Pertanyaan 1
Dari Engelya
Bagai mana agar kita bisa fokus dalam suatu kerjaan tanpa mengabaikan pekerjaan lain.dan dapat bekerja tepat waktu?
Jawaban
Dari Nita
pentingnya membuat kandang waktu, agar kita lebih mudah untuk mengelolanya tidak saklek-saklek banget. Selama kita tahu prioritas kita ada dimana.
mulai dari mengkategorikan aktivitas penting dan tidak penting. Kemudian memperbanyak aktivitas di kuadran 2, mensiasati semua aktivitas di kuadran lainnya.
Menurut urutan pertanyaan di NHW 6,perlu mengenali, memilah dan mengkategorikan aktivitas di rumah. Prinsipnya adalah 3 hal berikut :
Put First Things First
One Bite at A Time
Delegating
๐✅
Tanggapan
Dari Penanya
Rasa malas jangan masuk katagori yah๐๐
Kadang suka males dan menunda pekerjaan dan terbengkalai
Tanggapan
Dari Nita
Lawan wegah, ojo kalah karo wegah. Lawan malas, jngan kalah sama malas
Tanggapan
Dari Ghina
๐stju teh. Poinnya tentang time management n skala prioritas.
Pertanyaan 2
Dari Nida
1. Bagaimana membangun komitmen dan konsistensi dalam menjalankan skala prioritas pekerjaan domestik. Jujur saya kadang karena merasa seharian di rumah aja, jadi kadang rada nyantai ngerjain kerjaan rumahnya, trus jadi lama tuntasnya. Tapi kalau sy ada rencana mau keluar rumah, bisa jadi cepet beres ๐
2. Terkait one bite at a time, sebagai perempuan kan kita sering melakukan multi-tasking, walau katanya sebenarnya hal itu akan lebih melelahkan dibandingkan mengerjakan satu2. Jadi bagaimana baiknya teh?
3. Ada ibu yang memiliki potensi untuk berkontribusi pada masyarakat, tapi ada urusan domestik yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Bagaimana menilai diri sendiri kalau sudah saatnya kita (mampu) berkontribusi untuk masyarakat?
4. Kalau dari IIP atau bu Septi, kira2 bagaimana pandangan ketika kita akan melanjutkan pendidikan atau beraktivitas diranah publik, dan jadinya harus "mengorbankan" anak untuk ditinggal atau dijaga orang lain? #maafcurcol ๐
Jawaban
Dari Nita
1. Kuncinya Disiplin,
kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time
2. menjadi ibu itu tidak harus bisa melakukan segalanya. Maka NHW #6 ini membantu kita untuk paham mana yg harus kita kerjakan sendiri dan mana yg bisa kita delegasikan
Delegasi
Kategori aktivitas yg didelegasikan adalah “tidak penting – mendesak”
Maka langkah-langkah sbb :
a. Buat list aktivitas kita yg masuk ranah ini.
Contoh : buat saya setrika itu “tidak penting menambah jam terbang saya, tapi mendesak, kl nggak diselesaikan akan jadi tumpukan masalah”
Maka saya putuskan unt didelegasikan
Peran seorang ibu itu sangaat banyak, mengurus finansial, guru, koki, perawat dsb. Pilih salah satu dari peran tsb, lalu tingkatkan levelnya secara bertahap mulai dari sekarang
3 & 4. Menjadi ibu yang bekerja di ranah publik sekaligus domestik merupakan anugerah multitasking seorang perempuan.
Dan tidak dipungkiri bahwa peran ganda yang diemban tidak ringan. Namun kembalikan pada diri sendiri untuk mensikapinya.
Manakala seorang ibu bekerja diranah publik dan punya tanggungjawab besar di rumah lakukan beberapa tips agar tidak merasa gagal menjadi manajer handal di rumah.
๐ฟ Tanamkan kesadaran bahwa selain bekerja ibu adalah madrsah pertama bagi anak, maka secara otomatis hati menjadi tenang dan tidak berfikir yang justru menurunkan produktivitas diri.
๐ฟ Bangun support system yang solid
Suami → juga memiliki tanggungjawab sama untuk mendidik anak
Orangtua → meminta bantuan orangtua
Guru → jadikan guru sebagai mitra dalam mendidik anak
Tetangga → bersama membangun lingkungan kondusif dan ramah anak
Pengasuh → delegasikan hal yang bisa dilakukan orang lain..dengan tetap kontrol ada pada ibu.
Karena menjadi manager bukan berarti melakukan semuanya sendiri
๐ฟ Efektifkan waktu yang ada dengan aktivitas bersama keluarga. Jangan membawa urusan pekerjaan ke rumah.
๐ฟ Quality Time
Manfaatkan waktu yang tersedia dengan kegiatan produktif dan berkualitas sekaligus menyenangkan
๐ฟ Jadi ibu yang menyenangkan
Jadilah ibu yang menyenangkan, fokus pada anak saat bersamanya, lakukan kegiatan yang membahagiakan seperti bermain, memberi hadiah, mendongeng. Sehingga itulah yang akan diingat dalam memori anak.
Sumber informasi
https://www.kompasiana.com/syasya/sukses-menjalani-peran-ganda-ibu-bekerja_55004116a3331118705103d3
Indikatornya bahwa keluarga bangga juga bahagia dengan memiliki bunda ๐ท
. kuncinya ada pada kandang waktu dan delegasi yang kita manage.
Setelah selesai dengan permasalahan kita sendiri inside out (keluarga) urusan domestik, baru keluar melihat isu sosial yg ada di sekitar kita.
KELUARGA tetap no 1, ketika bunda aktif di masyarakat dan suami protes, maka itu peringatan lampu kuning untuk aktivitas kita, berarti ada yang tidak seimbang. Apabila anak yang sudah protes, maka itu warning keras, LAMPU MERAH. Artinya anda harus menata ulang tujuan utama kita aktif di masyarakat.
(Coming soon,,,, penjelasan lengkap di NHW9 okeh) ๐
Pertanyaan 3
Dari Husnul
Selama 11th menikah
Sy sampai detik ini belum bisa memenej uang dgn baik
Jadi saya hanya meminta uang untuk kepentingan sy diawal bulan dan untuk belanja saya minta harian.
(Dan selama 2 th ini sy punya online shop jg hanya untuk kesenangan sendiri sebagian ditabung)
Sebaiknya/ seharusnya peran saya ttg keuangan dirumah tangga bagaimana ?
Haruskah mempertahankan posisi nyaman spt ini?
Ato wajib belajar agar bisa ambil alih keuangan keluarga?
Mhon pencerahannya
Jawaban
Dari Nita
apakah teteh merasa nyaman dengan kondisi sekarang? apakah suami dan anak-anak juga nyaman? dan apakah kita puas dengan kondisi saat ini? kalau semua jawabannya IYA, artinya tidak perlu dikembalikan. Tetapi kalau hati kecil kitamengatakan TIDAK, maka mulailah berubah setahap demi setahap.☺✅
Tanggapan
Dari Dita
Kuncinya pada ridha suami dan anak ya teh
Dari Nita
Betul teh karena indikator profesionalisme ibu adalah Menjadi kebanggan keluarga
**** Sesi Pertanyaan Selesai ****
Tanggapan Jawaban Pertanyaan 2 Poin 2 (Delegasi)
Dari Komala
Teh berarti untuk menjadi ibu profesional itu tidak harus bisa segala hal, tapi harus bisa memanage hal apa yg bisa di delegasikan dan yg harus dikerjakan sendiri, begitu bukan teh ?
Jawaban
Dari Nita
Betul, teh. Yang terpenting keluarga ga protes
Seperti saya, saya kalau ga sempat masak ya kalau ga beli ya suami yang masak, yang penting anak kenyang makan dan kenyang waktu bersama emaknya ๐
Tanggapan Penanya
Iya teh itu tentang masak memasak. Kondisinya anak.masih balita jadi blm bisa leluasa... kadang suka darimana aja apa aja yg penting pagi hari anak kenyang. Mau bermainpun jd tenang. ๐
๐
*****
Tanggapan Jawaban Pertanyaan 2 Poin 3&4 (Support System)
Dari Resti
Membangun support sistem agaknya masih sulit bagi saya, terlebih kondisi suami yg ldm dan keinginan ortu yang agak memanjakan cucu pertamanya.. apa ini bisa dianggap sebagai sinyal lampu kuning juga kah teh? Atau saya yang baper karena ninggal" anak?
Jawaban
Dari Nita
support system memunculkan keputusan yg paling tepat sesuai karakteristik keluarga kita.
Latih-percayakan-kerjakan-tingkatkan-latih lagi-percayakan lagi-tingkatkan lagi dst sampai mencapai standar yang kita mau ✅๐
*****
Kuis Pertanyaan
Dari Nita
https://youtu.be/6_N_uvq41Pg
Apa pendapat teman-teman tentang video ini?
Jawaban
Dari Dita
Intinya, jika kita prioritaskan hal2 penting/utama, maka kita akan bs melakukan hal utama dan hal2 kecil.
Tp klo kita fokus pd hal kecil2 dulu, waktu kita akan habis dan ga sempat melakukan hal2 penting
Cmiiw ๐
Dari Ghina
Aku jga g fhm bh.inggrs hnya dri tyangan yg d crna mungkn mksdnya kta hrus memlh bgian mana yg mesti d dahulukan.
Jdi ketika kita slah dlm mengmbl kptsan mka akan brdampak pda hal yg lain dan ktka kita mengmbl kptsn yg tpat smuanya akan baik2 saja.
*****
Pertanyaan
Dari Arsy
1. Seandainya kondisi ga memungkinkan untuk mendelegasikan pekerjaan domestik apakah akhirnya menurunkan standar diperbolehkan?
2. Terkait poin mendelegasikan pendidikan anak ke pihak lain kalo bisa menjadi pilihan terakhir saya setuju sekali. Mau sharing dong teh meyakinkan pihak keluarga terutama suami untuk menjalankan HE/HS. Maksudnya pendidikan formal saat ini masih dinilai yang paling 'safety' untuk dijalankan sehingga kultur di keluarga saya maupun suami jadi mengerucut kesana.
Jawaban
Dari Nita
Poin 1
menurunkan standar untuk meningkatkan diperbolehkan teh.
Poin 2
Untuk yang HS pengalaman teman pun begitu bnyak rintangan, setelah di jalani dan ortunya melihat hasil hs tsbt malah mendukung ☺
*****
Pertanyaan
Dari Restu
Maafkan ini lgi galau dan btuh pencerahan hehe...
Sya d hdpkan sma 2 pilihan, ikut suami lagi dn jauh sma keluarga, atau jauh sma suami tpi dkt sma keluarga, masalahnya ini yang ke 3 kalinya saya bulak balik ngikut suami, dan sebetulnya jwbnnya sudh ada yaitu ikut suami, tapi saya msih bimbang sma dri saya sndri, tkutnya nnti minta pulang kampung lagi, mungkin tetehs bisa membantu meyakinkan sya atau semacam wejangan dan sebagainya biar sya makin yakin gitu sama dri sya sendiri,,,๐๐๐
Jawaban
Dari Nita
Berani keluar dari zona nyaman teh ๐
Dari Indika
Saya dulu gt teh bulak balik trs balikpapan-bandung hehee tapi betul kata teh nita kita harus keluar dari zona nyaman, strugle must go on hehe skrg udh ada teknologi canggih jd bisa vcall sm keluarga teh...semangat teh
Dari Husnul
Sy 4 th lalu jg ngalami dilematis spt itu th..
Tapi kemudian sy nekat aja.
Walopun ortu nangis2. Ga boleh pergi. Tapi sy tekankan pd diri saya.
Stlh menikah suami adalah yang utama
Dari Arsy
Teh restu semangat. Kalo semua kondisi memungkinkan ikut (misal tidak sedang terikat kontrak kerja dll) dan kondisinya udah ada anak lebih baik ikut suami teh. Kerasa banget bedanya pas ldm uda ada anak dan belum. Heuheu. Semangat ya teh ๐๐๐
Penutup Diskusi
Dari Nita
Pas seminar A Home Team, pak Dodik menceritakan kisah seorang ibu buruh tani. Janda.
Kehidupan perekonomian murni usaha beliau sendiri.
Kerja brgkat gelap, pulang gelap.
Dan mempunyai 7 anak yg semuanya lulus cumlaud dari 3 universitas terbaik di Indonesia..
Ketika ditanya, tipsnya adalah :
NGOBROL SEPULANG KERJA, JANGAN SAMPAI LEWAT...
sepulang dari kerja, ibu tsb membersihkan diri..
Kemudian menyempatkan ngobrol dgn ketujuh anaknya, MESKIPUN ANAKNYA SUDAH TIDUR..
Menceritakan kejadian hari ini,
Menanyakan kabar mereka seharian..
Kemudian menyelipkan doa doa untuk mereka..
Meski kadang tak terjawab karena anak udah merem..
Karena hal tsb, membuat bonding anak dan ibu tetap rekat..
Poin pentingnya yg saya tangkap adalah INTERAKSI.
Dgn adanya teknologi yg semakin mendekatkan, tdk ada alasan lagi "sulit berkomunikasi"..
❤ Saat berjauhan, aktifkan gawai untuk bangun kedekatan.
❤ Saat berdekatan, matikan gawai (TV dan HP) lalu ikuti mantra dasar IIP.
Mantra dasar IIP untuk membangun interaksi??
✔ banyakin main bareng
✔ banyakin aktivitas bareng
✔ banyakin ngobrol bareng
Rabu, 28 Februari 2018
Selasa, 27 Februari 2018
TJ Review NHW #5 Belajar Bagaimana Caranya Belajar
Pertanyaan 1
Dari Ghina Nurbaeti
Setelah membuat design pembelajaran yang akan kita jalani, gimana kalo dalam prores pembalajaran tsb melibatkan orang lain misalkan suami, anak, ortu dsb. Apakah kita harus merubah sesuai dengan kondisi saat itu atau tetap memacu pada design pembelajaran yang telah d buat.
Jawaban
Dari Nida Muthi A
Coba menanggapi. Kalau menurut saya, iya teh.. Soalnya (terutama) suami dan anak adalah bagian dari diri kita. Jadi perlu disesuaikan. Mungkin gak mengubah keseluruhan, grand design nya tetap sama, tapi bisa metode atau target2an yang agak berubah.
Dari Nina Yarana Silmiati
Design pembelajaran yang kita buat memang sebaiknya fleksibel sesuai dengan kondisi dan keadaan saat itu yang memungkinkan kita untuk tetap mempelajari ilmu.
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Boleh berubah, teh silahkan di kondisikan, dan dipilih design pembelajaran yang sekiranya lebih sesuai dan mendukung gaya belajarnya juga.
Dikarenakan pertanyaan yang masuk hanya satu, maka fasilitator memberikan diskusi berupa kuis pertanyaan. Berikut pertanyaan dari fasil :
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Kita kuis sampai jam 21.00 WIB, cukup 1 pertanyaan dengan jawaban yang mendekati akan saya beri kejutan. Apa yang bunda pahami tentang Exit procedure?
Jawaban
Dari Ghina Nurbaeti
Mencoba menjawab
Keluar dri prosedur?? Mksdnya prosedur yang sdg d jalankan kndisional gtu? Di sesuaikan dgn keadaan saat tsb. Bner g sih??
Dari Dinda Sarasidia
Kalau lihat dari kata per kata, tebakan aku untuk exit procedure adalah prosedur yang diterapkan ketika ingin meninggalkan sesuatu
Dari Istikanah
Kalau saya googling, yang muncul adalah prosedur yang dilakukan tenaga medis dalam penyelamatan bayi saat proses kelahiran
Amalia Dewi
Exit procedure yaitu tahapan yang harus dijalani apabila kita akan ganti haluan (ganti ilmu yang dipelajari) karena kita merasa ilmu yang dipelajari itu tidak sesuai dengan passion kita. Tapi belum tahu, tahapannya apa aja.
Dari Eva Tri Novita
Teteh mau ikut jawab ya. Exit procedure itu kaya Ultimate atau terakhir yang dilakukan saat semua plan yang dirancang tidak terlaksana dengan baik. Gitu bukan sih teh mksdnya?
Dari Nida Muthi Athifah
Kalau dilihat dari konteks kalimatnya.. "menentukan exit procedure andaikata di tengah perjalanan ternyata kita mau ganti haluan". Jadi mungkin exit prosedur itu prosedur/proses yang perlu dilakukan sebelum kita mengakhiri sebuah "haluan", jadi gak tiba2 ganti haluan tapi berproses. Mungkin begitu
Dari Nina Yarana Silmiati
Cobain juga ya teh. exit procedure ini mungkin prosedur jalan keluar ketika kita mau merubah tujuan awal. Menghubungkan dgn nhw 5, mungkin kita ditengah jalan ingin merubah tujuan awal kita ketika melihat kondisi dan kebutuhan saat itu. Nah, exit prosedur ini adalah prosedur2 yang harus kita lalui sebelum kita benar2 merubah tujuan awal tersebut.
Dari Rena Herdiani
jalan keluar yang harus kita buat untuk tetap sampai pada tujuan kita ketika kita mendapatkan kendala ditengah jalan. Semacam membuat jalan alternatif supaya kita tetap bisa menjalankan misi misi kita ditengah keterbatasan kita. Maaf kalau kurang tepat.
Dari Dita Nur Hanipah
Langkah2 yang perlu akan kita tempuh sekiranya kita ditengah jalan merasa kurang pas dengan ilmu yang kita dalami, dan ingin mengubah haluan ke ilmu yang lain.
Dari Siti Fania Mahardika
Mungkin kaya rencana yang akan kita ambil kedepannya karna ada kekhawatiran atau kesulitan dari ilmu yang telah kita pilih. Tetapi harus dipertimbangkan dengan baik dan matang. Mungkin begitu teh
Dari Engelya Nuranisa
Keluar dari prosedur yang telah d tetapkan
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita) [Feedback]
Kita kilas balik NHW-NHW sebelumnya yuk
di saat Nhw #1 saya meminta teman-teman jurusan apa yang akan diambil di universitas kehidupan ini, ini adalah proses yang bernama
Kemudian di tahap berikutnya mau berapa lama ditempuhnya? maka kita menentukan milestone berapa lama durasi waktu yang akan kita tempuh? kecepatan kita dalam melangkah, hingga apa saja tahapan yang perlu kita lalui.
