini adalah seperti apa yang kita rasakan saat ini. Maka dalam doa kita selalu memohon, semoga kehendak kita sesuai dengan kehendakNYA.
Sehingga ikhtiar itu adalah hak kita, dan hasil adalah hak Allah
Indikatornya apa yang kita capai membuat kita bahagia, dan bahagiapun bertingkat, silakan dipilih sendiri mau level yang mana:

Level terendah namanya Pleasant Life yang sifatnya fisik seperti ketika kita makan makanan yang enak banget, akan tetapi bahagia ini cepat pudar karena walaupun enak kalau makannya kebanyakan jadi nggak enak

Level kedua Good Life yaitu ketika melakukan sesuatu pekerjaan asik banget sampai waktu hilang tidak terasa.. ini sifatnya Mental bukan fisik

Level ketiga namanya Meaningful Life yaitu ketika kita bisa memberi manfaat sebanyak banyak nya bagi orang lain yang ini sifatnya Spiritual

Teh Amalia Dewi
“Rasanya jawabannya ada di webinar abah rama yg tadi ya “
Link YouTube https://youtu.be/GWBv82EJDo4

Teh Nita Bertanya.

Ingat rumus yang pernah saya kasih?

Teh Nida Muthia
⌨4🔢#⃣➗➖➕
Motivasi itu naik turun , rumusnya adalah sbb :
Behaviour = Motivation x Ability x Trigger
maka ketika motivasi anda turun, maka naikkan ability, ciptakan trigger dan tentukan perubahan perilaku apa yang kita inginkan.

Jawaban Teh Nita
⌨4🔢#⃣➗➖➕
Motivasi itu naik turun , rumusnya adalah sbb :
Behaviour = Motivation x Ability x Trigger
maka ketika motivasi anda turun, maka naikkan ability, ciptakan trigger dan tentukan perubahan perilaku apa yang kita inginkan.

Bu Septi :
Trigger itu adalah pemicu yg membuat kita menjadi tergerak melakukan sesuatu. Bisa dari internal maupun eksternal.

Contoh kasus:
Ketika dulu kita tidak menyelesaikan skripsi kita, tiba-tiba dapat kabar bahwa orangtua kita sakit keras, maka kondisi eksternal ini bisa menjadi trigger yg mengubah perilaku kita untuk menjadi lebih rajin dan tekun menyelesaikan skripsi

Contoh lain:
Ketika kita paham bahwa usia kita sdh tdk lagi muda, dan sampai sekarang belum menemukan siapa diri kita. Maka muncul trigger dari dalam bahwa sebelum 40 th saya sdh harus menemukan misi spesifik hidup

2. Teh Nina
Tanya
“Berkaitan materi misi spesifik hidup dan produktivitas..

Saya mau tanya begini :
Bagaimana jika kita memiliki dua hal yang sekaligus ingin kita dalami? Bagaimana stretegi2 yang harus dilakukan?

Langsung contoh ya teh, saya meyakini bahwa misi spesifik hidup saya adalah bisa berbagi dengan orang2. Hal yang membuat saya SUKA dan BISA adalah ada dua hal yaitu mengajar dan bisnis. Dua hal ini sekarang saya sedang jalani. Akan tetapi, saya merasa tidak maksimal di keduanya. Padahal, saya meyakini bahwa ketika saya dalami, saya bisa dan mampu untuk menghasilkan "EARN" baik secara materi ataupun tidak, yang artinya saya bisa produktif. Nah, yang jadi masalah, saya tidak bisa meninggalkan salah satunya, karena sok kepikiran kalau satu gk di jalani teh.. Tapi ketika di jalani keduanya pun justru setengah2 gtu dan menggangu produktivitas.
Jadi adakah saran untuk saya harua bagaimana?”