Setelah milestone jadi, supaya menunjang kelancaran proses belajar, kita sebaiknya memiliki *support system* yang memadai. Misal perlu bergabung dengan komunitas, perlu mencari sang ahli untuk berdiskusi, perlu mencari tools/alat penunjang belajar untuk hal tersebut. Perlu suami untuk saling mengingatkan dsb.
Exit Procedure adalah bagian dari system yang harus kita ketahui sebelum memasuki sebuah system. Sebelum masuk kita harus tahu cara keluarnya. Kalau dalam pembelajaran. Misal di tengah jalan ternyata kita ingin pindah haluan, maka ksama akan tahu tahap-tahapananya apa saja? kemudian apa resiko yang akan kita hadapi?
Contoh :
di kelas matrikulasi IIP ini,
START from THE FINISH LINEnya,
para peserta akan memahami dan bisa memaknai ilmu-ilmu dasar apa saja yang diperlukan dalam pembelajaran di IIP MILESTONE
Mulai dari prolog tentang adab – bunda shaleha.
SUPPORT SYSTEM
Smartphone yang ada aplikasi WA
Jaringan internet yang memadai
Fasilitator
materi dan NHW
Referensi buku
Waktu dan komitmen
EXIT PROCEDURE
Andaikata saya ditengah-tengah akan keluar dari program matrikulasi ini maka :
Ijin ke ketua kelas dan Fasilitator, menyampaikan alasan, mengulang kembali matrikulasi Batch #5, mengisi form remidial matrikulasi.
resiko:
Waktu belajar lebih lama
Teman-teman satu angkatan sudah melaju ke tahap kelas berikutnya
Serangkaian point-point itulah yang disebut ROAD MAP pembelajran kita.
Seperti Nahkoda yang akan berlayar, bentangkan peta, siapkan kompas dan tentukan arah, kalau salah arah, silakan berbalik sesuai exit procedure yang sudah kita tentukan. Contoh yang lebih ekstrem lagi yang kami lakukan berdua sbg fasilitator Homeeducator anak2 kami adalah sbb :
“Kalau kita (ortu) meninggal saat anak-anak masih pre aqil baligh, siapa yang akan menangani pola pendidikan anak-anak selanjutnya?”
Action plan : harus kita didik orang-orang yang akan memegang tongkat estafet pendidikan anak-anak kita mulai dari sekarang. Kalau dulu kami berdua menyiapkannya sejak awal. Sehingga anak-anak tidak panik, siap dengan segala kondisi yang mereka hadapi, karena anak2 sekarang sudah aqil baligh semua, maka kami mengompori teman-teman yang melakukan HE/HS untuk membuat komunitas CBE, shg exit procedure akan lebih mudah, karena anak-anak memiliki banyak ibu dan bapak ideologis yang memiliki visi yang sama.
Dari Ghina Nurbaeti
Setelah membuat design pembelajaran yang akan kita jalani, gimana kalo dalam prores pembalajaran tsb melibatkan orang lain misalkan suami, anak, ortu dsb. Apakah kita harus merubah sesuai dengan kondisi saat itu atau tetap memacu pada design pembelajaran yang telah d buat.
Jawaban
Dari Nida Muthi A
Coba menanggapi. Kalau menurut saya, iya teh.. Soalnya (terutama) suami dan anak adalah bagian dari diri kita. Jadi perlu disesuaikan. Mungkin gak mengubah keseluruhan, grand design nya tetap sama, tapi bisa metode atau target2an yang agak berubah.
Dari Nina Yarana Silmiati
Design pembelajaran yang kita buat memang sebaiknya fleksibel sesuai dengan kondisi dan keadaan saat itu yang memungkinkan kita untuk tetap mempelajari ilmu.
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Boleh berubah, teh silahkan di kondisikan, dan dipilih design pembelajaran yang sekiranya lebih sesuai dan mendukung gaya belajarnya juga.
Dikarenakan pertanyaan yang masuk hanya satu, maka fasilitator memberikan diskusi berupa kuis pertanyaan. Berikut pertanyaan dari fasil :
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Kita kuis sampai jam 21.00 WIB, cukup 1 pertanyaan dengan jawaban yang mendekati akan saya beri kejutan. Apa yang bunda pahami tentang Exit procedure?
Jawaban
Dari Ghina Nurbaeti
Mencoba menjawab
Keluar dri prosedur?? Mksdnya prosedur yang sdg d jalankan kndisional gtu? Di sesuaikan dgn keadaan saat tsb. Bner g sih??
Dari Dinda Sarasidia
Kalau lihat dari kata per kata, tebakan aku untuk exit procedure adalah prosedur yang diterapkan ketika ingin meninggalkan sesuatu
Dari Istikanah
Kalau saya googling, yang muncul adalah prosedur yang dilakukan tenaga medis dalam penyelamatan bayi saat proses kelahiran
Amalia Dewi
Exit procedure yaitu tahapan yang harus dijalani apabila kita akan ganti haluan (ganti ilmu yang dipelajari) karena kita merasa ilmu yang dipelajari itu tidak sesuai dengan passion kita. Tapi belum tahu, tahapannya apa aja.
Dari Eva Tri Novita
Teteh mau ikut jawab ya. Exit procedure itu kaya Ultimate atau terakhir yang dilakukan saat semua plan yang dirancang tidak terlaksana dengan baik. Gitu bukan sih teh mksdnya?
Dari Nida Muthi Athifah
Kalau dilihat dari konteks kalimatnya.. "menentukan exit procedure andaikata di tengah perjalanan ternyata kita mau ganti haluan". Jadi mungkin exit prosedur itu prosedur/proses yang perlu dilakukan sebelum kita mengakhiri sebuah "haluan", jadi gak tiba2 ganti haluan tapi berproses. Mungkin begitu
Dari Nina Yarana Silmiati
Cobain juga ya teh. exit procedure ini mungkin prosedur jalan keluar ketika kita mau merubah tujuan awal. Menghubungkan dgn nhw 5, mungkin kita ditengah jalan ingin merubah tujuan awal kita ketika melihat kondisi dan kebutuhan saat itu. Nah, exit prosedur ini adalah prosedur2 yang harus kita lalui sebelum kita benar2 merubah tujuan awal tersebut.
Dari Rena Herdiani
jalan keluar yang harus kita buat untuk tetap sampai pada tujuan kita ketika kita mendapatkan kendala ditengah jalan. Semacam membuat jalan alternatif supaya kita tetap bisa menjalankan misi misi kita ditengah keterbatasan kita. Maaf kalau kurang tepat.
Dari Dita Nur Hanipah
Langkah2 yang perlu akan kita tempuh sekiranya kita ditengah jalan merasa kurang pas dengan ilmu yang kita dalami, dan ingin mengubah haluan ke ilmu yang lain.
Dari Siti Fania Mahardika
Mungkin kaya rencana yang akan kita ambil kedepannya karna ada kekhawatiran atau kesulitan dari ilmu yang telah kita pilih. Tetapi harus dipertimbangkan dengan baik dan matang. Mungkin begitu teh
Dari Engelya Nuranisa
Keluar dari prosedur yang telah d tetapkan
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita) [Feedback]
Kita kilas balik NHW-NHW sebelumnya yuk
di saat Nhw #1 saya meminta teman-teman jurusan apa yang akan diambil di universitas kehidupan ini, ini adalah proses yang bernama
START FROM THE FINISH LINE
Nanti saat memandu anak-anak juga ditanyakan hal tersebut.Kemudian di tahap berikutnya mau berapa lama ditempuhnya? maka kita menentukan milestone berapa lama durasi waktu yang akan kita tempuh? kecepatan kita dalam melangkah, hingga apa saja tahapan yang perlu kita lalui.
Setelah milestone jadi, supaya menunjang kelancaran proses belajar, kita sebaiknya memiliki *support system* yang memadai. Misal perlu bergabung dengan komunitas, perlu mencari sang ahli untuk berdiskusi, perlu mencari tools/alat penunjang belajar untuk hal tersebut. Perlu suami untuk saling mengingatkan dsb.
Exit Procedure adalah bagian dari system yang harus kita ketahui sebelum memasuki sebuah system. Sebelum masuk kita harus tahu cara keluarnya. Kalau dalam pembelajaran. Misal di tengah jalan ternyata kita ingin pindah haluan, maka ksama akan tahu tahap-tahapananya apa saja? kemudian apa resiko yang akan kita hadapi?
Contoh :
di kelas matrikulasi IIP ini,
START from THE FINISH LINEnya,
para peserta akan memahami dan bisa memaknai ilmu-ilmu dasar apa saja yang diperlukan dalam pembelajaran di IIP MILESTONE
Mulai dari prolog tentang adab – bunda shaleha.
SUPPORT SYSTEM
Smartphone yang ada aplikasi WA
Jaringan internet yang memadai
Fasilitator
materi dan NHW
Referensi buku
Waktu dan komitmen
EXIT PROCEDURE
Andaikata saya ditengah-tengah akan keluar dari program matrikulasi ini maka :
Ijin ke ketua kelas dan Fasilitator, menyampaikan alasan, mengulang kembali matrikulasi Batch #5, mengisi form remidial matrikulasi.
resiko:
Waktu belajar lebih lama
Teman-teman satu angkatan sudah melaju ke tahap kelas berikutnya
Serangkaian point-point itulah yang disebut ROAD MAP pembelajran kita.
Seperti Nahkoda yang akan berlayar, bentangkan peta, siapkan kompas dan tentukan arah, kalau salah arah, silakan berbalik sesuai exit procedure yang sudah kita tentukan. Contoh yang lebih ekstrem lagi yang kami lakukan berdua sbg fasilitator Homeeducator anak2 kami adalah sbb :
“Kalau kita (ortu) meninggal saat anak-anak masih pre aqil baligh, siapa yang akan menangani pola pendidikan anak-anak selanjutnya?”
Action plan : harus kita didik orang-orang yang akan memegang tongkat estafet pendidikan anak-anak kita mulai dari sekarang. Kalau dulu kami berdua menyiapkannya sejak awal. Sehingga anak-anak tidak panik, siap dengan segala kondisi yang mereka hadapi, karena anak2 sekarang sudah aqil baligh semua, maka kami mengompori teman-teman yang melakukan HE/HS untuk membuat komunitas CBE, shg exit procedure akan lebih mudah, karena anak-anak memiliki banyak ibu dan bapak ideologis yang memiliki visi yang sama.
Senin, 26 Februari 2018
Review NHW #5
Review NHW #5
*BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR*
_Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_
Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar, bagaimana rasanya mengerjakan Nice Homework di sesi #5 ini? Melihat reaksi para peserta matrikulasi ini yang rata ada di semua grup adalah
a. Bingung, ini maksudnya apa?
b. Bertanya-tanya pada diri sendiri dan mendiskusikannya ke pihak lain, entah itu suami atau teman satu grup
c. Mencari berbagai referensi yang mendukung hasil pemikiran kita semua
d. Masih ada yang merasakan hal lain?
a. Bingung, ini maksudnya apa?
b. Bertanya-tanya pada diri sendiri dan mendiskusikannya ke pihak lain, entah itu suami atau teman satu grup
c. Mencari berbagai referensi yang mendukung hasil pemikiran kita semua
d. Masih ada yang merasakan hal lain?
Maka kalau teman-teman merasakan semua hal tersebut di atas, kami ucapkan SELAMAT, karena teman-teman sudah memasuki tahap belajar cara belajar.
Nice Homework #5 ini adalah tugas yang paling sederhana, tidak banyak panduan dan ketentuan. Prinsip dari tugas kali ini adalah
*“Semua Boleh, kecuali yang tidak boleh”*
Yang tidak boleh hanya satu, yaitu diam tidak bergerak dan tidak berusaha apapun.
Selama ini sebagian besar dari kita hampir memiliki pengalaman belajar yang sama, yaitu OUTSIDE IN informasi yang masuk bukan karena proses “rasa ingin tahu” dari dalam diri kita melainkan karena keperluan sebuah kurikulum yang harus tuntas disampaikan dalam kurun waktu tertentu. Sehingga belajar menjadi proses penjejalan sebuah informasi. Sehingga wajar kalau banyak diantara kita menjadi tidak suka “belajar”, akibat dari pengalaman tersebut.
Di Institut Ibu Profesional ini kita belajar bagaimana membuat desain pembelajaran yang ala kita sendiri, diukur dari rasa ingin tahu kita terhadap sesuatu, membuat road map perjalanannya, mencari support system untuk hal tersebut, dan menentukan exit procedure andaikata di tengah perjalanan ternyata kita mau ganti haluan.
Ketika ada salah seorang peserta matrikulasi yangbertanya, apakah Nice Homework #5 kali ini ada hubungannya dengan materi-materi sebelumnya? TENTU IYA
Tetapi kami memang tidak memberikan panduan apapun. Kalau teman-teman amati, bagaimana cara fasilitator memandu Nice Homework #5 kali ini?
Ketika peserta bertanya, tidak buru-buru menjawab, justru kadang balik bertanya.
Ketika peserta bingung, tidak buru-buru memberikan arah jalan, hanya memberikan _clue_ saja.
Fasilitator banyak diam andaikata tidak ada yang bertanya, karena memberikan ruang berpikir dan kesempatan saling berinteraksi antar peserta.
Itulah salah satu tugas kita sebagai pendidik anak-anak. Tidak buru-buru memberikan jawaban, karena justru hal tersebut mematikan rasa ingin tahu anak.
Ketika peserta bertanya, tidak buru-buru menjawab, justru kadang balik bertanya.
Ketika peserta bingung, tidak buru-buru memberikan arah jalan, hanya memberikan _clue_ saja.
Fasilitator banyak diam andaikata tidak ada yang bertanya, karena memberikan ruang berpikir dan kesempatan saling berinteraksi antar peserta.
Itulah salah satu tugas kita sebagai pendidik anak-anak. Tidak buru-buru memberikan jawaban, karena justru hal tersebut mematikan rasa ingin tahu anak.
Membaca sekilas hasil Nice Homework #5 kali ini ada beberapa kategori sbb :
a. Memberikan teori tentang desain pembelajaran
b. Membuat desain pembelajaran untuk diri kita sendiri
c. Menghubungkannya dengan NHW-NHW berikutnya, sehingga tersusunlah road map pembelajaran kita di jurusan ilmu yang kita inginkan.
d. Ada yang menggunakan ketiga hal tersebut di atas untuk membuat desain pembelajaran masing-masing anaknya.
tidak ada BENAR-SALAH dalam mengerjakan Nice homework#5 kali ini, yang ada seberapa besar hal tersebut memicu rasa ingin tahu teman-teman terhadap proses belajar yang sedang anda amati di keluarga.
a. Memberikan teori tentang desain pembelajaran
b. Membuat desain pembelajaran untuk diri kita sendiri
c. Menghubungkannya dengan NHW-NHW berikutnya, sehingga tersusunlah road map pembelajaran kita di jurusan ilmu yang kita inginkan.
d. Ada yang menggunakan ketiga hal tersebut di atas untuk membuat desain pembelajaran masing-masing anaknya.
tidak ada BENAR-SALAH dalam mengerjakan Nice homework#5 kali ini, yang ada seberapa besar hal tersebut memicu rasa ingin tahu teman-teman terhadap proses belajar yang sedang anda amati di keluarga.
Semangat belajar ini tidak boleh putus selama misi hidup kita di dunia ini belum selesai. Karena sejatinya belajar adalah proses untuk membaca alam beserta tanda-tandaNya sebagai amunisi kita menjalankan peran sebagai khalifah di muka bumi ini.
Setelah bunda menemukan pola belajar masing-masing, segera fokus dan praktekkan kemampuan tersebut. Setelah itu jangan lupa buka kembali materi awal tentang ADAB mencari ilmu. Karena sejatinya
Setelah bunda menemukan pola belajar masing-masing, segera fokus dan praktekkan kemampuan tersebut. Setelah itu jangan lupa buka kembali materi awal tentang ADAB mencari ilmu. Karena sejatinya
*ADAB itu sebelum ILMU*
Belajar ilmu itu mempunyai 3 tingkatan:
1⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan pertama, dia akan menjadi seorang yang sombong
Yaitu mereka yang katanya telah mengetahui segala sesuatu, merasa angkuh akan ilmu yang dimiliki. Tak mau menerima nasehat orang lain karena dia telah merasa lebih tinggi. Bahkan dia juga menganggap pendapat orang yang memberikan nasehat kepadanya, disalahkannya. Selalu mau menang sendiri, tidak mau mengalah meskipun pendapat orang lain itu benar dan pendapatnya yang salah. Terkadang mengatakan sudah berpengalaman karena usianya yang lebih lama namun sikapnya masih seperti kekanak-kanakan. Terkadang ada yang berpendidikan tinggi, namun tak mengerti akan ilmu yang dia miliki. Dia malah semakin menyombongkan diri, congkak di hadapan orang banyak. Merasa dia yang paling pintar dan ingin diakui kepintarannya oleh manusia. Hanya nafsu yang diutamakan sehingga emosi tak dapat dikendalikan maka ucapannyapun mengandung kekejian.
Yaitu mereka yang katanya telah mengetahui segala sesuatu, merasa angkuh akan ilmu yang dimiliki. Tak mau menerima nasehat orang lain karena dia telah merasa lebih tinggi. Bahkan dia juga menganggap pendapat orang yang memberikan nasehat kepadanya, disalahkannya. Selalu mau menang sendiri, tidak mau mengalah meskipun pendapat orang lain itu benar dan pendapatnya yang salah. Terkadang mengatakan sudah berpengalaman karena usianya yang lebih lama namun sikapnya masih seperti kekanak-kanakan. Terkadang ada yang berpendidikan tinggi, namun tak mengerti akan ilmu yang dia miliki. Dia malah semakin menyombongkan diri, congkak di hadapan orang banyak. Merasa dia yang paling pintar dan ingin diakui kepintarannya oleh manusia. Hanya nafsu yang diutamakan sehingga emosi tak dapat dikendalikan maka ucapannyapun mengandung kekejian.
2⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan kedua, dia akan menjadi seorang yang tawadhu`
tingkatan yang membuat semua orang mencintanya karena pribadinya yang mulia meski telah banyak ilmu yang tersimpan di dalam dadanya, ia tetap merendah hati tiada meninggi. Semakin dia rendah hati, semakin tinggi derajat kemuliaan yang dia peroleh. Sesungguhnya karena ilmu yang banyak itulah yang mampu menjadikannya faham akan hakikat dirinya. Dia tak mudah merendahkan orang lain. Senantiasa santun dan ramah, bijaksana dalam menentukan keputusan suatu perkara. Dia dengan semuanya itu membuatnya semakin dicinta manusia dan insya Allah, Allah pun mencintainya.
tingkatan yang membuat semua orang mencintanya karena pribadinya yang mulia meski telah banyak ilmu yang tersimpan di dalam dadanya, ia tetap merendah hati tiada meninggi. Semakin dia rendah hati, semakin tinggi derajat kemuliaan yang dia peroleh. Sesungguhnya karena ilmu yang banyak itulah yang mampu menjadikannya faham akan hakikat dirinya. Dia tak mudah merendahkan orang lain. Senantiasa santun dan ramah, bijaksana dalam menentukan keputusan suatu perkara. Dia dengan semuanya itu membuatnya semakin dicinta manusia dan insya Allah, Allah pun mencintainya.
3⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan ketiga, dia akan merasakan bahwa dia tidak tahu apa-apa ( _stay foolish, stay hungry_)
Tingkatan terakhir adalah yang teristimewa. Selalu merasa dirinya haus ilmu tetap tidak mengetahui apa-apa ( _stay foolish, stay hungry_) meskipun ilmu yang dimilikinya telah memenuhi tiap ruang di dalam dadanya. Karena dia telah mengetahui hakikat ilmu dengan sempurna, semakin jelas di hadapan mata dan hatinya. Semakin banyak pintu dan jendela ilmu yang dibuka, semakin banyak didapati pintu dan jendela ilmu yang belum dibuka. Justru, dia bukan hanya tawadhu`, bahkan lebih mulia dari itu. Dia selalu merasakan tidak tahu apa-apa, mereka bisa tak berdaya di dalamnya lantaran terlalu luasnya ilmu.
Tingkatan terakhir adalah yang teristimewa. Selalu merasa dirinya haus ilmu tetap tidak mengetahui apa-apa ( _stay foolish, stay hungry_) meskipun ilmu yang dimilikinya telah memenuhi tiap ruang di dalam dadanya. Karena dia telah mengetahui hakikat ilmu dengan sempurna, semakin jelas di hadapan mata dan hatinya. Semakin banyak pintu dan jendela ilmu yang dibuka, semakin banyak didapati pintu dan jendela ilmu yang belum dibuka. Justru, dia bukan hanya tawadhu`, bahkan lebih mulia dari itu. Dia selalu merasakan tidak tahu apa-apa, mereka bisa tak berdaya di dalamnya lantaran terlalu luasnya ilmu.
Sampai dimanakah posisi kita? Hanya anda yang tahu.
Salam Ibu Profesional,
/ _Tim Matrikulasi Ibu Profesional_/
Sumber Bacaan :
_Hasil Nice Homework #5, Peserta Matrikulasi IIP Batch #5, 2018_
_Materi Matrikulasi IIP Batch #5, Belajar cara Belajar, 2018_
_Materi Matrikulasi IIP Batch #5, Adab Menuntut Ilmu, 2018_
_Hasil Nice Homework #5, Peserta Matrikulasi IIP Batch #5, 2018_
_Materi Matrikulasi IIP Batch #5, Belajar cara Belajar, 2018_
_Materi Matrikulasi IIP Batch #5, Adab Menuntut Ilmu, 2018_
Kamis, 22 Februari 2018
NHW #5 Belajar Bagaimana Caranya Belajar
NICE HOMEWORK #5
MATRIKULASI INSTITUT IBU PROFESIONAL BATCH #4
๐ BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR๐ (Learning How to Learn)
Setelah malam ini kita mempelajari tentang “Learning How to Learn” maka kali ini kita akan praktek membuat Design Pembelajaran ala kita.
Kami tidak akan memandu banyak, mulailah mempraktekkan "learning how to learn" dalam membuat NHW #5.
Munculkan rasa ingin tahu bunda semua tentang apa itu design pembelajaran.
Bukan hasil sempurna yg kami harapkan, melainkan "proses" anda dalam mengerjakan NHW #5 ini yg perlu anda share kan ke teman-teman yg lain.
Selamat Berpikir, dan selamat menemukan hal baru dari proses belajar anda di NHW #5 ini.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
Setelah membaca beberapa referensi terkait berbagai Desain Pembelajaran yang ada, saya memutuskan untuk menggunakan Model Pembelajaran Assure. Untuk teorinya bisa dibaca disini ya.
Atau secara singkatnya sih begini :
Dan ini Desain Pembelajaran yang saya susun :
MATRIKULASI INSTITUT IBU PROFESIONAL BATCH #4
๐ BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR๐ (Learning How to Learn)
Setelah malam ini kita mempelajari tentang “Learning How to Learn” maka kali ini kita akan praktek membuat Design Pembelajaran ala kita.
Kami tidak akan memandu banyak, mulailah mempraktekkan "learning how to learn" dalam membuat NHW #5.
Munculkan rasa ingin tahu bunda semua tentang apa itu design pembelajaran.
Bukan hasil sempurna yg kami harapkan, melainkan "proses" anda dalam mengerjakan NHW #5 ini yg perlu anda share kan ke teman-teman yg lain.
Selamat Berpikir, dan selamat menemukan hal baru dari proses belajar anda di NHW #5 ini.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
Setelah membaca beberapa referensi terkait berbagai Desain Pembelajaran yang ada, saya memutuskan untuk menggunakan Model Pembelajaran Assure. Untuk teorinya bisa dibaca disini ya.
Atau secara singkatnya sih begini :
Analyze Learners | Heinich (2005) menyatakan sukar untuk menganalisis semua ciri pelajar yang ada, namun ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal pelajar sesuai berdasarkan cirri-ciri umum, keterampilan awal khusus dan gaya belajar |
States Objectives | Tujuan pembelajaran akan menginformasikan apakah yang sudah dipelajari anak dari pengajaran yang dijalankan. |
Select Methods, Media, and Material | Heinich et al. (2005) menyatakan ada tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih media yang sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah terakhir adalah memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan. |
Utilize Media and materials | Menurut Heinich et al (2005) terdapat lima langkah bagi penggunaan media yang baik yaitu, preview bahan, sediakan bahan, sedikan persekitaran, pelajar dan pengalaman pembelajaran. |
Require Learner Participation | Sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau presentasi. |
Evaluate and Revise | Sebuah media pembelajaran yang telah siap perlu dinilai untuk menguji keberkesanan dan impak pembelajaran. Penilaian yang dimaksud melibatkan beberaoa aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan pelajar. |
Dan ini Desain Pembelajaran yang saya susun :
Desain Pembelajaran Dinda menggunakan Model Pembelajaran Assure
| ||
Tujuan Pembelajaran | membantu setiap anak meraih potensinya di semua bidang kehidupan | |
memupuk keingintahuan anak-anak, kecintaan mereka pada ilmu pengetahuan, serta keinginan yang kuat untuk terus belajar | ||
mencontoh cara Rasulullah SWT dalam hal parenting | ||
Strategi Pembelajaran | Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir | model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan. |
Strategi pembelajaran kooperatif | Bergabung dalam grup-grup yang berhubungan dengan Parenting ala Rasulullah dan Montessori | |
Strategi pembelajaran proyek | Membuat proyek-proyek keluarga yang berhubungan dengan Parenting ala Rasulullah dan Montessori | |
Metode Pembelajaran | Membaca buku dan ebook yang berhubungan dengan Parenting ala Rasulullah dan Montessori | |
Bergabung dalam grup-grup yang berhubungan dengan Parenting ala Rasulullah dan Montessori | ||
Penerapan Parenting ala Rasulullah dan Montessori | ||
Mengikuti training baik online atau offline yang berhubungan dengan Parenting ala Rasulullah dan Montessori | ||
Media Pembelajaran | Buku | |
Media Sosial | ||
Blog | ||
Ebook |
TJ NHW #5 Belajar Bagaimana Belajar
Pertanyaan 1
Nida Muthi Athifah
Masih bingung, jadi gimana maksud "desain pembelajaran", harus dibikin seperti apa? Apa kayak mind map yg teh Nita bikin? Tinggal kita bikin sesuai diri kita aja..
Desain pembelajarannya bisa untuk diri kita sendiri dulu kan ya? Soalnya anak masih kecil.
Barangkali ada contoh utk bikin desain pembelajarannya.. Hehe
Pertanyaan 2
Lisnawati
nhw#5 bentuk tulisan yang di submitnya seperti apa? Apa kita tulis rinci hasil observasi kita tentang bakat, minat, dan cara belajar yang akan diterapkan pada anak kita?
Pertanyaan 3
Siti Fania Mahardika
Apakah NHW#5 ini nyambung sama NHW #3 yang kita bikin teh? Yang Checklist Indikator? Misalnya seperti kelemahan kita, peluang, dan cara belajar? Kita gambar kembali/menjabarkan secara lebih detail gitu teh? Makasih teh ๐๐
Jawaban
Ketiga pertanyaan di atas memiliki kesamaan pertanyaan yang membutuhkan satu jawaban, oleh karena itu jawabannya dijadikan satu dibawah ini :
Dari Sri Rejeki (Kiki)
Sepengetahuan saya desain pembelajaran itu rencana/model/penyusunan dalam kegiatan pembelajaran. Maunya kegiatan belajar itu seperti apa?? Yang tentu saja pembelajaran nya disesuaikan dengan kondisi anak.
Dari Nina Yarana Silmiati
Desain pembelajaran itu seperti rancangan pembelajaran yang akan kita buat untuk mencapai tujuan. Desain pembelajaran disini
√ kurikulum yang dibuat (bisa jangka per 3/6bln)
√ rancangan kegiatan harian. Misalnya di milestone+nhw 2 kan kita udah buat brp jam perharinya kita mau memperdalam ilmu yang kita minati. Nah, disini kita rancang materi apa saja perharinya, bagaimana cara mempelajarinya (menggunakan video kah, membuat project kah, ikut seminar kah, browsing kah, dll).
Jadi kita sendiri yang belajar membuat semuanya. Belajar bagaimana cara belajar mendapatkan ilmu. Rancangan ini bisa di aplikasikan ke diri sendiri dlu. Lalu ke anak
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Desain_pembelajaran
Di NHW 2-3 sudah Dikuatkan dengan “Why” > Mengapa & untuk apa ambil tujuan itu. Ini penting untuk Penguatan Diri, dengan membangun kesadaran & penerimaan (Awareness & acceptance) kemudian Dikuatkan lagi dengan NHW 4 dengan mengulang lagi proses "Think + Feel" > Mengeluarkan apa yang dipikirkan yang terkoneksi dengan apa yang di'rasa'kan, yg akan melahirkan aksi (Act).
Kemudian Aksi Dirumuskan dalam langkah kongkret "How to" nya Mulai NHW 4 : dengan output Kurikulum yang Gue Banget dari langkah / titik 0 tadi (breakdown step by step)
Baru nanti pada NHW 5 dari output NHW 4 yang dipretelin Lagi, dengan desain yang lebih detail sesuai dengan identifikasi kebutuhan & kemampuan >> Action Plan.
Kalau Di Dunia pelatihan utk bikin kurikulum kita kenal dg TNA ; Training Needs Analysis. Ada metode/ Tools Yg sering dipakai yaitu ADDIE : Analysis > Design > Develope > Implementation > Evaluation. Jadi sebenarnya untuk proses NHW 1-4 kita masuk di Analysis > & desain > lalu NHW 5 > Develope dengan Pengembangan yang detail, misal membuat modรจl atau cara kita memenuhi kebutuhan kita terhadap kurikulum yang sdh kita buat, mencari referensinya, dll.
#Benang merah yang saya maknai & rasakan, Kita sbg Ibu diajak utk membiasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa. Dengan Mindset yang terbangun ideal, utk bisa selesai dengan diri sendiri, sebelum kita menduplikasi pola nya kepada Anak2 kita. Karena mendidik 1 Ibu = mendidik 1 Generasi.
Anak2 kita jg akan menduplikasi apa yg kita lakukan, shg terjadi Multiplikasi. Kebayang kan anak2 generasi selanjutnya akan gimana?
Inilah cikal bakal membangun peradaban dari rumah yg jd Goal utama dr IIP. Setiap org akan bertanggung jawab trhdp generasi bangsa selanjutnya utk menuju peradaban yg lebih baik. Semuanya diawali dg Goal Setting.
Kalau tarik benang merahnya, membangun Mind Sรจt seorang Ibu dg membiasakan membuat pola berfikir.
Dari Siti Fania Mahardika (Feedback penanya)
Jadi desain pembelajaran itu seperti penjabaran cara belajar yang menurut kita nyaman. Dan juga dari nhw 1-4 itu kita sudah memilih, dan yang ini lebih ke action lebih detail lagi gimana cara belajar menurut diri sendiri, bisa berupa tabel atau gambar2.
Pertanyaan 4
Restika Kananingsih
Apakah desain pembelajaran yang menjadi nhw sekarang ini pembuataannya sama seperti pembuatan rpp? Jadi apa harus ada tujuan pembelajaran, materi yang akan dipelajari, langkah" belajar, hingga ke penilaian hasil belajarnya? Harus direncanakan pula ga pemakaian media pembelajarannya?
Jawaban
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Jawaban poin satu sama seperti jawaban pertanyaan sebelumnya
Bisa dituliskan agar lebih lengkap
Dari Restika Kananingsih (Feedback penanya)
Berarti kita mulai bikin indikator" tujuan pembelajaran sampai ke asesmennya sendiri (kurang lebih seperti ini)
Pertanyaan 5
Dari Ghina Nurbaeti
Apakah mksd dri NHW 5 ini membuat 5w1h untuk dri kita misalkan Siapa diri saya, Kenapa saya ada dst. Seperti itu kah!? Ngebleng banget gak ngerti
Jawaban
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Lebih ke nanti kita tuliskan langkah-langkah/tahapan belajarnya bagaimana dan Tujuannya untuk apa?. Ayo temukan desain pembelajaran yang "Gue banget"
Pertanyaan 6
Dari Arsy Fauziah
Jadi untuk NHW sekarang kita praktekan bagaimana caranya belajar untuk materi design pembelajaran kan teh? Untuk NHW yang dikumpulkannya gimana formatnya ya? Mindmap, narasi semacam artikel, ppt atau gimana? Soalnya yang kebayang sama saya kita praktekan materi kemaren di NHW ini dengan cara mencari tau seluk beluk design pembelajaran, terus semacem bikin laporannya terhadap hasil pencarian tsb. Gitu bukan ya teh? Mohon koreksinya
Jawaban
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Bentuknya sama seperti NHW2 sebelumnya Narasi boleh ditambah gambar, mindmapping dll silahkan berkreasi.
Tepat sekali, di NHW#5 ini kita di ajak untuk mencari tahu apa itu "desain pembelajaran", apa saja jenis2 desain pembelajaran dll lalu kita tentukan sendiri tahapan yang menurut kita "Gue Banget" sampai kita nyeletuk "ini nih desain belajar yang Gue Banget itu"
Pertanyaan 7
Dari Risti Oktarina
Praktek design pembelajaran, maksudnya bagaimana? Apakah kita membuat semacam kurikulum?
Jawaban
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Mencari tahu desain pembelajaran yang "Gue Banget" jadi membuat tahapan bagaimana kita belajar.
Penutup
Pertanyaan dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Apabila anak-anak kita suka menggambar maka jadikanlah gambar itu sebagai jalan masuk untuk pelajaran yang lain. Contoh : kita akan mengajarkan perkalian lewat gambar, bahasa lewat gambar dan lain-lain. Nah, upaya saya ini apa disebutnya ? Saya berusaha menemukan apa ?
Jawaban
Dari Risti Oktarina
Gaya belajar
Feedback dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Aha ! Tepat sekali. Gaya Belajar.
Jadi, untuk membuat "desain pembelajaran" kita juga harus lihat Gaya belajar. Sudah saya kasih clue ya, sekarang tugas teteh2 Selamat mencari gaya pembelajaran yang "Gue Banget" bisa search atau tanya2 ya. Karena desain pembelajaran banyak metodenya cari yang "Gue Banget"
“Yang mempengaruhi seseorang naik dari tingkatan ke tingkatan berikutnya adalah amalan ilmu dan asas kebermanfaatan ilmu tersebut bagi kerahmatan alam semesta.
Kualitas dan kuantitas ilmu tidak akan berpengaruh banyak apabila "tidak diamalkan" dan "tidak memberikan manfaat" bagi alam semesta.
Karena sejatinya orang yang berilmu akan semakin mendekatkan dirinya kepada sumber ilmu (DIA yang MAHA berilmu), sehingga dirinya makin merasa tidak ada apa-apanya, senantiasa ingin mencari ilmu terus menerus.
Dan janjiNya pasti “Aku akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”
Maka ilmu itu merupakan petunjuk untuk meningkatkan keimanan dan petunjuk untuk beramal. Apabila kita selalu menuntut ilmu tetapi dua hal tersebut tidak pernah naik, maka ada yang harus kita perbaiki, entah "kebersihan jiwa dan diri kita dalam menuntut ilmu" atau "keberkahan ilmu itu sendiri".
Maka ADAB itu sebelum ILMU, dan ILMU sebelum AMAL. Semoga makin jelas tergambarkan sekarang” (bu Septi)
Kalau kita perhatikan di NHW #5 ini bunda sedang praktek “Cara belajar yang berbeda”. Ada topik “Desain Pembelajaran”. Mulailah semua heboh, mulai dari apa itu desain pembelajaran (5W + 1 H) mulai bermunculan.
Kemudian saya tidak buru-buru memberikann jawaban justru kembali bertanya. Sehingga membuat teman-teman aktif mencari sumber. Aktif berdiskusi dan lain-lain.
Saat ini kita sedang mengasah “Struktur Berpikir” bunda semua. Apakah mulai terlihat jelas, struktur berpikir itu apa? Let’s find out ….
Feedback dari Restika Kananingsih
Struktur berfikir itu kerangka berfikir dari mulai paham sampai mengaplikasikannya.