Tanggapan
Teh Nida Muthi A
“Mau coba menanggapi.
Sama teh, saya pun begitu. Rasanya ada beberapa hal yg ingin sy capai dalam waktu bersamaan, tapi kalau lgsg semua, malah jadi gak tuntas semua.
Jadi sepertinya yg harus kita lakukan adalah menentukan prioritas lalu fokus di salahsatu hal dulu. Trus tentukan target mau sampai sejauh apa tercapainya, kalau sudah tercapai, bisa lanjut ke hal kedua.. Itu yg sy coba terapkan ke diri sendiri Teh Nina Teh Nina ngajar dimana kalau boleh tau?
Kalau di institusi pendidikan, mengajar itu gak hanya disitu kan teh. Mengajar bisnis kan bisa juga, kayak mentor2 bisnis gt, jadi dua passion menjadi satu”.

Teh kiki S
“Bikin grup mengajar bisnis aja, sambil ngajarin bisnis pun lancar jaya rekening pun jadi gendut iya kan??

Ajarin yang pengen usaha tapi belum punya ilmunya”

Teh Ghina Nurbaeti
“Stju th,aku itu tipe followers yg trkdng hrs ada cntoh dlu bru ngkutin bhkn bsa jdi mengembngkan cntoh tsb, sepertnya itu kelemahan gna jdi g maju2 deh “ (menyetujui tanggapan Teh Kiki)
Teh Amalia Dewi
“Mau menanggapi jg teh..

Mungkin diterapkan prioritas mana yang lebih utama atau yang dirasa lebih memberi manfaat untuk orang banyak.
Misalnya mengajar dirasa lebih banyak memberikan manfaat, maka bisnis bisa didelegasikan/bekerja sama dengan orang lain dengan teh nina tetap memantaunya. Jadi akhirnya keduanya tetap bisa dilaksanakan.”

Jawaban Teh Nita
“Menurut pendapat saya tidak apa-apa. Karena siapa tau dari hal-hal yang banyak itu kita lakukan dengan sungguh-sungguh, akan membuka pintu rezeki, contohnya seperti saya yang suka literasi,edukasi, juga craft, saya menarik benang merah agar bisa berkesinambungan dan tetap fokus jadi bikin rumah belajar buat anak yang ada taman baca,craft, sambil mengajar juga misalnya , atau bisnis dan craft bisa beriringan “

Gaji dan Rezeki

*GAJI dan REJEKI*

_Oleh : Septi Peni Wulandani_

" _Jika saat sekolah hanya demi untuk mengejar nilai, saat kuliah hanya demi mengejar ijazah, dan di saat kerja hanya demi mengejar gaji, apa yang akan kita bawa saat menghadap Ilahi?_ "

Pertanyaan ini sangat menohok ketika kami memutuskan untuk tidak lagi bergantung pada gaji, meng "nol" kan diri di saat krisis 1998 berimbas pada keluarga kami.

Keluarga muda dengan anak pertama usia 2 th, anak kedua baru 1 th, dan sang bapak memutuskan resign dari pekerjaan tetapnya.

Situasi ini tidak mudah bagi seorang kepala keluarga, tugas saya sebagai istri adalah membuatnya menjadi menyenangkan.Agar kami yakin bahwa kebahagiaan tidak terletak hanya pada besaran gaji/uang yang kita terima setiap bulannya.

Karena hakekat rezeki bukan apa yang tertulis dalam angka..

Tapi apa yang telah dinikmatinya

Setelah masuk tahap menerima (accepting), memaafkan segala situasi (forgiving), tidak menyalahkan orang lain, dan senantiasa berusaha meningkatkan kualitas diri kami (up grading).

Ternyata kami jadi paham bahwa rezeki tidak selalu terletak pada pekerjaan kita..
Allah menaruh sekehendak-Nya.

Antara bekerja dan rezeki, bukanlah dua hal yang selalu harus menjadi hukum sebab akibat, karena rezeki kadang perlu kita tafakuri. Rasulullah pernah bersabda bahwa

Sesungguhnya rezeki itu akan mecari seseorang dan bergerak lebih cepat daripada ajalnya

Imam Al Ghazali pernah mengucapkan bahwa 

Bisa jadi engkau tidak tau dimana rezekimu, namun rezekimu tau dimana engkau. Jika rezeki itu ada dilangit maka Allah akan turunkan, jika rezeki itu berada didalam bumi maka Allah akan perintahkan untuk muncul supaya berjumpa dengan kita

Masihkah sampai hari ini kita takut akan rezeki, sampai dibela-belain menghambakan diri pada manusia lain,  mengejar  sesuatu yg sudah pasti, mengorbankan amanahNya, melupakan ketaatan padaNya hanya demi angka-angka yang ada di struk gaji?