Nida Muthi Athifah
Masih bingung, jadi gimana maksud "desain pembelajaran", harus dibikin seperti apa? Apa kayak mind map yg teh Nita bikin? Tinggal kita bikin sesuai diri kita aja..
Desain pembelajarannya bisa untuk diri kita sendiri dulu kan ya? Soalnya anak masih kecil.
Barangkali ada contoh utk bikin desain pembelajarannya.. Hehe
Pertanyaan 2
Lisnawati
nhw#5 bentuk tulisan yang di submitnya seperti apa? Apa kita tulis rinci hasil observasi kita tentang bakat, minat, dan cara belajar yang akan diterapkan pada anak kita?
Pertanyaan 3
Siti Fania Mahardika
Apakah NHW#5 ini nyambung sama NHW #3 yang kita bikin teh? Yang Checklist Indikator? Misalnya seperti kelemahan kita, peluang, dan cara belajar? Kita gambar kembali/menjabarkan secara lebih detail gitu teh? Makasih teh ๐๐
Jawaban
Ketiga pertanyaan di atas memiliki kesamaan pertanyaan yang membutuhkan satu jawaban, oleh karena itu jawabannya dijadikan satu dibawah ini :
Dari Sri Rejeki (Kiki)
Sepengetahuan saya desain pembelajaran itu rencana/model/penyusunan dalam kegiatan pembelajaran. Maunya kegiatan belajar itu seperti apa?? Yang tentu saja pembelajaran nya disesuaikan dengan kondisi anak.
Dari Nina Yarana Silmiati
Desain pembelajaran itu seperti rancangan pembelajaran yang akan kita buat untuk mencapai tujuan. Desain pembelajaran disini
√ kurikulum yang dibuat (bisa jangka per 3/6bln)
√ rancangan kegiatan harian. Misalnya di milestone+nhw 2 kan kita udah buat brp jam perharinya kita mau memperdalam ilmu yang kita minati. Nah, disini kita rancang materi apa saja perharinya, bagaimana cara mempelajarinya (menggunakan video kah, membuat project kah, ikut seminar kah, browsing kah, dll).
Jadi kita sendiri yang belajar membuat semuanya. Belajar bagaimana cara belajar mendapatkan ilmu. Rancangan ini bisa di aplikasikan ke diri sendiri dlu. Lalu ke anak
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Desain_pembelajaran
Di NHW 2-3 sudah Dikuatkan dengan “Why” > Mengapa & untuk apa ambil tujuan itu. Ini penting untuk Penguatan Diri, dengan membangun kesadaran & penerimaan (Awareness & acceptance) kemudian Dikuatkan lagi dengan NHW 4 dengan mengulang lagi proses "Think + Feel" > Mengeluarkan apa yang dipikirkan yang terkoneksi dengan apa yang di'rasa'kan, yg akan melahirkan aksi (Act).
Kemudian Aksi Dirumuskan dalam langkah kongkret "How to" nya Mulai NHW 4 : dengan output Kurikulum yang Gue Banget dari langkah / titik 0 tadi (breakdown step by step)
Baru nanti pada NHW 5 dari output NHW 4 yang dipretelin Lagi, dengan desain yang lebih detail sesuai dengan identifikasi kebutuhan & kemampuan >> Action Plan.
Kalau Di Dunia pelatihan utk bikin kurikulum kita kenal dg TNA ; Training Needs Analysis. Ada metode/ Tools Yg sering dipakai yaitu ADDIE : Analysis > Design > Develope > Implementation > Evaluation. Jadi sebenarnya untuk proses NHW 1-4 kita masuk di Analysis > & desain > lalu NHW 5 > Develope dengan Pengembangan yang detail, misal membuat modรจl atau cara kita memenuhi kebutuhan kita terhadap kurikulum yang sdh kita buat, mencari referensinya, dll.
#Benang merah yang saya maknai & rasakan, Kita sbg Ibu diajak utk membiasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa. Dengan Mindset yang terbangun ideal, utk bisa selesai dengan diri sendiri, sebelum kita menduplikasi pola nya kepada Anak2 kita. Karena mendidik 1 Ibu = mendidik 1 Generasi.
Anak2 kita jg akan menduplikasi apa yg kita lakukan, shg terjadi Multiplikasi. Kebayang kan anak2 generasi selanjutnya akan gimana?
Inilah cikal bakal membangun peradaban dari rumah yg jd Goal utama dr IIP. Setiap org akan bertanggung jawab trhdp generasi bangsa selanjutnya utk menuju peradaban yg lebih baik. Semuanya diawali dg Goal Setting.
Kalau tarik benang merahnya, membangun Mind Sรจt seorang Ibu dg membiasakan membuat pola berfikir.
Dari Siti Fania Mahardika (Feedback penanya)
Jadi desain pembelajaran itu seperti penjabaran cara belajar yang menurut kita nyaman. Dan juga dari nhw 1-4 itu kita sudah memilih, dan yang ini lebih ke action lebih detail lagi gimana cara belajar menurut diri sendiri, bisa berupa tabel atau gambar2.
Pertanyaan 4
Restika Kananingsih
Apakah desain pembelajaran yang menjadi nhw sekarang ini pembuataannya sama seperti pembuatan rpp? Jadi apa harus ada tujuan pembelajaran, materi yang akan dipelajari, langkah" belajar, hingga ke penilaian hasil belajarnya? Harus direncanakan pula ga pemakaian media pembelajarannya?
Jawaban
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Jawaban poin satu sama seperti jawaban pertanyaan sebelumnya
Bisa dituliskan agar lebih lengkap
Dari Restika Kananingsih (Feedback penanya)
Berarti kita mulai bikin indikator" tujuan pembelajaran sampai ke asesmennya sendiri (kurang lebih seperti ini)
Pertanyaan 5
Dari Ghina Nurbaeti
Apakah mksd dri NHW 5 ini membuat 5w1h untuk dri kita misalkan Siapa diri saya, Kenapa saya ada dst. Seperti itu kah!? Ngebleng banget gak ngerti
Jawaban
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Lebih ke nanti kita tuliskan langkah-langkah/tahapan belajarnya bagaimana dan Tujuannya untuk apa?. Ayo temukan desain pembelajaran yang "Gue banget"
Pertanyaan 6
Dari Arsy Fauziah
Jadi untuk NHW sekarang kita praktekan bagaimana caranya belajar untuk materi design pembelajaran kan teh? Untuk NHW yang dikumpulkannya gimana formatnya ya? Mindmap, narasi semacam artikel, ppt atau gimana? Soalnya yang kebayang sama saya kita praktekan materi kemaren di NHW ini dengan cara mencari tau seluk beluk design pembelajaran, terus semacem bikin laporannya terhadap hasil pencarian tsb. Gitu bukan ya teh? Mohon koreksinya
Jawaban
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Bentuknya sama seperti NHW2 sebelumnya Narasi boleh ditambah gambar, mindmapping dll silahkan berkreasi.
Tepat sekali, di NHW#5 ini kita di ajak untuk mencari tahu apa itu "desain pembelajaran", apa saja jenis2 desain pembelajaran dll lalu kita tentukan sendiri tahapan yang menurut kita "Gue Banget" sampai kita nyeletuk "ini nih desain belajar yang Gue Banget itu"
Pertanyaan 7
Dari Risti Oktarina
Praktek design pembelajaran, maksudnya bagaimana? Apakah kita membuat semacam kurikulum?
Jawaban
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Mencari tahu desain pembelajaran yang "Gue Banget" jadi membuat tahapan bagaimana kita belajar.
Penutup
Pertanyaan dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Apabila anak-anak kita suka menggambar maka jadikanlah gambar itu sebagai jalan masuk untuk pelajaran yang lain. Contoh : kita akan mengajarkan perkalian lewat gambar, bahasa lewat gambar dan lain-lain. Nah, upaya saya ini apa disebutnya ? Saya berusaha menemukan apa ?
Jawaban
Dari Risti Oktarina
Gaya belajar
Feedback dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Aha ! Tepat sekali. Gaya Belajar.
Jadi, untuk membuat "desain pembelajaran" kita juga harus lihat Gaya belajar. Sudah saya kasih clue ya, sekarang tugas teteh2 Selamat mencari gaya pembelajaran yang "Gue Banget" bisa search atau tanya2 ya. Karena desain pembelajaran banyak metodenya cari yang "Gue Banget"
“Yang mempengaruhi seseorang naik dari tingkatan ke tingkatan berikutnya adalah amalan ilmu dan asas kebermanfaatan ilmu tersebut bagi kerahmatan alam semesta.
Kualitas dan kuantitas ilmu tidak akan berpengaruh banyak apabila "tidak diamalkan" dan "tidak memberikan manfaat" bagi alam semesta.
Karena sejatinya orang yang berilmu akan semakin mendekatkan dirinya kepada sumber ilmu (DIA yang MAHA berilmu), sehingga dirinya makin merasa tidak ada apa-apanya, senantiasa ingin mencari ilmu terus menerus.
Dan janjiNya pasti “Aku akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”
Maka ilmu itu merupakan petunjuk untuk meningkatkan keimanan dan petunjuk untuk beramal. Apabila kita selalu menuntut ilmu tetapi dua hal tersebut tidak pernah naik, maka ada yang harus kita perbaiki, entah "kebersihan jiwa dan diri kita dalam menuntut ilmu" atau "keberkahan ilmu itu sendiri".
Maka ADAB itu sebelum ILMU, dan ILMU sebelum AMAL. Semoga makin jelas tergambarkan sekarang” (bu Septi)
Kalau kita perhatikan di NHW #5 ini bunda sedang praktek “Cara belajar yang berbeda”. Ada topik “Desain Pembelajaran”. Mulailah semua heboh, mulai dari apa itu desain pembelajaran (5W + 1 H) mulai bermunculan.
Kemudian saya tidak buru-buru memberikann jawaban justru kembali bertanya. Sehingga membuat teman-teman aktif mencari sumber. Aktif berdiskusi dan lain-lain.
Saat ini kita sedang mengasah “Struktur Berpikir” bunda semua. Apakah mulai terlihat jelas, struktur berpikir itu apa? Let’s find out ….
Feedback dari Restika Kananingsih
Struktur berfikir itu kerangka berfikir dari mulai paham sampai mengaplikasikannya.
Rabu, 21 Februari 2018
Sesi #5 Belajar Bagaimana Caranya Belajar
Materi Matrikulasi Ibu Profesional sesi #5
*BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR*
Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar,
Bagaimana sudah makin mantap dengan jurusan ilmu yang dipilih? kalau sudah, sekarang mari kita belajar bagaimana caranya belajar. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk lebih membumikan kurikulum yang teman-teman buat. Sehingga ketika teman-teman membuat kurikulum unik ( _customized curriculum_) untuk anak-anak, makin bisa menerjemahkan secara setahap demi setahap karena kita sudah melakukannya. Inilah tujuan kita belajar.
Bagaimana sudah makin mantap dengan jurusan ilmu yang dipilih? kalau sudah, sekarang mari kita belajar bagaimana caranya belajar. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk lebih membumikan kurikulum yang teman-teman buat. Sehingga ketika teman-teman membuat kurikulum unik ( _customized curriculum_) untuk anak-anak, makin bisa menerjemahkan secara setahap demi setahap karena kita sudah melakukannya. Inilah tujuan kita belajar.
Sebagaimana yang sudah kita pelajari di materi sebelumnya, bahwa semua manusia memiliki fitrah belajar sejak lahir. Tetapi mengapa sekarang ada orang yg senang belajar dan ada yang tidak suka belajar.
Suatu pelajaran yang menurut kita berat jika dilakukan dengan senang hati maka pelajaran yang berat itu akan terasa ringan, dan sebaliknya pelajaran yang ringan atau mudah jika dilakukan dengan terpaksa maka akan terasa berat atau sulit.
Jadi suka atau tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan bergantung pada berat atau ringannya suatu pelajaran. Lebih kepada rasa.
_Membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan_
Melihat perkembangan dunia yang semakin canggih dapat kita rasakan bahwa dunia sudah berubah dan dunia masih terus berubah.
Perubahan ini semakin hari semakin cepat sekali.
Anak kita sudah tentu akan hidup di jaman yang berbeda dengan jaman kita. Maka teruslah mengupdate diri, agar kita tidak membawa anak kita mundur beberapa langkah dari jamannya.
Anak kita sudah tentu akan hidup di jaman yang berbeda dengan jaman kita. Maka teruslah mengupdate diri, agar kita tidak membawa anak kita mundur beberapa langkah dari jamannya.
Apa yang perlu kita persiapkan untuk kita dan anak kita ?
Kita dan anak-anak perlu belajar tiga hal :
1. Belajar hal berbeda
1. Belajar hal berbeda
2. Cara belajar yang berbeda
3. Semangat Belajar yang berbeda
3. Semangat Belajar yang berbeda
Belajar Hal Berbeda
Apa saja yang perlu di pelajari ?
yaitu dengan belajar apa saja yang bisa:
๐Menguatkan Iman,
Apa saja yang perlu di pelajari ?
yaitu dengan belajar apa saja yang bisa:
๐Menguatkan Iman,
ini adalah dasar yang amat penting bagi anak-anak kita untuk meraih masa depannya
๐Menumbuhkan karakter yang baik.
๐Menemukan passionnya (panggilan hatinya)
๐Menumbuhkan karakter yang baik.
๐Menemukan passionnya (panggilan hatinya)
Cara Belajar Berbeda
Jika dulu kita dilatih untuk terampil menjawab, maka latihlah anak kita untuk terampil bertanya Keterampilan bertanya ini akan dapat membangun kreatifitas anak dan pemahaman terhadap diri dan dunianya.
Jika dulu kita dilatih untuk terampil menjawab, maka latihlah anak kita untuk terampil bertanya Keterampilan bertanya ini akan dapat membangun kreatifitas anak dan pemahaman terhadap diri dan dunianya.
Kita dapat menggunakan jari tangan kita sebagai salah satu cara untuk melatih keterampilan anak2 kita untuk bertanya.
Misalnya :
✋Ibu jari : How
✋Jari telunjuk : Where
✋Jari tengah : What
✋Jari manis : When
✋Jari kelingking : Who
✋Kedua telapak tangan di buka : Why
✋Tangan kanan kemudian diikuti tangan kiri di buka : Which one.
Misalnya :
✋Ibu jari : How
✋Jari telunjuk : Where
✋Jari tengah : What
✋Jari manis : When
✋Jari kelingking : Who
✋Kedua telapak tangan di buka : Why
✋Tangan kanan kemudian diikuti tangan kiri di buka : Which one.
Jika dulu kita hanya menghafal materi, maka sekarang ajak anak kita untuk mengembangkan struktur berfikir. Anak tidak hanya sekedar menghafal akan tetapi perlu juga dilatih untuk mengembangkan struktur berfikirnya
Jika dulu kita hanya pasif mendengarkan, maka latih anak kita dg aktif mencari. Untuk mendapatkan informasi tidak sulit hanya butuh kemauan saja.
Jika dulu kita hanya menelan informasi dr guru bulat-bulat, maka ajarkan anak untuk berpikir skeptik
_Apa itu berpikir skeptik ?_
Berpikir Skeptik yaitu tidak sekedar menelan informasi yang didapat bulat-bulat. Akan tetapi senantiasa mengkroscek kembali kebenarannya dengan melihat sumber-sumber yang lebih valid.
_Apa itu berpikir skeptik ?_
Berpikir Skeptik yaitu tidak sekedar menelan informasi yang didapat bulat-bulat. Akan tetapi senantiasa mengkroscek kembali kebenarannya dengan melihat sumber-sumber yang lebih valid.
Semangat Belajar Yang berbeda
Semangat belajar yang perlu ditumbuhkan pada anak kita adalah :
Semangat belajar yang perlu ditumbuhkan pada anak kita adalah :
Tidak hanya sekedar mengejar nilai rapor akan tetapi memahami subjek atau topik belajarnya.
Tidak sekedar meraih ijazah/gelar tapi kita ingin meraih sebuah tujuan atau cita-cita.
Tidak sekedar meraih ijazah/gelar tapi kita ingin meraih sebuah tujuan atau cita-cita.
Ketika kita mempunyai sebuah tujuan yang jelas maka pada saat berada ditempat pendidikan kita sudah siap dengan sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Maka pada akhirnya kita tidak sekedar sekolah tapi kita berangkat untuk belajar (menuntut ilmu).
Yang harus dipahami,
_Menuntut Ilmu bukan hanya saat sekolah, tetapi dapat dilakukan sepanjang hayat kita_
Bagaimanakah dengan Strategi Belajarnya?
• Strategi belajar nya adalah dengan menggunakan
_Strategi Meninggikan Gunung bukan meratakan lembah_
Maksudnya adalah dengan menggali kesukaan, hobby, passion, kelebihan, dan kecintaan anak-anak kita terhadap hal2 yg mereka minati dan kita sebagai orangtuanya mensupportnya semaksimal mungkin.
Misalnya jika anak suka bola maka mendorongnya dengan memasukkannya pada club bola, maka dengan sendirinya anak akan melakukan proses belajar dengan gembira.
_Sebaliknya jangan meratakan lembah_yaitu dengan menutupi kekurangannya,
Misalnya apabila anak kita tidak pandai matematika justru kita berusaha menjadikannya untuk menjadi pandai matematika dengan menambah porsi belajar matematikanya lebih sering (memberi les misalnya).
Ini akan menjadikan anak menjadi semakin stress.
Jadi ketika yang kita dorong pada anak-anak kita adalah keunggulan / kelebihannya maka anak-anak kita akan melakukan proses belajar dengan gembira.
Orang tua tidak perlu lagi mengajar atau menyuruh-nyuruh anak untuk belajar akan tetapi anak akan belajar dan mengejar sendiri terhadap informasi yang ingin dia ketahui dan dapatkan. Inilah yang membuat anak belajar atas kemauan sendiri, hingga ia melakukannya dengan senang hati.
Bagaimanakah membuat anak menjadi anak yang suka belajar ?
Caranya adalah :
1. Mengetahui apa yang anak-anak mau / minati
2. Mengetahui tujuannya, cita-citanya
3. Mengetahui passionnya
1. Mengetahui apa yang anak-anak mau / minati
2. Mengetahui tujuannya, cita-citanya
3. Mengetahui passionnya
Jika sudah mengerjakan itu semua maka anak kita akan meninggikan gunungnya dan akan melakukannya dengan senang hati.