#padepokanmargosari
#rezeki

Selasa, 13 Maret 2018

Sesi #8 Misi Spesifik Hidup dan Produktivitas

Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #8

*MISI SPESIFIK HIDUP DAN PRODUKTIVITAS*

_Disusun oleh tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_

Bunda, perjalanan kita untuk menemukan misi hidup selaras dengan perjalanan produktivitas hidup kita. Maka materi menemukan misi hidup ini, akan menjadi materi pokok di kelas bunda produktif.
Sebelumnya kita sudah memahami bahwa “Rejeki itu pasti, Kemuliaan yang harus dicari”. Sehingga produktivitas hidup kita ini tidak akan selalu diukur dengan berapa rupiah yang akan kita terima , melainkan seberapa meningkat kemuliaan hidup kita dimata Allah dan seberapa manfaat hidup kita bagi alam semesta.

*Be Professional, Rejeki will Follow*

Tagline Ibu Profesional di atas menjadi semakin mudah dipahami ketika kita masuk ranah produktif ini. “Be Professional” diartikan sebagai bersungguh-sungguh menjalankan peran. Kesungguhan dan keistiqomahan seseorang dalam menjalankan peran hidupnya akan meningkatkan kemuliaan dirinya di mata Allah dan kebermanfaatan untuk sesama.

“Rejeki will follow’ bisa dimaknai bahwa rejeki setiap orang itu sudah pasti, yang membedakan adalah nilai kemanfaatan dan keberkahannya seiring dengan bersungguh-sungguh tidaknya seseorang menjalankan apa yang dia BISA dan SUKA.

*Uang akan mengikuti sebuah kesungguhan , bukan bersungguh-sungguh karena uang.*
Pada dasarnya menemukan misi hidup itu tidak ada hubungannya dengan usia seseorang. Semakin awal seseorang merasa “galau” kemana arah hidupnya, semakin “risau” untuk mencari sebuah jawaban “mengapa Allah menciptakan dirinya di muka bumi ini?” maka semakin cepat akan menemukan misi hidup.

Kalau di pendidikan berbasis fitrah, proses ini secara alamiah akan dialami oleh anak-anak pre aqil baligh akhir ( sekitar 10-13 th) dan memasuki taraf aqil baligh ( usia 14 th ke atas). Maka kalau sampai hari ini ternyata kita masih galau dengan misi hidup kita, maka bersyukurlah, karena kita jadi tahu kesalahan proses pendidikan kita sebelumnya, dan tidak perlu lagi mengalami hal tersebut di saat usia paruh baya yang secara umum dialami oleh sebagian manusia yang disebut sebagai (mid-life crisis). 

Maka sekarang, jalankan saja yang anda BISA dan SUKA tanpa pikir panjang, karena Allah pasti punya maksud tertentu ketika memberikan kepada kita sebuah kemampuan. Apabila kita jalankan terus menerus, kemungkinan itulah misi hidup kita.

Seseorang yang sudah menemukan misi hidup tsb apabila menjalankan aktivitas produktif akan lebih bermakna, karena keproduktivitasannya digunakan untuk mewujudkan misi-misi hidupnya. Sehingga selalu memiliki ciri-ciri :
a. Selalu bersemangat dengan mata berbinar-binar
b. energi positifnya selalu muncul, rasanya tidak pernah capek.
c. rasa ingin tahunya tinggi, membuat semangat belajar tinggi
d. Imunitas tubuh naik, sehingga jarang sakit, karena bahagia itu imunitas tubuh yang paling tinggi.