_Good is not enough anymore we have to be different_
Baik saja itu tidak cukup,tetapi kita juga harus punya nilai lebih (yang membedakan kita dengan orang lain).
Peran kita sebagai orang tua :
Sebaga pemandu : usia 0-8 tahun.
Sebagai teman bermain anak-anak kita : usia 9-16 tahun.
kalau tidak maka anak-anak akan menjauhi kita dan anak akan lebih dekat/percaya dengan temannya
sebagai sahabat yang siap mendengarkan anak-anak kita : usia 17 tahun keatas.
Sebaga pemandu : usia 0-8 tahun.
Sebagai teman bermain anak-anak kita : usia 9-16 tahun.
kalau tidak maka anak-anak akan menjauhi kita dan anak akan lebih dekat/percaya dengan temannya
sebagai sahabat yang siap mendengarkan anak-anak kita : usia 17 tahun keatas.
Cara mengetahui passion anak adalah :
1. _Observation_ ( pengamatan)
2. _engage_(terlibat)
3. _watch and listen_ ( lihat dan dengarkan suara anak)
1. _Observation_ ( pengamatan)
2. _engage_(terlibat)
3. _watch and listen_ ( lihat dan dengarkan suara anak)
Perbanyak ragam kegiatan anak, olah raga, seni dan lain-lain.
Belajar untuk telaten mengamati, dengan melihat dan mencermati terhadap hal-hal yang disukai anak kita dan apakah konsisten dari waktu ke waktu.
Belajar untuk telaten mengamati, dengan melihat dan mencermati terhadap hal-hal yang disukai anak kita dan apakah konsisten dari waktu ke waktu.
Diajak diskusi tentang kesenangan anak, kalau memang suka maka kita dorong.
Cara mengolah kemampuan berfikir Anak dengan :
1. Melatih anak untuk belajar bertanya,
Caranya: dengan menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai suatu obyek.
2. Belajar menuliskan hasil pengamatannya Belajar untuk mencari alternatif solusi atas masalahnya
3. Presentasi yaitu mengungkapkan akan apa yang telah didapatkan/dipelajari
4. Kemampuan berfikir pada balita bisa ditumbuhkan dengan cara aktif bertanya pada si anak.
Selamat belajar dan menjadi teman belajar anak-anak kita,
Caranya: dengan menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai suatu obyek.
2. Belajar menuliskan hasil pengamatannya Belajar untuk mencari alternatif solusi atas masalahnya
3. Presentasi yaitu mengungkapkan akan apa yang telah didapatkan/dipelajari
4. Kemampuan berfikir pada balita bisa ditumbuhkan dengan cara aktif bertanya pada si anak.
Selamat belajar dan menjadi teman belajar anak-anak kita,
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
/Tim Matrikulasi IIP/
Sumber bacaan :
_Dodik Mariyanto, Learning How to Learn, materi workshop, 2014_
_Joseph D Novak, Learning how to learn, e book, 2009_
_Dodik Mariyanto, Learning How to Learn, materi workshop, 2014_
_Joseph D Novak, Learning how to learn, e book, 2009_
TJ Sesi #5 Belajar Bagaimana Caranya Belajar
Pertanyaan 1 :
Dari Noer Fauziah Rahman (Uchie)
Bagaimana kalau yang kita hadapi adalah anak-anak yang sudah berumur di atas 17 tahun dan orangtua sudah terlanjur tidak terlalu dekat dengan anak tersebut, jadi kalau untuk menjadi teman ngobrol itu agak susah, karena anaknya sendiri yang menjauh. Apa seharusnya yang dilakukan?
Jawaban
Dari Fahrian Nur Mahbubah
In my humble opinion, tidak ada kata terlambat kok teh, kalau sang anak menjauh....kita yang mendekat dengan pelan pelan..mulai belajar lagi untuk mendengarkan setahap demi setahap....karena menurut saya ketika kita mau mendengar maka insyaalloh kita akan di dengar.
Dari Nina Yarana Silmiati
Saya coba menanggapi ya teh, saya rasa untuk anak usia remaja yang orang tua lakukan adalah mencoba jadi temennya dulu. Gimana kalau terlanjur sudah jauh hubungannya dengan anak? Ya orang tua terus dan terus mencoba agar bisa masuk dan memposisikan sebagai temannya, bisa dimulai cari topik yang lagi hits diantara teman2nya.
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Hai teh uchie, coba dengan ini teh, biasanya saya mendekati keponakan atau anak remaja
Peduli
Remaja merasa dicintai dan dihargai, ketika orang tua mereka ingat bagaimana mereka suka kopi, film favorit, lagu favorit mereka dll yang mereka sukai. Orang tua belajar memahami apa yang remaja sukai.
Terus berusaha berbicara (Bangun terus Komunikasi Produktif)
Teruslah mencoba untuk berkomunikasi, memeluk, membuat catatan atau sekedar mengingatkan tentang sekolah. Terus berusaha untuk membangun hubungan dengan mereka. Memang tidak mudah. Ini adalah langkah sulit untuk mengambil hati anak remaja. hanya perlu percaya diri, tenang, dan terus mencoba supaya dapat meningkatkan kedekatan antara orang tua dan anak remajanya.
Family Project
Coba dengan membuat project bersama saat weekend, misal buat yang dia suka, sekedar liburan juga bersepeda atau jogging bersama. Silahkan dicoba ya teh ☺❤
**tambahan
Prinsipnya : orang tua jadilah teman bicara, teman diskusi yang asyik. Tidak lagi sok kasih wejangan, sok menggurui, benar-benar jadi teman. (I know, you know, let's discuss kalau dia sudah terbuka bisa ditingkatkan dengan prinsip you know better, let me hear)
Pertanyaan 2
Dari Nida Muthi Athifah
[maaf mau nanya sekalian curhat teh]
Sebenarnya sejauh ini masih ada yang mengganjal buat saya, tapi bingung apa. Entah karena belum benar2 menemukan apa passion atau peran yg dapat sy lakukan ya..
Materi 5 berulang kali saya baca, masih belum menemukan Aha! Poinnya. Berhubung anak masih kecil, materi ini jadi sy refleksikan ke diri sendiri aja.
Dari quote membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan, jadi muncul pertanyaan..Jadi apakah untuk benar2 menemukan passion dan peran kita berawal dari hal apa yang kita sukai? Terus kalau ada beberapa hal yang kita sukai, bagaimana cara untuk menemukan mana yang paling tepat? Apakah harus mencoba semuanya dulu lalu menemukan yang tepat? Kalau iya, sampai mana batasan pada akhirnya kita memilih itulah yang paling tepat?
Jawaban
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Pada usia 7-10 tahun anak2 biasanya sudah mulai terlihat minat dan bakatnya, dengan mencoba berbagai kegiatan dan kita observasi mana yang membuatnya berbinar-binar. Bila teteh belum bisa menemukan sampai sekarang, ga apa teh dicoba semua kegiatan, Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini? Coba terus tanyakan pada diri ☺❤
Bisa dicoba tabelnya, tapi ini juga nanti ada di NHW berikutnya. Jadi, Nanti akan semakin mengerucut. bit.ly/Pandu45 (bisa juga baca pandu45 kalau tidak salah saya pernah share ya sebelumnya ☺)
Dari Nina Yarana Silmiati
Terus dicoba dicoba teh, kemaren saya ngena banget yang kata teh nita "apa yang membuat mata kita berbinar2 mempelajari ilmu?" Nah, sekarang setiap ada kegiatan atau aktivitas saya selalu inget pertanyaan itu. Dan saya menemukan "Aha" saya memang suka banget sama ilmu satu ini.
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita) (lanjutan)
Bila sesuatu itu sudah ke menghasilkan (earn) berarti kekuatan (minat,bakat). Ini maksud saya Lengkap ya, enjoy, easy, excelent, earn.
Dari Nina Yarana Silmiati (lanjutan)
Teh nida, bisa dicoba dari minat2 yang teteh punya, mana yang membuat teteh paling bikin penasaran buat belajar lebih lanjut minat itu lagi, lagi dan lagi
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita) (lanjutan)
Aha ! Iyes bikin nagih terus, lagi,lagi,lagi
Semakin cepat diadakan tour de talent semakin cepat tergali passion anak. Bekal observasi kita untuk anak-anak
Tanggapan penanya (Nida Muthi Athifah)
Iyaa nanti dipahami lagi, soalnya sejauh ini dari minat yang ada belum menghasilkan. Mungkin karena sy kurang action. Terimakasih jawabannya ke teh nita
Pertanyaan 3
Dari Kurniati Sekarsari Dwei Lesmana
Bagaimana cara membedakan minat diri dan passion? Apakah hal yang kita sukai pasti menjadi passion kita? Ciri-ciri passion yang sesungguhnya itu seperti apa sih?
Jawaban
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Sependek pemahaman saya, Minat : Ketertarikan kita pada 1 atau lebih bidang, Bakat : potensi yang perlu diasah menjadi skill. Passion : minat tinggi & komitmen terhadap satu/lebih bidang yang dilakukan terus menerus (bukti). Pertanyaan lanjutan dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita) Menurut teteh passion bisa berubahkah?
Jawaban
Dari Restu Ayu Ekatama
Kalo menurut saya bisa teh, karena bidang yang di minati seseorang bisa lebih dari satu.๐ begitu kah?
Dari Nina Yarana Silmiati
kalau hal tersebut sudah jadi passion akan sulit teh berubahnya, karena pasti balik lagi ke hal itu dan seterusnya. Kayak orang lagi jatuh cinta, udah satu teh ya satu ๐
Dari Liiza Diani Manzil Kinantii
Bisa kayaknya mah teh
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Yup, Bisa. Oleh karena itu kayakan pengalaman anak kemudian percayakan dengan berbagai projects saat usia 10 - 13 tahun. Usia segini apabila dipercaya untuk membuat projects akan lebih menguatkan salah satu passion anak.
Pertanyaan 4
Dari Nina Yarana Silmiati
Cara mengetahui passion anak jika anak masih balita gimana teh? Karena kadang2, berubah2 kesukaanya.
Jawaban
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Mengembangkan struktur berfikir menurut saya membangun track berfikir agar Anak terbiasa kritis & tanggap terhadap sesuatu yang dia tangkap dari indranya. Contoh dengan metode pake jari2: 5W1H. Sehingga anak tak mudah menelan mรชntah2 info yang dia dapatkan.
Rentang 0-8 terbagi masa pra Latih 0-6th & pra Aqil Baligh 7-10. 0-6th Org Tua sebagai Fasilitator, 7-10 org Tua sebagai Mentor, Guide, Coach. Prosรจsnya berbeda sesuai dengan aspek Fitrah-fitrah yang dibangkitkan & dirawat tentunya. Ada di Framework (FBE & Pandu 45)
Anak Balita masa absorbent mind, otaknya menyerap seperti spons. Dia akan mudah menyerap apa saja yang dia tangkap dari panca indera nya. Stimulasi dengan permainan/ Games, perhatikan yang membuat dia tertarik bahkan antusias untuk tanya-tanya, bisa jadi dia hanya menyukai 1 hal yang bikin dia berbinar sementara kita kurang perhatikan.
**tambahan :
Semakin cepat diadakan tour de talent semakin cepat tergali passion anak. Bekal observasi kita untuk anak-anak. Karena memang anak masih balita masih tour de talent jadi masih berubah2. Berikan banyak pengalaman dengan ragam aktivitas dan Family Project
Dari Noer Fauziah Rahman (Uchie)
Bagaimana kalau yang kita hadapi adalah anak-anak yang sudah berumur di atas 17 tahun dan orangtua sudah terlanjur tidak terlalu dekat dengan anak tersebut, jadi kalau untuk menjadi teman ngobrol itu agak susah, karena anaknya sendiri yang menjauh. Apa seharusnya yang dilakukan?
Jawaban
Dari Fahrian Nur Mahbubah
In my humble opinion, tidak ada kata terlambat kok teh, kalau sang anak menjauh....kita yang mendekat dengan pelan pelan..mulai belajar lagi untuk mendengarkan setahap demi setahap....karena menurut saya ketika kita mau mendengar maka insyaalloh kita akan di dengar.
Dari Nina Yarana Silmiati
Saya coba menanggapi ya teh, saya rasa untuk anak usia remaja yang orang tua lakukan adalah mencoba jadi temennya dulu. Gimana kalau terlanjur sudah jauh hubungannya dengan anak? Ya orang tua terus dan terus mencoba agar bisa masuk dan memposisikan sebagai temannya, bisa dimulai cari topik yang lagi hits diantara teman2nya.
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Hai teh uchie, coba dengan ini teh, biasanya saya mendekati keponakan atau anak remaja
Peduli
Remaja merasa dicintai dan dihargai, ketika orang tua mereka ingat bagaimana mereka suka kopi, film favorit, lagu favorit mereka dll yang mereka sukai. Orang tua belajar memahami apa yang remaja sukai.
Terus berusaha berbicara (Bangun terus Komunikasi Produktif)
Teruslah mencoba untuk berkomunikasi, memeluk, membuat catatan atau sekedar mengingatkan tentang sekolah. Terus berusaha untuk membangun hubungan dengan mereka. Memang tidak mudah. Ini adalah langkah sulit untuk mengambil hati anak remaja. hanya perlu percaya diri, tenang, dan terus mencoba supaya dapat meningkatkan kedekatan antara orang tua dan anak remajanya.
Family Project
Coba dengan membuat project bersama saat weekend, misal buat yang dia suka, sekedar liburan juga bersepeda atau jogging bersama. Silahkan dicoba ya teh ☺❤
**tambahan
Prinsipnya : orang tua jadilah teman bicara, teman diskusi yang asyik. Tidak lagi sok kasih wejangan, sok menggurui, benar-benar jadi teman. (I know, you know, let's discuss kalau dia sudah terbuka bisa ditingkatkan dengan prinsip you know better, let me hear)
Pertanyaan 2
Dari Nida Muthi Athifah
[maaf mau nanya sekalian curhat teh]
Sebenarnya sejauh ini masih ada yang mengganjal buat saya, tapi bingung apa. Entah karena belum benar2 menemukan apa passion atau peran yg dapat sy lakukan ya..
Materi 5 berulang kali saya baca, masih belum menemukan Aha! Poinnya. Berhubung anak masih kecil, materi ini jadi sy refleksikan ke diri sendiri aja.
Dari quote membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan, jadi muncul pertanyaan..Jadi apakah untuk benar2 menemukan passion dan peran kita berawal dari hal apa yang kita sukai? Terus kalau ada beberapa hal yang kita sukai, bagaimana cara untuk menemukan mana yang paling tepat? Apakah harus mencoba semuanya dulu lalu menemukan yang tepat? Kalau iya, sampai mana batasan pada akhirnya kita memilih itulah yang paling tepat?
Jawaban
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Pada usia 7-10 tahun anak2 biasanya sudah mulai terlihat minat dan bakatnya, dengan mencoba berbagai kegiatan dan kita observasi mana yang membuatnya berbinar-binar. Bila teteh belum bisa menemukan sampai sekarang, ga apa teh dicoba semua kegiatan, Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini? Coba terus tanyakan pada diri ☺❤
Bisa dicoba tabelnya, tapi ini juga nanti ada di NHW berikutnya. Jadi, Nanti akan semakin mengerucut. bit.ly/Pandu45 (bisa juga baca pandu45 kalau tidak salah saya pernah share ya sebelumnya ☺)
Dari Nina Yarana Silmiati
Terus dicoba dicoba teh, kemaren saya ngena banget yang kata teh nita "apa yang membuat mata kita berbinar2 mempelajari ilmu?" Nah, sekarang setiap ada kegiatan atau aktivitas saya selalu inget pertanyaan itu. Dan saya menemukan "Aha" saya memang suka banget sama ilmu satu ini.
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita) (lanjutan)
Bila sesuatu itu sudah ke menghasilkan (earn) berarti kekuatan (minat,bakat). Ini maksud saya Lengkap ya, enjoy, easy, excelent, earn.
Dari Nina Yarana Silmiati (lanjutan)
Teh nida, bisa dicoba dari minat2 yang teteh punya, mana yang membuat teteh paling bikin penasaran buat belajar lebih lanjut minat itu lagi, lagi dan lagi
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita) (lanjutan)
Aha ! Iyes bikin nagih terus, lagi,lagi,lagi
Semakin cepat diadakan tour de talent semakin cepat tergali passion anak. Bekal observasi kita untuk anak-anak
Tanggapan penanya (Nida Muthi Athifah)
Iyaa nanti dipahami lagi, soalnya sejauh ini dari minat yang ada belum menghasilkan. Mungkin karena sy kurang action. Terimakasih jawabannya ke teh nita
Pertanyaan 3
Dari Kurniati Sekarsari Dwei Lesmana
Bagaimana cara membedakan minat diri dan passion? Apakah hal yang kita sukai pasti menjadi passion kita? Ciri-ciri passion yang sesungguhnya itu seperti apa sih?
Jawaban
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Sependek pemahaman saya, Minat : Ketertarikan kita pada 1 atau lebih bidang, Bakat : potensi yang perlu diasah menjadi skill. Passion : minat tinggi & komitmen terhadap satu/lebih bidang yang dilakukan terus menerus (bukti). Pertanyaan lanjutan dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita) Menurut teteh passion bisa berubahkah?
Jawaban
Dari Restu Ayu Ekatama
Kalo menurut saya bisa teh, karena bidang yang di minati seseorang bisa lebih dari satu.๐ begitu kah?
Dari Nina Yarana Silmiati
kalau hal tersebut sudah jadi passion akan sulit teh berubahnya, karena pasti balik lagi ke hal itu dan seterusnya. Kayak orang lagi jatuh cinta, udah satu teh ya satu ๐
Dari Liiza Diani Manzil Kinantii
Bisa kayaknya mah teh
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Yup, Bisa. Oleh karena itu kayakan pengalaman anak kemudian percayakan dengan berbagai projects saat usia 10 - 13 tahun. Usia segini apabila dipercaya untuk membuat projects akan lebih menguatkan salah satu passion anak.
Pertanyaan 4
Dari Nina Yarana Silmiati
Cara mengetahui passion anak jika anak masih balita gimana teh? Karena kadang2, berubah2 kesukaanya.
Jawaban
Dari Dewi Nita Purnama Sari (Nita)
Mengembangkan struktur berfikir menurut saya membangun track berfikir agar Anak terbiasa kritis & tanggap terhadap sesuatu yang dia tangkap dari indranya. Contoh dengan metode pake jari2: 5W1H. Sehingga anak tak mudah menelan mรชntah2 info yang dia dapatkan.
Rentang 0-8 terbagi masa pra Latih 0-6th & pra Aqil Baligh 7-10. 0-6th Org Tua sebagai Fasilitator, 7-10 org Tua sebagai Mentor, Guide, Coach. Prosรจsnya berbeda sesuai dengan aspek Fitrah-fitrah yang dibangkitkan & dirawat tentunya. Ada di Framework (FBE & Pandu 45)
Anak Balita masa absorbent mind, otaknya menyerap seperti spons. Dia akan mudah menyerap apa saja yang dia tangkap dari panca indera nya. Stimulasi dengan permainan/ Games, perhatikan yang membuat dia tertarik bahkan antusias untuk tanya-tanya, bisa jadi dia hanya menyukai 1 hal yang bikin dia berbinar sementara kita kurang perhatikan.
**tambahan :
Semakin cepat diadakan tour de talent semakin cepat tergali passion anak. Bekal observasi kita untuk anak-anak. Karena memang anak masih balita masih tour de talent jadi masih berubah2. Berikan banyak pengalaman dengan ragam aktivitas dan Family Project
Selasa, 20 Februari 2018
TJ Review NHW #4 Mendidik Dengan Kekuatan Fitrah Berbasis Hati Nurani
Pertanyaan 1:
Bunda, terkadang saya mengalami jenuh ketika mendalami satu bidang ilmu saja, sehingga saya sering beralih untuk mendalami ilmu lainnya, yang saya tanyakan, apakah sikap “mengalihkan” tadi pada akhirnya dapat merusak fokus untuk menjadi master disatu bidang atau justru dapat dikolaborasikan dengan ilmu lainnya? Bagaimana ya, Bun, menghilangkan rasa jenuh untuk tetap fokus mempelajari bidang tertentu sampai mahir? Kalau teteh-teteh jenuh, biasanya ngapain agar mood atau semangat kembali?
Jawab
Dari Arsy Fauziah
Izin memberikan tanggapan, yang bikin jenuh menurut saya bukan bidang ilmunya, tapi mungkin rutinitasnya (cara belajar, suasana, dll.). yang saya rasakan biasanya seperti itu, kadang jenuh aja dengan suasana belajar yang dibatasi dinding tinggi, power point yang tulisannya kecil-kecil, dsb., tapi kalau suka terhadap ilmunya mah senang-senang aja belajarnya. hanya saja ya begitu tadi, mungkin diubah suasananya teh.
Biasanya saya random pergi sendiri ke mana-pun. ke pasar, toko buku, atau kajian kalau jenuh dan merasa butuh energi positif. merasa nyaman aja gitu lepasin penat kalau jalan-jalan sendiri. tapi itu dulu, sekarang butuh inspirasi juga nih dari teteh-teteh khususnya yang sudah berbuntut kalau lagi jenuh biasanya ngapain? (malah nanya balik >_<)
Dari Dewi Nita Purnama Sari
Selama fokusnya jelas ada ditahap mana, ilmu lain itu enrichment saja. yang tidak boleh adalah mendalami satu ilmu tidak tuntas, tinggal, ganti yang lain. ketika memang itu kita suka maka tidak akan muncul rasa jenuh, yang ada kita terus mencari dan mencari, tidak akan pernah ada kata ‘yes, akhirnya selesai’. orang yang menjalankan misi hidup itu selalu memiliki bahan bakar semangat yang nggak pernah habis.
makanya kalau diibaratkan mobil, Allah itu menyiapkan perempuan sekelas mobil yang punya dobel gardan. tahan dengan medan apapun. makanya ayooo kejar fitrah kita.
Tanggapan:
Noer Fauziah Rahman
Berarti membuat visi misi dalam hidup dan keluarga itu penting banget ya, teh. Biar kita tahu arah tujuan kita mau ke mana. kalau sudah tahu mau ke mana dan mau melakukan apa, pasti berusaha untuk menyiapkan bekal dan bahan bakar untuk perjalanan tersebut.
Pertanyaan 2:
Terkait 10.000 jam terbang, adakah teteh-teteh di sini yang merasa belum paham atau bisa membayangkannya bagaimana?
Jawab
Dari Dewi Nita Purnama Sari
Pilot untuk mengantongi jam terbang agar diizinkan membawa pesawat terbang dengan cara membeli jam terbang, dengan cara menerbangkan pesawat secara langsung meski tanpa membawa awak.
Jam terbang ini mencangkup praktik, jadi proses mencari ilmu + mempraktikannya. saat praktik terkadang bisa menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi. nah ini menambah jam terbang juga.
Pilot itu kalau masih sekolah pilot dan masih menerbangkan pesawat simulator, belum bisa disebut sudah mengantongi jam terbang. Belajar semua ilmu boleh banget, yang tidak boleh adalah TIDAK DIPRAKTIKKAN dan TIDAK PERNAH FOKUS.
Pertanyaan 3:
Noer Fauziah Rahman
Bolehkah kita memfokuskan belajar lebih dari satu ilmu dalam satu waktu? Misal kita fokus dikeduanya dan dengan tidak meninggalkan salah satunya ditengah jalan. Apa harus satu ilmu saja untuk satu waktu atau bagaimana seharusnya?
Jawab
Dari Dewi Nita Purnama Sari
Pertanyaan 4:
Kurniati Sekarsari
Jawab
Dari Risti
Kalau menurut saya ya teh, hari ini adalah yang terbaik, karena kita tidak pernah tahu apakah akan sampai dihari esok atau tidak.
Dari Noer Fauziah Rahman
Kalau saya menangkapnya, sebenarnya manusia itu sudah sangat dekat dengan keberhasilannya, tapi kebanyakan mereka memilih untuk menyerah di tengah jalan, padahal mungkin selangkah lagi mereka akan berhasil jika mau terus berjalan dan berusaha.
Tanggapan:
Kurnia Sekarsari
Lusa akan menjadi hari terbaik jika saat kita menginjak hari esok, kita mampu menaklukannya tanpa menyerah.
KESIMPULAN:
NHW#4 ini dikerjakan setelah kita banyak menemukan makna diri dan keluarga. Kita menyanyangi diri sendir dan keluarga, sehingga lebih menghargai diri dan keluarga. Karena kita menemukan maksud penciptaan Allah terhadap diri kita di tengah keluarga. Mungkin selama ini kita terlalu banyak kesibukan, jebakan rutinitas hidup, ikut trend sosial media, bahkan tekanan di kehidupan, sehingga kita lupa mencari “makna” siapa kita, mengapa dan untuk apa kita dihadirkan di dunia ditengah keluarga dan lingkungan sekitar kita.
Find your Why, Find your Way…
Way didesain mulai NHW 4+5
NHW 1 :What, Why, What for
NHW 2+3 : Why
NHW 4 : How to
NHW 5 : How to, When, Where, Who (with Whom), dll.
Bunda, terkadang saya mengalami jenuh ketika mendalami satu bidang ilmu saja, sehingga saya sering beralih untuk mendalami ilmu lainnya, yang saya tanyakan, apakah sikap “mengalihkan” tadi pada akhirnya dapat merusak fokus untuk menjadi master disatu bidang atau justru dapat dikolaborasikan dengan ilmu lainnya? Bagaimana ya, Bun, menghilangkan rasa jenuh untuk tetap fokus mempelajari bidang tertentu sampai mahir? Kalau teteh-teteh jenuh, biasanya ngapain agar mood atau semangat kembali?
Jawab
Dari Arsy Fauziah
Izin memberikan tanggapan, yang bikin jenuh menurut saya bukan bidang ilmunya, tapi mungkin rutinitasnya (cara belajar, suasana, dll.). yang saya rasakan biasanya seperti itu, kadang jenuh aja dengan suasana belajar yang dibatasi dinding tinggi, power point yang tulisannya kecil-kecil, dsb., tapi kalau suka terhadap ilmunya mah senang-senang aja belajarnya. hanya saja ya begitu tadi, mungkin diubah suasananya teh.
Biasanya saya random pergi sendiri ke mana-pun. ke pasar, toko buku, atau kajian kalau jenuh dan merasa butuh energi positif. merasa nyaman aja gitu lepasin penat kalau jalan-jalan sendiri. tapi itu dulu, sekarang butuh inspirasi juga nih dari teteh-teteh khususnya yang sudah berbuntut kalau lagi jenuh biasanya ngapain? (malah nanya balik >_<)
Dari Dewi Nita Purnama Sari
Selama fokusnya jelas ada ditahap mana, ilmu lain itu enrichment saja. yang tidak boleh adalah mendalami satu ilmu tidak tuntas, tinggal, ganti yang lain. ketika memang itu kita suka maka tidak akan muncul rasa jenuh, yang ada kita terus mencari dan mencari, tidak akan pernah ada kata ‘yes, akhirnya selesai’. orang yang menjalankan misi hidup itu selalu memiliki bahan bakar semangat yang nggak pernah habis.
makanya kalau diibaratkan mobil, Allah itu menyiapkan perempuan sekelas mobil yang punya dobel gardan. tahan dengan medan apapun. makanya ayooo kejar fitrah kita.
Tanggapan:
Noer Fauziah Rahman
Berarti membuat visi misi dalam hidup dan keluarga itu penting banget ya, teh. Biar kita tahu arah tujuan kita mau ke mana. kalau sudah tahu mau ke mana dan mau melakukan apa, pasti berusaha untuk menyiapkan bekal dan bahan bakar untuk perjalanan tersebut.
Pertanyaan 2:
Terkait 10.000 jam terbang, adakah teteh-teteh di sini yang merasa belum paham atau bisa membayangkannya bagaimana?
Jawab
Dari Dewi Nita Purnama Sari
Pilot untuk mengantongi jam terbang agar diizinkan membawa pesawat terbang dengan cara membeli jam terbang, dengan cara menerbangkan pesawat secara langsung meski tanpa membawa awak.
Jam terbang ini mencangkup praktik, jadi proses mencari ilmu + mempraktikannya. saat praktik terkadang bisa menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi. nah ini menambah jam terbang juga.
Pilot itu kalau masih sekolah pilot dan masih menerbangkan pesawat simulator, belum bisa disebut sudah mengantongi jam terbang. Belajar semua ilmu boleh banget, yang tidak boleh adalah TIDAK DIPRAKTIKKAN dan TIDAK PERNAH FOKUS.
Pertanyaan 3:
Noer Fauziah Rahman
Bolehkah kita memfokuskan belajar lebih dari satu ilmu dalam satu waktu? Misal kita fokus dikeduanya dan dengan tidak meninggalkan salah satunya ditengah jalan. Apa harus satu ilmu saja untuk satu waktu atau bagaimana seharusnya?
Jawab
Dari Dewi Nita Purnama Sari
FOKUS and ON TRACK
Pertanyaan 4:
Kurniati Sekarsari
If today is a bad day, tomorrow maybe worst, but the day after tomorrow is the best day in your life. You know what? Most people die tomorrow evening. - Jack Ma-Dibalik kalimat di atas ini, apa ya?
Jawab
Dari Risti
Kalau menurut saya ya teh, hari ini adalah yang terbaik, karena kita tidak pernah tahu apakah akan sampai dihari esok atau tidak.
Dari Noer Fauziah Rahman
Kalau saya menangkapnya, sebenarnya manusia itu sudah sangat dekat dengan keberhasilannya, tapi kebanyakan mereka memilih untuk menyerah di tengah jalan, padahal mungkin selangkah lagi mereka akan berhasil jika mau terus berjalan dan berusaha.
Tanggapan:
Kurnia Sekarsari
Lusa akan menjadi hari terbaik jika saat kita menginjak hari esok, kita mampu menaklukannya tanpa menyerah.
KESIMPULAN:
NHW#4 ini dikerjakan setelah kita banyak menemukan makna diri dan keluarga. Kita menyanyangi diri sendir dan keluarga, sehingga lebih menghargai diri dan keluarga. Karena kita menemukan maksud penciptaan Allah terhadap diri kita di tengah keluarga. Mungkin selama ini kita terlalu banyak kesibukan, jebakan rutinitas hidup, ikut trend sosial media, bahkan tekanan di kehidupan, sehingga kita lupa mencari “makna” siapa kita, mengapa dan untuk apa kita dihadirkan di dunia ditengah keluarga dan lingkungan sekitar kita.
Find your Why, Find your Way…
Way didesain mulai NHW 4+5
NHW 1 :What, Why, What for
NHW 2+3 : Why
NHW 4 : How to
NHW 5 : How to, When, Where, Who (with Whom), dll.
Senin, 19 Februari 2018
Review NHW #4 Mendidik Dengan Kekuatan Fitrah Berbasis Hati Nurani
Review Nice Home Work #4
MEMBUAT KURIKULUM YANG “GUE BANGET”
Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional
Bunda, membaca satu demi satu nice homework #4 kali ini, membuat kami makin yakin bahwa akan makin banyak anak-anak Indonesia yang memiliki Ibu-Ibu tangguh, yang paham akan dirinya dan mampu “Memberi Teladan” kepada anak-anaknya, bahwa seperti inilah cara belajar di Universitas Kehidupan.
Tantangan dalam mengerjakan Nice Homework#4 ini bukan di urusan hasil pencapaian, tetapi justru di urusan “kesungguhan” bunda untuk menemukan diri. Proses ini memang tidak mudah, tetapi kalau kita tidak memulainya maka kita tidak akan pernah tahu.
Maka efek berikutnya kita tidak bisa memandu anak-anak kita dalam menemukan peran hidupnya. Ketika merasa tidak bisa dan tidak mau belajar , efek berikutnya adalah kita “sub kontrakkan” pendidikan anak kita ke orang lain, yang belum tentu paham akan sisi keunikan anak kita. Inilah yang menjadi sumber awal munculnya penyakit “kemandulan” dalam mendidik anak-anak. Menggerus kekuatan fitrah kita dalam mendidik anak-anak sehingga menyatakan dirinya “tidak mampu lagi”.
Untuk itu kami akan membantu bunda dan calon bunda semuanya menemukan misi hidup ini setahap demi setahap.
Bagi anda yang belum menemukan “jurusan” ilmu apa yang harus ditekuni dengan fokus, maka bersabarlah, tuliskan apa adanya di NHW#4 ini bahwa anda memang belum ketemu sama sekali. Kemudian silakan lihat kembali ke belakang, faktor-faktor apa saja yang membuat anda sampai usia sekarang belum bisa menemukannya.
Tulislah dengan jujur, kemudian lihatlah kondisi sekarang, bagaimana anda mengenal diri anda?
Aktivitas apa saja yang membuat anda SUKA dan BISA, tulis semuanya.
Apa sisi kekuatan diri anda? Silakan tulis semuanya.
Pernyataan-pernyataan ini sudah SAH untuk menggugurkan NHW #4 anda. Semoga dengan melihat hal ini, bunda semuanya menjadi lebih SABAR, ketika melihat anak-anak kita yang masih galau tidak paham arah hidupnya.
Jangankan mereka, kita yang sudah puluhan tahun hidup saja ternyata juga belum paham. Bisa jadi anak-anak kita memang punya pengalaman yang sama dengan kita dulu, dan sekarang kita didik mereka dengan pola yang sama dengan cara orangtua kita mendidik kita dulu. Maka kembalilah kita ke fase titik nol, tetapi lebih baik kembali ke fase titik nol dan segera bergerak. Dibandingkan dengan yang tidak tahu ini benar atau salah.
Sehingga,
“Jangan pernah berdiam di ruang rasa, sehingga titik nol membekukan hidup anda”
Bagi anda yang sudah menemukan “jurusan”ilmu apa yang harus ditekuni dengan fokus, maka silakan ikuti simulasi secara setahap demi setahap di bawah ini :
1. Tulislah Jurusan Ilmu secara Global, misal : Pendidikan Anak dan Keluarga
2. Tentukan KM 0 nya mau anda tempuh mulai kapan? Atau apakah saat ini sudah dalam proses berjalan di tahap 1? Maka tulislah kapan anda memulai KM 0.
3. Kita ambil satu hasil penelitian Malcolm Gladwell dalam bukunya yang berjudul Outliers (2008) pernah mengemukakan sebuah teori yang menarik, 10.000 hours of practice. Menurutnya, jika seseorang melatih sebuah skill tertentu selama minimal 10.000 jam, maka hampir bisa dipastikan orang itu akan “jago” dalam bidang tersebut. “They will master the skill,” kata Gladwell.
Darimana ia bisa yakin? Konon Gladwell mengembangkan teori ini dari hasil penelitian terhadap para pemain biola selama puluhan tahun. Dari penelitian itu, para pemain biola yang berlatih minimal 2 jam sehari selama 12 tahun (kurang lebih 10.000 jam) semuanya menjadi para maestro biola. Orang yang di pertengahan berlatih di antara 5.000 hingga 8.000 jam, sementara pemain biola yang gagal berlatih di bawah 3000 jam.
4. Silakan ukur kemampuan teman-teman, dalam sehari kira-kira sanggup menginvestasikan waktu nya berapa jam, untuk menekuni jurusan ilmu tersebut. Katakanlah kita ambil yang paling pendek hanya 2 jam per hari. Mari kita berhitung :
10.000 jam : 2 jam = 5000 hari
Apabila setahun katakanlah hanya kita ambil 250 hari efektif saja, maka
5000 hari : 250 = 20 tahun
Inilah periode waktu yang harus anda tempuh untuk bisa menjadi master di bidang anda.
5. Silakan bagi 20 tahun tersebut dalam KM perjalanan yang akan anda tempuh, misal
KM 0 – KM 1 = Bunda Sayang ( 5 tahun)
KM 1 – KM 2 = Bunda Cekatan (5 tahun)
KM 3 – KM 4 = Bunda Produktif ( 5 tahun)
KM 4 – KM 5 = Bunda Shaleha ( 5 tahun)
Tidak ada patokan khusus dalam menentukan rentang waktu, silakan anda buat sendiri sesuai dengan kemmapuan kita.