Ada 3 elemen yang harus kita ketahui berkaitan dengan misi hidup dan produktivitas :
a. Kita harus menjadi (memiliki mental) seperti orang yang kita harapkan (be)
b. Kita harus melakukan hal-hal yang seharusnya kita lakukan (do)
c. kita mempunyai semua yang kita inginkan (have)

Dari aspek dimensi waktu ada 3 periode yang perlu kita perhatikan :
a. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)
b.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahunke depan ( strategic plan)
c. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)

Setelah mendapatkan jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas, maka mulailah berkomitmen untuk “BERUBAH” dari kebiasaan-kebiasaan yang anda pikir memang harus diubah.

Berikutnya mulai susun langkah-langkah usaha apa saja yang bisa kita lakukan untuk menunjang sebuah produktivitas hidup kita.Mulailah dengan menetapkan target waktu dan jadwal kegiatan selama satu tahun, serta menentukan ukuran atau indikator keberhasilan dalam setiap kegiatan yang kita lakukan.Buatlah prioritas dan pilih hal-hal yang memang kita perlukan. Hindari membuat daftar yang terlalu panjang, karena hal tersebut membuat kita “gagal fokus”. 

Demikian sekilas tentang pentingnya misi hidup dengan produktivitas, silakan dibuka diskusi dan nanti kami akan lebih detilkan materi ini secara real di nice homework #8 berbasis dari kekuatan diri teman-teman yang sudah dituliskan di Nice homework #7.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

Sumber bacaan:
_Antologi para Ibu Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014_
_Materi Matrikulasi IIP, Bunda Produktif, 2016_
_Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015_

TJ Review NHW #7 Rezeki Itu Pasti, Kemuliaan Harus Dicari

MIIP Risti Oktarina:
Assalamu'laikum teh  mau nanya dong hehe
Saya mah masih bingung ngelompokin yg tidak suka tapi bisa hehe

MIIP Amalia Dewi: Kalo saya isinya memasak teh. Saya ga suka masak, tp saya bisa .

MIIP Nina Yarana Slimiati: ‍♀ijin menanggapi
Bingung dmn nya teh? Tidak suka tapi bisa bagi saya adalah sesuatu yang bisa saya lakukan, tp sy gk menyukainya.
Cthnya saya bisa bercocok tanam (tanaman sayuran/bunga2an) tapi saya gak suka karena kalau bercocok tanam suka ketemu ulet, saya suka geli 

MIIP Risti Oktarina: Kalau risti, nyetrika , bisa tapi gak suka 

MIIP Linda Hartati: Kalau saya seperti berdagang, saya bisa berdagang, beberapa kali juga pernah jualan, tapi gak suka karena suka ada rasa malu menawarkan k teman2

MIIP Fasil Nita: Nah, teh liiza apa yang teteh2 disini utarakan untuk contoh itu betul, jadi *bisa,tidak suka* itu kegiatan yang kita bisa lakukan tetapi tidak kita sukai, contohnya kalau saya bisa setrika tapi saya tidak suka kegiatan itu.

Atau contoh lain teteh misal kuliah ambil jurusan bisnis karena permintaan orang tua otomatis teteh kan bisa bisnis tapi ternyata selama ini teteh ga suka dengan kegiatan berbisnis itu.
untuk memasuki ranah produktif, disarankan pada ranah yang kita SUKA dan BISA terlebih dahulu. karena ini lebih cepat berpeluang..

setelah itu baru masuki ranah yang selanjutnya, Suka tapi tidak bisa, tambah jam terbang sehingga menjadi bisa.

itu saran saja. jika tidak ada target produktif dgn kategori 4e, maka boleh mulai dr mana saja. ✅

MIIP Arsy Fauziah: Teh, apakah earn di 4e itu selalu berbentuk materi?