6. Uraikan kira-kira mata pelajaran apa saja yang harus kita pelajari satu-satu di mata kuliah pokok Bunda Sayang, Bunda Cekatan dsb.
7. Cari sumber belajarnya ada dimana saja dan KONSISTEN menjalankannya.
AKSELERASI
Apabila ternyata dalam belajar di jurusan ini mata anda makin berbinar, semangat anda tak pernah pudar, bisa jadi yang harusnya hanya investasi 2 jam/hari secara alamiah akan menjadi lebih dari 2 jam. Maka pilihlah aktivitas harian, waktu yang paling banyak menghabiskan hari-hari anda, adalah aktivitas yang memperbanyak “JAM TERBANG”. Kalau sudah seperti ini Allah sedang menghendaki anda untuk masuk program “AKSELERASI”
Ada dua cara akselerasi yaitu :
a. Menambah Jam terbang harian
b. Membeli Jam terbang
Bagaimana caranya membeli? Dengan mendatangi para ahli yang sesuai dengan bidang kita, belajar banyak dari beliau. Pelajari jatuh bangunnya seperti apa, sehingga kita bisa “jump starting” dengan tidak perlu mengulang kesalahan yang pernah dilakukan oleh para ahli tersebut. Sejatinya dengan mengikuti program matrikulasi ini, anda sedang membeli jam terbang.
c. Carilah mentor hidup anda yang bersedia memandu dengan konsisten agar anda mencapai sukses dengan lebih cepat lagi.
Dengan belajar bersungguh-sungguh di NHW #4 ini, teman-teman akan dengan mudah menyusun “customized curriculum” untuk anak-anak kita masing-masing.silakan mulai dari diri bunda dulu untuk bisa merasakannya. Karena kalau bundanya sudah bisa, maka kita akan mendapatkan bonus kemampuan menyusun kurikulum bagi anak-anak kita.
Kuncinya hanya dua
FOKUS dan KONSISTEN
Jadilah yang terhebat di bidang Anda masing-masing. Jangan pernah menyerah.
Selamat menempuh 10.000 jam terbang anda.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Sumber Bacaan :
Materi Matrikulasi IIP Sesi #4, Mendidik dengan Kekuatan Fitrah, 2018
Hasil NHW#4, Peserta Matrikulasi IIP, 2018
Malcolm Galdwell, Outliers, Jakarta, 2008
MEMBUAT KURIKULUM YANG “GUE BANGET”
Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional
Bunda, membaca satu demi satu nice homework #4 kali ini, membuat kami makin yakin bahwa akan makin banyak anak-anak Indonesia yang memiliki Ibu-Ibu tangguh, yang paham akan dirinya dan mampu “Memberi Teladan” kepada anak-anaknya, bahwa seperti inilah cara belajar di Universitas Kehidupan.
Tantangan dalam mengerjakan Nice Homework#4 ini bukan di urusan hasil pencapaian, tetapi justru di urusan “kesungguhan” bunda untuk menemukan diri. Proses ini memang tidak mudah, tetapi kalau kita tidak memulainya maka kita tidak akan pernah tahu.
Maka efek berikutnya kita tidak bisa memandu anak-anak kita dalam menemukan peran hidupnya. Ketika merasa tidak bisa dan tidak mau belajar , efek berikutnya adalah kita “sub kontrakkan” pendidikan anak kita ke orang lain, yang belum tentu paham akan sisi keunikan anak kita. Inilah yang menjadi sumber awal munculnya penyakit “kemandulan” dalam mendidik anak-anak. Menggerus kekuatan fitrah kita dalam mendidik anak-anak sehingga menyatakan dirinya “tidak mampu lagi”.
Untuk itu kami akan membantu bunda dan calon bunda semuanya menemukan misi hidup ini setahap demi setahap.
Bagi anda yang belum menemukan “jurusan” ilmu apa yang harus ditekuni dengan fokus, maka bersabarlah, tuliskan apa adanya di NHW#4 ini bahwa anda memang belum ketemu sama sekali. Kemudian silakan lihat kembali ke belakang, faktor-faktor apa saja yang membuat anda sampai usia sekarang belum bisa menemukannya.
Tulislah dengan jujur, kemudian lihatlah kondisi sekarang, bagaimana anda mengenal diri anda?
Aktivitas apa saja yang membuat anda SUKA dan BISA, tulis semuanya.
Apa sisi kekuatan diri anda? Silakan tulis semuanya.
Pernyataan-pernyataan ini sudah SAH untuk menggugurkan NHW #4 anda. Semoga dengan melihat hal ini, bunda semuanya menjadi lebih SABAR, ketika melihat anak-anak kita yang masih galau tidak paham arah hidupnya.
Jangankan mereka, kita yang sudah puluhan tahun hidup saja ternyata juga belum paham. Bisa jadi anak-anak kita memang punya pengalaman yang sama dengan kita dulu, dan sekarang kita didik mereka dengan pola yang sama dengan cara orangtua kita mendidik kita dulu. Maka kembalilah kita ke fase titik nol, tetapi lebih baik kembali ke fase titik nol dan segera bergerak. Dibandingkan dengan yang tidak tahu ini benar atau salah.
Sehingga,
“Jangan pernah berdiam di ruang rasa, sehingga titik nol membekukan hidup anda”
Bagi anda yang sudah menemukan “jurusan”ilmu apa yang harus ditekuni dengan fokus, maka silakan ikuti simulasi secara setahap demi setahap di bawah ini :
1. Tulislah Jurusan Ilmu secara Global, misal : Pendidikan Anak dan Keluarga
2. Tentukan KM 0 nya mau anda tempuh mulai kapan? Atau apakah saat ini sudah dalam proses berjalan di tahap 1? Maka tulislah kapan anda memulai KM 0.
3. Kita ambil satu hasil penelitian Malcolm Gladwell dalam bukunya yang berjudul Outliers (2008) pernah mengemukakan sebuah teori yang menarik, 10.000 hours of practice. Menurutnya, jika seseorang melatih sebuah skill tertentu selama minimal 10.000 jam, maka hampir bisa dipastikan orang itu akan “jago” dalam bidang tersebut. “They will master the skill,” kata Gladwell.
Darimana ia bisa yakin? Konon Gladwell mengembangkan teori ini dari hasil penelitian terhadap para pemain biola selama puluhan tahun. Dari penelitian itu, para pemain biola yang berlatih minimal 2 jam sehari selama 12 tahun (kurang lebih 10.000 jam) semuanya menjadi para maestro biola. Orang yang di pertengahan berlatih di antara 5.000 hingga 8.000 jam, sementara pemain biola yang gagal berlatih di bawah 3000 jam.
4. Silakan ukur kemampuan teman-teman, dalam sehari kira-kira sanggup menginvestasikan waktu nya berapa jam, untuk menekuni jurusan ilmu tersebut. Katakanlah kita ambil yang paling pendek hanya 2 jam per hari. Mari kita berhitung :
10.000 jam : 2 jam = 5000 hari
Apabila setahun katakanlah hanya kita ambil 250 hari efektif saja, maka
5000 hari : 250 = 20 tahun
Inilah periode waktu yang harus anda tempuh untuk bisa menjadi master di bidang anda.
5. Silakan bagi 20 tahun tersebut dalam KM perjalanan yang akan anda tempuh, misal
KM 0 – KM 1 = Bunda Sayang ( 5 tahun)
KM 1 – KM 2 = Bunda Cekatan (5 tahun)
KM 3 – KM 4 = Bunda Produktif ( 5 tahun)
KM 4 – KM 5 = Bunda Shaleha ( 5 tahun)
Tidak ada patokan khusus dalam menentukan rentang waktu, silakan anda buat sendiri sesuai dengan kemmapuan kita.
6. Uraikan kira-kira mata pelajaran apa saja yang harus kita pelajari satu-satu di mata kuliah pokok Bunda Sayang, Bunda Cekatan dsb.
7. Cari sumber belajarnya ada dimana saja dan KONSISTEN menjalankannya.
AKSELERASI
Apabila ternyata dalam belajar di jurusan ini mata anda makin berbinar, semangat anda tak pernah pudar, bisa jadi yang harusnya hanya investasi 2 jam/hari secara alamiah akan menjadi lebih dari 2 jam. Maka pilihlah aktivitas harian, waktu yang paling banyak menghabiskan hari-hari anda, adalah aktivitas yang memperbanyak “JAM TERBANG”. Kalau sudah seperti ini Allah sedang menghendaki anda untuk masuk program “AKSELERASI”
Ada dua cara akselerasi yaitu :
a. Menambah Jam terbang harian
b. Membeli Jam terbang
Bagaimana caranya membeli? Dengan mendatangi para ahli yang sesuai dengan bidang kita, belajar banyak dari beliau. Pelajari jatuh bangunnya seperti apa, sehingga kita bisa “jump starting” dengan tidak perlu mengulang kesalahan yang pernah dilakukan oleh para ahli tersebut. Sejatinya dengan mengikuti program matrikulasi ini, anda sedang membeli jam terbang.
c. Carilah mentor hidup anda yang bersedia memandu dengan konsisten agar anda mencapai sukses dengan lebih cepat lagi.
Dengan belajar bersungguh-sungguh di NHW #4 ini, teman-teman akan dengan mudah menyusun “customized curriculum” untuk anak-anak kita masing-masing.silakan mulai dari diri bunda dulu untuk bisa merasakannya. Karena kalau bundanya sudah bisa, maka kita akan mendapatkan bonus kemampuan menyusun kurikulum bagi anak-anak kita.
Kuncinya hanya dua
FOKUS dan KONSISTEN
Jadilah yang terhebat di bidang Anda masing-masing. Jangan pernah menyerah.
“If today is a bad day, tomorrow maybe worst, but the day after tomorrow is the best day in your life. You know what? Most people die tomorrow evening!” – Jack Ma
Selamat menempuh 10.000 jam terbang anda.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Sumber Bacaan :
Materi Matrikulasi IIP Sesi #4, Mendidik dengan Kekuatan Fitrah, 2018
Hasil NHW#4, Peserta Matrikulasi IIP, 2018
Malcolm Galdwell, Outliers, Jakarta, 2008
NHW #4 Mendidik Dengan Kekuatan Fitrah Berbaasis Hati Nurani
NICE HOMEWORK #4
MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH
Bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP, masih semangat belajar?
Kali ini kita akan masuk tahap #4 dari proses belajar kita. Setelah bunda berdiskusi seru seputar mendidik anak dengan kekuatan fitrah , maka sekarang kita akan mulai mempraktekkan ilmu tersebut satu persatu.
a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?
b. Mari kita lihat Nice Homework #2, sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.
c.Baca dan renungkan kembali Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.
Contoh :
Seorang Ibu setiap kali beraktivitas selalu memberikan inspirasi banyak ibu-ibu yang lain. Bidang pelajaran yang paling membuatnya berbinar-binar adalah “Pendidikan Ibu dan Anak”. Lama kelamaan sang ibu ini memahami peran hidupnya di muka bumi ini adalah sebagai inspirator.
Misi Hidup : memberikan inspirasi ke orang lain
Bidang : Pendidikan Ibu dan Anak
Peran : Inspirator
Contoh :
Seorang Ibu setiap kali beraktivitas selalu memberikan inspirasi banyak ibu-ibu yang lain. Bidang pelajaran yang paling membuatnya berbinar-binar adalah “Pendidikan Ibu dan Anak”. Lama kelamaan sang ibu ini memahami peran hidupnya di muka bumi ini adalah sebagai inspirator.
Misi Hidup : memberikan inspirasi ke orang lain
Bidang : Pendidikan Ibu dan Anak
Peran : Inspirator
d. Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.
Contoh : Untuk bisa menjadi ahli di bidang Pendidikan Ibu dan Anak maka Ibu tersebut menetapkan tahapan ilmu yang harus dikuasai oleh sebagai berikut :
1. Bunda Sayang : Ilmu-ilmu seputar pengasuhan anak
2. Bunda Cekatan : Ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga
3. Bunda Produktif : Ilmu-ilmu seputar minat dan bakat, kemandirian finansial dll.
4. Bunda Shaleha : Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang
Contoh : Untuk bisa menjadi ahli di bidang Pendidikan Ibu dan Anak maka Ibu tersebut menetapkan tahapan ilmu yang harus dikuasai oleh sebagai berikut :
1. Bunda Sayang : Ilmu-ilmu seputar pengasuhan anak
2. Bunda Cekatan : Ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga
3. Bunda Produktif : Ilmu-ilmu seputar minat dan bakat, kemandirian finansial dll.
4. Bunda Shaleha : Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang
e. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup
contoh : Ibu tersebut menetapkan KM 0 pada usia 21 th, kemudian berkomitmen tinggi akan mencapai 10.000 (sepuluh ribu ) jam terbang di satu bidang tersebut, agar lebih mantap menjalankan misi hidup. Sejak saat itu setiap hari sang ibu mendedikasikan 8 jam waktunya untuk mencari ilmu, mempraktekkan, menuliskannya bersama dengan anak-anak. Sehingga dalam jangka waktu kurang lebih 4 tahun, sudah akan terlihat hasilnya.
Milestone yang ditetapkan oleh ibu tersebut adalah sbb :
KM 0 – KM 1 ( tahun 1 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang
KM 1 – KM 2 (tahun 2 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan
KM 2 – KM 3 (tahun 3 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Produktif
KM 3 – KM 4 ( tahun 4) : Menguasai Ilmu seputar Bunda shaleha
contoh : Ibu tersebut menetapkan KM 0 pada usia 21 th, kemudian berkomitmen tinggi akan mencapai 10.000 (sepuluh ribu ) jam terbang di satu bidang tersebut, agar lebih mantap menjalankan misi hidup. Sejak saat itu setiap hari sang ibu mendedikasikan 8 jam waktunya untuk mencari ilmu, mempraktekkan, menuliskannya bersama dengan anak-anak. Sehingga dalam jangka waktu kurang lebih 4 tahun, sudah akan terlihat hasilnya.
Milestone yang ditetapkan oleh ibu tersebut adalah sbb :
KM 0 – KM 1 ( tahun 1 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang
KM 1 – KM 2 (tahun 2 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan
KM 2 – KM 3 (tahun 3 ) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Produktif
KM 3 – KM 4 ( tahun 4) : Menguasai Ilmu seputar Bunda shaleha
f. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.
g. Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan
Sang Ibu di contoh di atas adalah perjalanan sejarah hidup Ibu Septi Peni, sehingga menghadirkan kurikulum Institut Ibu Profesional, yang program awal matrikulasinya sedang kita jalankan bersama saat ini.
Sekarang buatlah sejarah anda sendiri.
Karena perjalanan ribuan mil selalu dimulai oleh langkah pertama, segera tetapkan KM 0 anda.
Sekarang buatlah sejarah anda sendiri.
Karena perjalanan ribuan mil selalu dimulai oleh langkah pertama, segera tetapkan KM 0 anda.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
===================================================================
Daaaaan ini dia NHW #4 saya :
a. Jurusan ilmu yang saya pilih merupakan hasil diskusi dengan
suami. Karena kami menginginkan agar anak-anak kami (sekarang memang
baru 1 anak) bisa memiliki sifat-sifat Rasulullah SAW. Dan mereka bisa
memiliki keterampilan hidup yang dibutuhkan untuk hidup mandiri dan
tidak mengandalkan orang lain.
Memang belum
banyak progress penambahan ilmu saya di jurusan tersebut. Saya masih
terus belajar mengatur waktu agar ada waktu untuk terus menambah
pengetahuan saya di jurusan ini. Agar bisa maksimal dalam
pengaplikasiannya minimal pada anak-anak sendiri.
b. Saya akui masih sangaaat banyak hal-hal yang belum tercapai dari
list yang dibuat. Saya belum konsisten untuk melaksanakannya. Saya akan
terus belajar untuk memenuhi target yang sudah saya tulis pada checklist
tersebut. Dan saya akan mulai kembali dari hitungan hari-1.
c. Saya ingin bisa menguasai bidang Parenting ala Rasulullah SAW di mix dengan
metode Montessori. Sehingga apa yang saya lakukan bisa menjadi inspirasi
ibu lainnya dengan memberikan contoh apa yang saya lakukan dalam
penerapan bidang yang saya pilih.
Misi : Menjadi referensi cara mendidik anak bagi ibu lainnya
Bidang : Parenting ala Rasulullah SAW mix Metode Montessori
Peran : Pemberi referensi
Misi : Menjadi referensi cara mendidik anak bagi ibu lainnya
Bidang : Parenting ala Rasulullah SAW mix Metode Montessori
Peran : Pemberi referensi
d. Untuk menjadi ahli dalam bidang Prophetic Parenting mix Metode Montessori maka ilmu yang saya butuhkan :
1. Parenting ala Rasulullah SAW
2. Metode Montessori
3. Islamic Montessori
1. Parenting ala Rasulullah SAW
2. Metode Montessori
3. Islamic Montessori
e. Saya menetapkan KM 0 pada usia 28,5 tahun dan berkomitmen
akan memcapai 1000 jam terbang di bidang tersebut agar lebih mantap
menjalani misi hidup. Saya akan mendedikasikan 2 jam / hari untuk
mempelajari hal-hal tersebut.
Milestone nya :
Milestone nya :
KM 0 – KM 1 ( tahun 1 ) : Menguasai Ilmu seputar Parenting ala Rasulullah SAW
KM 1 – KM 2 (tahun 2 ) : Menguasai Ilmu seputar Metode Montessori
KM 2 – KM 3 (tahun 3 ) : Menguasai Ilmu seputar Islamic Montessori
KM 1 – KM 2 (tahun 2 ) : Menguasai Ilmu seputar Metode Montessori
KM 2 – KM 3 (tahun 3 ) : Menguasai Ilmu seputar Islamic Montessori
f. Saya belum mengalokasikan waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut dalam checklist. Akan saya masukkan, dan begini revisi checklist nya :
Kamis, 15 Februari 2018
Fitrah Orang Tua
๐๐ฎ๐๐ฎ๐๐ฎ๐๐ฎ๐๐ฎ
FITRAH ORANGTUA
Oleh : Ibu Septi Peni W
Jangan pernah ragu, takut salah dan merasa tidak mampu dalam mendidik anak kita. Santai sajalah
Allah sudah menginstalkan Kemampuan fitrah kita mendidik anak seiring dengan dititipkannya janin itu di rahim kita. Kalau anda tidak sanggup , pasti Allah akan menitipkan anak tersebut di rahim Ibu yang lain.
Karena Allah sudah memilih kita, maka kitalah perempuan terpilih tersebut. Yang ada selama ini kita tidak mau bersungguh-sungguh menjalankan “kehormatan” kita sebagai perempuan terpilih.
Sehingga selama ini perkaranya bukan BISA atau TIDAK BISA, melainkan MAU atau TIDAK MAU.
Kalau kita sudah MAU belajar untuk anak kita, pasti Allah akan memberikan banyak kepahaman lewat laku kita
๐ฎ๐๐ฎ๐๐ฎ๐๐ฎ๐๐ฎ๐๐ฎ
FITRAH ORANGTUA
Oleh : Ibu Septi Peni W
Jangan pernah ragu, takut salah dan merasa tidak mampu dalam mendidik anak kita. Santai sajalah
Allah sudah menginstalkan Kemampuan fitrah kita mendidik anak seiring dengan dititipkannya janin itu di rahim kita. Kalau anda tidak sanggup , pasti Allah akan menitipkan anak tersebut di rahim Ibu yang lain.
Karena Allah sudah memilih kita, maka kitalah perempuan terpilih tersebut. Yang ada selama ini kita tidak mau bersungguh-sungguh menjalankan “kehormatan” kita sebagai perempuan terpilih.
Sehingga selama ini perkaranya bukan BISA atau TIDAK BISA, melainkan MAU atau TIDAK MAU.
Kalau kita sudah MAU belajar untuk anak kita, pasti Allah akan memberikan banyak kepahaman lewat laku kita
๐ฎ๐๐ฎ๐๐ฎ๐๐ฎ๐๐ฎ๐๐ฎ
Rabu, 14 Februari 2018
TJ NHW #4 Mendidik Dengan Kekuatan Fitrah Berbasis Hati Nurani
Pertanyaan 1:
Restika Kananingsih
Berkaitan dengan NHW#4 sekarang, berarti kita flashback ke NHW sebelumnya kan? Nah, kalo ternyata pas yang NHW#1 ingin ganti jurusan ilmu dan di-NHW#2 ada yang ditambah dan dikurangi (ditambah karena dirasa seharusnya ada dalam ceklis tapi belum ditulis, dikurangi karena sudah 3 minggu tidak terlaksana) itu boleh teh?
Jawab
Selama fokusnya jelas ada di tahap mana, ilmu lain itu enrichment saja. Yang tidak boleh adalah mendalami satu ilmu tidak tuntas, tinggal, ganti yang lain, ketika memang itu kita suka maka tidak akan muncul rasa jenuh, yang ada kita terus mencari-dan mencari, tidak akan pernah ada kata 'yes, akhirnya selesai'
Pertanyaan 2:
Nina Muthi Athifah
a. Untuk mengerjakan NHW#4, kan ada fase review NHW 1,2,3. Jika ada koreksi apakah kita harus melampirkan ulang NHW 1,2,3 yang sudah direvisi? Itu maksud saya, apa nanti NHW 1,2,3 nya dilampirkan ulang sekalian bareng NHW#4?
b. Kita kan nanti membuat milestone masing-masing ya, sesuai dengan tujuan kita. Milestone ini lebih kepada kerja praktek perharinya? Jadi lebih spesifik lagi dan fokus pada misi kita?
Apa boleh disimpulkan kalau NHW#4 ini adalah bagaimana cara kita menjadi seorang profesional di bidang yang kita sudah tentukan? Nah cara-cara agar menjadi profesionalnya, kita yang tentukan.
Jawab
Iya boleh teh
Bisa dituliskan atau dijelaskan saja bagian mananya yang dirubah.
b. Yang lebih tau mana yang paling baik ya kita sendiri. Kita renungkan, mana yang paling kita SUKA dan BISA (sesuai passion) sehingga semua indikator ini terukur.
Easy (mudah melakukannya)
Enjoy (senang melakukannya)
Excelent (bagus hasilnya)
Earn (menghasilkan uang/rezeqi)
Pertanyaan 3:
Restu Ayu Ekatama
Untuk poin a, ilmu yang diminati di universitas kehidupan, apakah boleh menjadi beberapa poin? Atau tetap dipilih mana yang paling dibutuhkan?
Jawab
Selama fokusnya jelas ada di tahap mana, ilmu lain itu enrichment saja. Yang tidak boleh adalah mendalami satu ilmu tidak tuntas, tinggal, ganti yang lain, ketika memang itu kita suka maka tidak akan muncul rasa jenuh, yang ada kita terus mencari-dan mencari, tidak akan pernah ada kata 'yes, akhirnya selesai'
Perlu diingat kalau pointer di matrikulasi ini adalah bagaimana bunda selesai dulu dengan diri sendiri, seperti kita belajar, sesuai passion kita, jangan sampai tidak sesuai passion. Selesaikan dulu diri kita kalau kita sudah memilih jurusan yang benar-benar gue banget... Insya Allah anak-anal kita akan mudah menemukan bakatnya
Sang Maha Pencipta menghadirkan kita di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan "misi spesifiknya", tugas kita memahami kehendakNya.
Baiknya fokus pada satu jurusan dulu, setelah dirasa mumpuni, baru ambil jurusan lain. Silahkan masuk keranah publik asalkan jangan sampai ada yang merasa dikorbankan. Penuhi hak-hak orang lain disekitar kita, suami atau anak-anak. Buat jadwal quality time untuk mereka.
Tugas kita selama di matrikulasi ini adalah kita belajar dan selesai dengan urusan misi hidup kita dahulu.
Kira-kira, jika teman belajar (ibu)-nya saja belum bisa menemukan fitrah dan mencapai misinya seperti apa, bisa tidak membantu anak untuk menemukan fitrah dan misi hidupnya?
Pertanyaan 4:
Arsy Fauziah
Teteh, saya beneran baru dapet bgt poinnya skrg. Hiks. Tertampar banget sama paragraf terakhir teh Nita dijawaban buat teh Restu Ayu. Oia jurusan ilmunya berarti bisa dikerucutkan ya teh?
Jawab
Aha ! Teteh sudah menemukan point nya.
Betul makin kesini NHW, makin di ajak mengerucut ya teh
Pertanyaan 5:
Noer Fauziah Rahman
Untuk yg milestone, apakah ada rentang waktu tertentu yang harus dicapai? Standarnya berapa? Apa harus 10.000 jam? Kalau yang belum punya anak, apakah perhitungannya dimulai dari ketika punya anak atau bebas teh?
Jawab
Coba cermati kembali apa yang diminta di NHW.
Poin-poin pertanyaan di NHW itu adalah sebuah parameter yang menjadi dasar kita membuat milestone.
Seandainya merasa perlu merombak NHW sebelumnya, tidak masalah. Disesuaikan bisa 1 tahun atau berapa tahun kita bisa menguasai suatu ilmu tesebut.
b. Silahkan teh, sebelum punya anak juga ga apa, silahkan disesuaikan.
Karena sesuatu itu harus ada akhir, misal bidang edukasi akan berakhir jadi educator
Pertanyaan 6:
Nida Muthi Athifa
Teteh pengen konfirmasi perihal pengerjaan masing-masing poin
1. Teteh, poin a & b berarti isinya seperti hasil evaluasi kita gimana, gitu ya?
2. Poin c, kita semakin spesifikkan peran apa yang bisa kita berikan, begitu kah? Tapi kalau masih mencari-cari peran yang tepat gimana teh?
3. Poin d & f masih agak bingung bikin tahap & milestone-nya, bisa kasih contoh yang lebih konkret teh? 4. Poin f, kalau belum ada waktunya, ditambahin. Betul?
5. Dilaporkannya gimana?
Jawab
Point
1. Betul seperti evaluasi
2. Maka harus jelas dulu, apa yang membuat kita easy,earn,enjoy,excelent
3. Misalnya tahun pertama harus selesai atau menguasai apa ? Tahun kedua harus selesai atau menguasai apa ? dst.
4. Tentang membuat kandang waktu
5, Dituliskan teh, diceritakan
Pertanyaan 7:
Murni Fitri Fatimah
Terukur teh mksdnya dibatasi ga waktunya? Misalnya disepakati bersama gitu ga teh?
Jadi tolak ukurnya ga seragam ya teh tiap orang? Berdasarkan kesadaran masing-masing aja?
Jawab
Ya kita beri batas waktu harus menguasai itu berapa lama.
sedikit ilmu yang didapat, langsung tuliskan dan praktekkan, begitu seterusnya. Karena jam terbang itu bukan teori tapi praktek.
Dan tidak ada prosentase yang baku dalam mencari ilmu atau mempraktekkannya. Ilmu dan amal berjalan beriringan.
Bisa saja seperti kelas matrikulasi ini, belajarnya mungkin 3 bulan selesai, tapi setelah itu pengamalannya yang masih terus berlanjut sampai kita lulus dalam universitas kehidupan (almarhum).
Penutup:
Dewi Nita Purnama Sari
Saya tutup dengan tulisan Bunda Septi Peni W
Saya dapat ilmu dari Elan ( anak saya no 3) tentang “The Connection”. Hal tersebut dilontarkan Elan, ketika saya bilang hampir 87 % mahasiswa Indonesia itu salah jurusan, termasuk saya. Elan langsung membantahnya. Tidak ada sebenarnya salah jurusan itu bu, semua memang sudah diatur olehNya. Kemudian Elan mulai memandu saya agar menyebutkan apa saja yang saya pelajari ketika kuliah? apa saja yang didapatkan waktu itu di luar jam-jam kuliah. kemudian Saya diminta untuk memerinci lebih dalam lagi apa yang saya kerjakan saat ini untuk memperkuat peran hidup saya saat ini. Setelah saya perinci semuanya saling berhubungan erat satu sama lain. Semua akan saling bersimultan sebagai satu kesatuan. KM-KM yang kita tetapkan itu bukan untuk mengevaluasi apakah kita sudah TUNTAS/BELUM TUNTAS, melainkan sebagai road map kita agar kita bisa mengevaluasinya sebagai perjalanan yang ON TRACK atau OFF TRACK.
Restika Kananingsih
Berkaitan dengan NHW#4 sekarang, berarti kita flashback ke NHW sebelumnya kan? Nah, kalo ternyata pas yang NHW#1 ingin ganti jurusan ilmu dan di-NHW#2 ada yang ditambah dan dikurangi (ditambah karena dirasa seharusnya ada dalam ceklis tapi belum ditulis, dikurangi karena sudah 3 minggu tidak terlaksana) itu boleh teh?
Jawab
Selama fokusnya jelas ada di tahap mana, ilmu lain itu enrichment saja. Yang tidak boleh adalah mendalami satu ilmu tidak tuntas, tinggal, ganti yang lain, ketika memang itu kita suka maka tidak akan muncul rasa jenuh, yang ada kita terus mencari-dan mencari, tidak akan pernah ada kata 'yes, akhirnya selesai'
Pertanyaan 2:
Nina Muthi Athifah
a. Untuk mengerjakan NHW#4, kan ada fase review NHW 1,2,3. Jika ada koreksi apakah kita harus melampirkan ulang NHW 1,2,3 yang sudah direvisi? Itu maksud saya, apa nanti NHW 1,2,3 nya dilampirkan ulang sekalian bareng NHW#4?
b. Kita kan nanti membuat milestone masing-masing ya, sesuai dengan tujuan kita. Milestone ini lebih kepada kerja praktek perharinya? Jadi lebih spesifik lagi dan fokus pada misi kita?
Apa boleh disimpulkan kalau NHW#4 ini adalah bagaimana cara kita menjadi seorang profesional di bidang yang kita sudah tentukan? Nah cara-cara agar menjadi profesionalnya, kita yang tentukan.
Jawab
Iya boleh teh
Bisa dituliskan atau dijelaskan saja bagian mananya yang dirubah.
b. Yang lebih tau mana yang paling baik ya kita sendiri. Kita renungkan, mana yang paling kita SUKA dan BISA (sesuai passion) sehingga semua indikator ini terukur.
Easy (mudah melakukannya)
Enjoy (senang melakukannya)
Excelent (bagus hasilnya)
Earn (menghasilkan uang/rezeqi)
Pertanyaan 3:
Restu Ayu Ekatama
Untuk poin a, ilmu yang diminati di universitas kehidupan, apakah boleh menjadi beberapa poin? Atau tetap dipilih mana yang paling dibutuhkan?
Jawab
Selama fokusnya jelas ada di tahap mana, ilmu lain itu enrichment saja. Yang tidak boleh adalah mendalami satu ilmu tidak tuntas, tinggal, ganti yang lain, ketika memang itu kita suka maka tidak akan muncul rasa jenuh, yang ada kita terus mencari-dan mencari, tidak akan pernah ada kata 'yes, akhirnya selesai'
Perlu diingat kalau pointer di matrikulasi ini adalah bagaimana bunda selesai dulu dengan diri sendiri, seperti kita belajar, sesuai passion kita, jangan sampai tidak sesuai passion. Selesaikan dulu diri kita kalau kita sudah memilih jurusan yang benar-benar gue banget... Insya Allah anak-anal kita akan mudah menemukan bakatnya
Sang Maha Pencipta menghadirkan kita di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan "misi spesifiknya", tugas kita memahami kehendakNya.
Baiknya fokus pada satu jurusan dulu, setelah dirasa mumpuni, baru ambil jurusan lain. Silahkan masuk keranah publik asalkan jangan sampai ada yang merasa dikorbankan. Penuhi hak-hak orang lain disekitar kita, suami atau anak-anak. Buat jadwal quality time untuk mereka.
Tugas kita selama di matrikulasi ini adalah kita belajar dan selesai dengan urusan misi hidup kita dahulu.
Kira-kira, jika teman belajar (ibu)-nya saja belum bisa menemukan fitrah dan mencapai misinya seperti apa, bisa tidak membantu anak untuk menemukan fitrah dan misi hidupnya?
“ Just DO It”
Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan!
Pertanyaan 4:
Arsy Fauziah
Teteh, saya beneran baru dapet bgt poinnya skrg. Hiks. Tertampar banget sama paragraf terakhir teh Nita dijawaban buat teh Restu Ayu. Oia jurusan ilmunya berarti bisa dikerucutkan ya teh?
Jawab
Aha ! Teteh sudah menemukan point nya.
Betul makin kesini NHW, makin di ajak mengerucut ya teh
Pertanyaan 5:
Noer Fauziah Rahman
Untuk yg milestone, apakah ada rentang waktu tertentu yang harus dicapai? Standarnya berapa? Apa harus 10.000 jam? Kalau yang belum punya anak, apakah perhitungannya dimulai dari ketika punya anak atau bebas teh?
Jawab
Coba cermati kembali apa yang diminta di NHW.
Poin-poin pertanyaan di NHW itu adalah sebuah parameter yang menjadi dasar kita membuat milestone.
Seandainya merasa perlu merombak NHW sebelumnya, tidak masalah. Disesuaikan bisa 1 tahun atau berapa tahun kita bisa menguasai suatu ilmu tesebut.
b. Silahkan teh, sebelum punya anak juga ga apa, silahkan disesuaikan.
Karena sesuatu itu harus ada akhir, misal bidang edukasi akan berakhir jadi educator
Pertanyaan 6:
Nida Muthi Athifa
Teteh pengen konfirmasi perihal pengerjaan masing-masing poin
1. Teteh, poin a & b berarti isinya seperti hasil evaluasi kita gimana, gitu ya?
2. Poin c, kita semakin spesifikkan peran apa yang bisa kita berikan, begitu kah? Tapi kalau masih mencari-cari peran yang tepat gimana teh?
3. Poin d & f masih agak bingung bikin tahap & milestone-nya, bisa kasih contoh yang lebih konkret teh? 4. Poin f, kalau belum ada waktunya, ditambahin. Betul?
5. Dilaporkannya gimana?
Jawab
Point
1. Betul seperti evaluasi
2. Maka harus jelas dulu, apa yang membuat kita easy,earn,enjoy,excelent
3. Misalnya tahun pertama harus selesai atau menguasai apa ? Tahun kedua harus selesai atau menguasai apa ? dst.
4. Tentang membuat kandang waktu
5, Dituliskan teh, diceritakan
Pertanyaan 7:
Murni Fitri Fatimah
Terukur teh mksdnya dibatasi ga waktunya? Misalnya disepakati bersama gitu ga teh?
Jadi tolak ukurnya ga seragam ya teh tiap orang? Berdasarkan kesadaran masing-masing aja?
Jawab
Ya kita beri batas waktu harus menguasai itu berapa lama.
sedikit ilmu yang didapat, langsung tuliskan dan praktekkan, begitu seterusnya. Karena jam terbang itu bukan teori tapi praktek.
Dan tidak ada prosentase yang baku dalam mencari ilmu atau mempraktekkannya. Ilmu dan amal berjalan beriringan.
Bisa saja seperti kelas matrikulasi ini, belajarnya mungkin 3 bulan selesai, tapi setelah itu pengamalannya yang masih terus berlanjut sampai kita lulus dalam universitas kehidupan (almarhum).
Penutup:
Dewi Nita Purnama Sari
Saya tutup dengan tulisan Bunda Septi Peni W
Saya dapat ilmu dari Elan ( anak saya no 3) tentang “The Connection”. Hal tersebut dilontarkan Elan, ketika saya bilang hampir 87 % mahasiswa Indonesia itu salah jurusan, termasuk saya. Elan langsung membantahnya. Tidak ada sebenarnya salah jurusan itu bu, semua memang sudah diatur olehNya. Kemudian Elan mulai memandu saya agar menyebutkan apa saja yang saya pelajari ketika kuliah? apa saja yang didapatkan waktu itu di luar jam-jam kuliah. kemudian Saya diminta untuk memerinci lebih dalam lagi apa yang saya kerjakan saat ini untuk memperkuat peran hidup saya saat ini. Setelah saya perinci semuanya saling berhubungan erat satu sama lain. Semua akan saling bersimultan sebagai satu kesatuan. KM-KM yang kita tetapkan itu bukan untuk mengevaluasi apakah kita sudah TUNTAS/BELUM TUNTAS, melainkan sebagai road map kita agar kita bisa mengevaluasinya sebagai perjalanan yang ON TRACK atau OFF TRACK.
Langganan:
Postingan (Atom)