MIIP Fasil Nita: Earn artinya menghasilkan, maksudnya menghasilkan sesuatu bagi kita, bahkan diartikan menghasilkan uang atau materi yang menguntungkan kita.
Apakah hanya materi saja ? Tidak juga teh
Earn, bisa diartikan bermanfaat
Saat kita bisa berbagi dan melayani, membangun peradaban untuk keluarga juga lingkungan sekitar dengan bakat atau passion kita itu termasuk *Earn* juga.  ✅

MIIP Risti Oktarina: Jika tidak ada yang bertanya, saya izin bertanya ya teh,
Teh kalau satu aktivitas yg dijalani saat ini tdk sama dengan yang kita suka/ hasil test minat dan bakat, tapi saat menjalani, kita senang  hnya trkdang suka tiba2 gak mood. Itu masuk kuadran mana teh ?

MIIP Fasil Nita:  Saya jawab dengan ini ya teh Risti 
Semoga menemukan jawabannya 
Bu Septi: dijawab ya sederetan pertanyaan di bawah ini
 Apakah saat ini merasa ENJOY dengan ranah passion saat ini?
 apabila jawabanya TIDAK  maka carilah ranah passion yang lain
 apabila jawabannya IYA  lanjut ke pertanyaan selanjutnya
Apakah setiap kali ada ujian/ diberikan tingkat kemahiran yang lebih tinggi di ranah passion ini kita menghadapinya dengan EASY?

 Kalau jawabannya TIDAK  maka passion itu hanya hobi kita saja, bersenang-senanglah dengan hal tersebut untuk refresh saja, tidak perlu mentargetkan apa-apa.

 Kalau jawabannya YA masuk ke pertanyaan selanjutnya.
Apakah kita merasa tertantang untuk menekuni ranah passion tersebut, dengan konsisten, sehingga memenuhi jam terbang kita untuk jadi seorang yang EXCELLENT di bidangnya?

 Kalau jawabannya TIDAK  maka carilah penyebabnya apa, apakah faktor external atau faktor internal yang membuat anda tidak bergairah untuk konsisten menuju excellent ini, apabila ketemu, berubahlah dan masuk tahap selanjutnya, apabila tidak bisa berubah, silakan mulai dari awal dengan mencari ranah passion yang lain.
 Kalau jawabannya IYA  selamat anda sudah menemukan sesuatu yang MUNGKIN bakat kita. lanjut ke pertanyaan berikutnya.
Apakah kita mengasah yang kemungkinan menjadi BAKAT kita tersebut secara terus menerus dari hari ke hari dengan 100 % fokus di bidang tersebut?

 Kalau jawabannya TIDAK  bakat itu hanya bagaikan senjata hidup yang diberikan Allah ke kita dan kita tidak mengasahnya sehingga menjadi tumpul, tidak bisa digunakan untuk aktivitas produktif kita.
 Kalau jawabnnya IYA  selamat, anda sudah masuk tahap EARN, produktif dengan bekal yang mungkin memang BAKAT kita.

Saya katakan MUNGKIN memang BAKAT kita, karena sejatinya tidak ada seorangpun yang tahu dengan persis apa yang sudah diberikan Allah ke kita untuk hal ini. Kita hanya bisa membaca tanda-tanda yang ada pada diri kita dan lingkungan saja, karena tidak bisa langsung mengkonfirmasi ke Allah, apakah benar tujuan DIA menciptakan kita di muka bumi ini adalah seperti apa yang kita rasakan saat ini. Maka dalam doa kita selalu memohon, semoga kehendak kita sesuai dengan kehendakNYA.

Sehingga ikhtiar itu adalah hak kita, dan hasil adalah hak Allah

Indikatornya apa yang kita capai membuat kita bahagia, dan bahagiapun bertingkat, silakan dipilih sendiri mau level yang mana:
Level terendah namanya Pleasant Life yang sifatnya fisik seperti ketika kita makan makanan yang enak banget

akan tetapi bahagia ini cepat pudar karena walaupun enak kalau makannya kebanyakan jadi nggak enak
Level kedua Good Life yaitu ketika melakukan sesuatu pekerjaan asik banget sampai waktu hilang tidak terasa.. ini sifatnya Mental bukan fisik
Level ketiga namanya Meaningful Life yaitu ketika kita bisa memberi manfaat sebanyak banyak nya bagi orang lain yang ini sifatnya Spiritual

Senin, 12 Maret 2018

Review NHW #7

Review Nice Home Work #7
_Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_

*IKHTIAR MENJEMPUT REJEKI*

Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar,
Terima kasih bagi yang sudah mengerjakan NHW#7 ini dengan sangat baik. Melihat satu persatu hasil peta kekuatan teman-teman, maka kami melihat beragam potensi fitrah yang dimiliki oleh teman-teman yang bisa dijadikan sebagai bekal untuk memasuki ranah produktif.

NHW #7 ini adalah sesi KONFIRMASI. Dimana kita belajar mengkonfirmasi apa yang sudah kita temukan selama ini, apa yang sudah kita baca tentang diri kita dengan tools yang dibuat oleh para ahli di bidang pemetaan bakat. 

Ada banyak tools yang sudah diciptakan oleh para ahli tersebut, diantaranya dapat dilihat secara online di www.temubakat.com http://tesbakatindonesia.com/ www.tipskarir.com dan masih banyak lagi berbagai tes bakat online maupun offline yang bisa kita pelajari.

Kita menempatkan tools-tools tersebut sebagai alat konfirmasi akhir, sehingga kita tidak akan buru-buru menggunakannya, sebelum kita bisa menggunakan mata hati dan mata fisik kita untuk melihat dan membaca diri dengan jujur. Kita makin paham tanda-tanda yang DIA berikan untuk menjalankan peran produktif kita di muka bumi ini. 

Efek yang bisa kita rasakan, saat menjadi ibu kita tidak akan menjadi ibu galau yang buru-buru mencari berbagai alat untuk bisa melihat minat dan bakat anak kita secara instan. Kita justru akan punya pola mengamati bakat minat anak, dari kegiatan aktivitas anak keseharian dg mengamati sifat-sifat dominan mereka, yang mungkin akan menjadi peran hidup produktifnya kelak. Selain itu juga memperbanyak aktivitas panca indra sehingga kita makin paham bidang yang akan ditekuni anak-anak. Maka modalnya, buka mata, buka hati bunda. Kayakan wawasan anak, kayakan gagasan anak setelah itu buatlah mereka kaya akan aktivitas. Terlibatlah (Engage) , Amati (observe), gunakan mata hati dan mata fisik untuk mendengar dan melihat (watch and listen ) keinginan anak selama rentang 2-14 tahun, lalu perkuat pemantauan hal tsb sampai usia 14 tahun ke atas, jadi modal pertama adalah mata hati dan kehadiran orangtuanya. 

Alat hanya mempermudah kita untuk mengenali sifat diri kita yang produktif. Tetapi menggunakan alat bukan sebuah keharusan yang mutlak. Bagi anda yang sudah percaya diri dengan aktivitas anda saat ini, tidak perlu lagi menggunakan alat apapun untuk konfirmasi.

Salah satu tools yang kita coba kemarin adalah www.temubakat.com yang kebetulan kita bisa mengkonfirmasi langsung ke penciptanya yaitu Abah Rama Royani, yang sering menjadi guru tamu di komunitas Ibu Profesional.

Apabila teman-teman memiliki tools lain tentang pemetaan bakat ini yang bisa dikonfirmasi ulang ke penciptanya silakan dipakai, sehingga kita jadi lebih banyak paham tentang berbagai alat konfirmasi bakat kita.

Setelah mendapatkan hasil segera cocokkan hasil temu bakat tersebut dengan pengalaman yang sudah pernah teman-teman tulis di NHW#1 – NHW #6
Semua ini ditujukan agar kita bisa masuk di ranah produktif dengan BAHAGIA.

*FOKUS pada KEKUATAN, SIASATI segala KELEMAHAN*

Fokus pada kekuatan berarti bahwa ke depan, luangkan waktu untuk belajar dan berlatih hanya pada aktivitas yang merupakan potensi kekuatan. Siasati keterbatasan berarti bahwa usahakan untuk mencari cara lain dalam mengatasi keterbatasan yang ada, bisa dengan cara menghindarinya, mendelegasikannya, bersinergi dengan orang lain ataupun menggunakan peralatan atau sistem. Seperti halnya bila kita tidak mampu melihat jauh karena keterbatasan mata yang minus, maka cukup diatasi dengan menggunakan kaca mata.

Ini salah satu contoh pentingnya kita memahami kekuatan diri kita kemudian mencari partner yang cocok. Untuk itu silakan teman-teman amati sekali lagi, potensi kekuatan yang ada pada diri teman-teman, kemudian minta pasangan hidup anda atau partner usaha anda untuk melakukan proses yang sama dengan tools yang sama, agar anda dan partner anda memiliki bahasa bakat yang sama untuk diobrolkan. Setelah itu lihat apakah anda sama-sama kuat di bidang yang sama atau saling mengisi.
Hal ini penting untuk memasuki ranah produktif teman-teman. Akan berkolaborasi dengan pasangan hidup atau memang perlu partner lainnya. Apabila perlu partner lain maka teman-teman sudah paham orang-orang dengan kekuatan seperti apa yang ingin anda ajak kerjasama. Sehingga mulai sekarang sudah tidak lagi asal bilang “saya cocok dengan si A, si B, si C” cocok di bidang mana? Bisa jadi kecocokan anda dengan seseorang tidak bersifat produktif karena memang tidak saling mengisi (komplemen).
 
Mari kita lihat beberapa contoh di bawah ini:
_contoh gambar terlampir_

*POTENSI KEKUATAN*

Banyak orang masih berpandangan bila kita berlatih atau membiasakan diri melakukan suatu aktivitas, kita akan menjadi semakin hebat. Slogannya mengatakan: “pratice makes perfect”. Namun ternyata slogan ini memiliki kebenaran sepanjang dilakukan pada potensi kekuatan Anda. Sibuk berlatih pada aktivitas yang merupakan keterbatasan hanya akan membuang waktu, energi apalagi biaya. Sayang bila kita berpayah-payah melakukan aktivitas yang merupakan keterbatasan kita.
Menurut Abah Rama Royani dalam bukunya yang beliau tulis bersama teman-teman dari Prasetya Mulya yang berjudul 4 E (2010) Potensi Kekuatan adalah aktivitas yang anda SUKA melakukannya dan BISA dengan mudah melakukannya, hasilnya bagus dan produktif.

Setelah mengkonfirmasi ulang bakat kita dengan tools yang ada, kami sarankan jangan percaya 100%. Silakan konfirmasi ulang hasil tersebut sekali lagi dengan mengisi pernyataan aktivitas apa yang anda SUKA dan BISA selama ini.

Setelah memetakan apa yang SUKA dan BISA, maka mulailah menambah jam terbang di ranah anda SUKA dan BISA, mulailah melihat dengan seksama dan kerjakan dengan serius.
Mengapa ranah SUKA terlebih dahulu yang harus kami tekankan. Karena membuat kita BISA itu mudah, membuat SUKA itu baru tantangan. Maka saran kami masuki ranah SUKA dan BISA terlebih dahulu sebagai awalan memasuki ranah produktif teman-teman, kalau anda sudah menemukan “pola”nya disana, sudah merasa “ Enjoy,Easy dan Excellent” , maka mulailah mencoba ke ranah yang lain selama aktivitas tersebut masuk kuadran BISA. Yang sebaiknya tidak dimasuki di awal ini adalah memasuki ranah yang anda TIDAK SUKA dan anda TIDAK BISA.

Seiring berjalannya waktu kita semua akan bisa dengan mudah memaknai kalimat ini :

It is GOOD to DO what you LOVE, but the secret of life is LOVE what you DO

Sumber Bacaan :
_Materi Matrikulasi IIP Sesi #7, Rejeki itu Pasti, Kemuliaan harus Dicari, 2018_
_Hasil NHW#7, Peserta Matrikulasi IIP, 2018_
_Abah Rama Royani, 4 E (Enjoy, Easy, Excellent,Earn), PPM Prasetya Mulya, 2010_
_Referensi tentang bahasa bakat dan potensi kekuatan di www.temubakat.com_